Ini adalah novel romansa. Yang menceritakan karier dan cinta. Mengisahkan cinta yang bahagia tentang meraka yang jatuh, gagal, bangkit lagi, dan tumbuh bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bellaetrix, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
What Are You Thinking?
Askara
Aku menunggu cahyaka di luar mobil milik Arya, sedangkan Arya sudah berada di dalam mobil. Ya Arya meminta mereka berdua untuk menggunakan 1 mobil saja yaitu mobilnya, ku lihat cahyaka yang sedang menuruni tangga. Raut wajahnya berubah saat seseorang menelponnya. Aku mendengar samar samar percakapan mereka, aku yakin itu seorang pria. Apakah dia yang membuat cahyaka seperti ini. Aku ingin tau pria itu, aku ingat saat cahyaka katakan bahwa semua laki laki menginginkan wanita yang sempurna dan dia tidak memiliki itu. Apakah itu adalah pria yang sama, yang membuat kepercayaan diri dan keceriaannya hilang? Kalau memang benar dia aku pastikan, pria itu akan menyesal telah membuat cahyaka menjadi seperti ini. Setelah cahyaka tiba di bawah aku masuk ke dalam mobil dan diapun masuk di dalam mobil di belakang.
"Kita mau kemana nih?"
"Udah yang penting jalan aja dulu ya kan ar, biar ada udara segar gak di dalam terus"
Aku sebenarnya tidak ada rencana untuk keluar tapi setelah melihat nya menerima telpon dari seseorang, aku rasa jalan jalan sebentar akan membuat dia merasa sedikit lebih tenang. Akhirnya setelah aku mengajak cahyaka keluar akupun memberi tahu Arya.
"Kita keluar aja yuk, cari udara segar, kayaknya cahyaka juga butuh udara segar deh"
"Ya udah kalau gitu, mau ke mana kita nih?"
"Yang penting jalan aja dulu lah, sekalian mikirnya di jalan juga, ya udah turun dulu yuk, dia mau ganti baju"
Setelah itu kami pergi
"Kamu ada tempat yang mau di kunjungi gak ay?" Arya bertanya kepadanya
"Emmm ke pantai Ancol aja yuk, boleh gak?"
"Boleh kok"
Arya mengemudikan mobilnya ke arah pantai Ancol. Tak butuh waktu lama rupanya kita sudah sampai. Kamipun membayar tiket untuk masuk. Setibanya di dalam cahyaka memilih duduk di pasir sambil melihat matahari terbenam.
"Aku beli cemilan sama minuman dulu ya, ada yang mau request mau apa?"
"Terserah aja ar"
"Kopi jangan lupa"
Arya pergi sambil mengacungkan jempolnya kepadaku. Aku tak tahan lagi untuk bertanya kepadanya, saat kulihat wajahnya aku merasa seperti ada yang sesuatu yang membuatku sakit, seperti tergores, mungkin karena kami tumbuh bersama sama dari kecil.
"Apa yang sedang kamu pikirkan Ra?"
Dia menoleh ke arahku dengan heran
"Maksud kamu?"
"Sudah aku katakan bukan kamu boleh cerita kepada ku tentang hal apapun itu, kalaupun kamu ada masalah aku akan bantu kamu, kita cari jalan keluarnya, aku tak bisa melihat mu seperti ini Ra, kemana kamu yang ceria dan percaya diri? Tolong beri tahu aku, bagaimana caranya agar kamu seperti dulu lagi?, aku ingin melihat kamu seperti dulu lagi"
Cahyaka
Aku tak menyangka pria di sebelahku akan mengatakan hal seperti itu. Sungguh aku ingin bercerita tapi, aku belum berani mengungkapkan semuanya. Jadi aku hanya mengatakan kepadanya
"Aku baik baik aja, itu hanya perasaanmu saja ska"
"Kamu tak percaya padaku?" Bukan, bukan aku tak percaya padanya hanya saja, aku belum berani mengungkapkannya
"Aku percaya padamu ska tapi, aku sungguh tak apa apa"
"Bohong, kamu bohong padaku, aku"
Sebelum askara selesai berbicara Arya sudah tiba di sini, akhirnya pembahasan kamipun terhenti.
"Ini dia hot chocolate untuk Cahya dan kopi buat kamu"
"Terimakasih ar"
"Thanks you"
"Lagi ngobrolin apa kok suasananya kek tega gini"
"Enggak gak ada apa apa" Askara menjawab pertanyaan Arya.
"Benar ay gak ada apa apa?"
"Iya gak apa apa " aku sambil tersenyum kepadanya.
"Ya udah, eh iya ska malam ini kamu tidur di mana?"
"Hotel keknya"
"Ngapain di hotel? Di tempat aku aja lah"
"Enggak perlu repot-repot lah"
"Enggak lah, gak mungkin kan nginep tempat Cahya?"
"Ya enggak lah, kalau ketahuan calon bini nginep di tempat cewek habis aku"
"Makanya di tempat aku aja"
"Ya udah deh kalau kamu maksa, lumayan gratis"
Kami bercengkrama cukup lama, angin malam terasa sangat dingin. Akupun mengajak mereka untuk pulang.
"Pulang yuk, udah kerasa dingin di sini"
"Ehh kita makan malam dulu gimana ay?"
"Aku masih kenyang sih, kalau kalian laper gak apa apa aku tungguin"
"Ya udah kita take away aja sekalian makan di tempat kamu, aku juga mau ambil tas sama mobil buat ke tempat Arya"
"Di tempat ku lauknya banyak, cuma nasi doang yang tinggal dikit"
"Udah gak apa apa ay, kita take away aja seperti yang ska bilang, biar kamu gak repot"
"Ya udah kalau gitu"
Kamipun pergi dari sini, diperjalanan Arya tak lupa untuk mampir di resto untuk membeli makan malam kami. Arya membuka seltbelnya dan menoleh ke arahku
"Kamu mau ikut masuk gak?"
"Aku males banget mau keluar"
"Ya udah, ayo turun ikut aku ke dalam " setelah bertanya padaku Arya mengajak askara untuk turun.
Askara belum beranjak dari tempat duduknya dan Arya sudah keluar dari mobil.
"Aku sungguh ingin tahu apa yang terjadi Ra, aku harap kamu mau cerita sama aku"
Setelah mengatakannya askara turun dari mobil dan menghampiri Arya.
Perasaanku menjadi tak karuan setelah apa yang dia katakan padaku. Aku belum siap ska, sungguh. Ku pejamkan mataku sejenak, tapi rupanya aku tak sadar sudah berubah lama ku pejamkan mataku, aku tak tidur hanya terlalu banyak yang kupikirkan, sampai sampai aku tak sadar kalau mereka sudah ada di dalam mobil. Kali ini Askara yang menyetir bukan Arya. Kamipun tiba di tempatku. Ku ambil alat makan di dapur untuk kami bertiga. Kami makan malam bersama. Setelah makan malam mereka berdua berpamitan untuk pergi.
"Makasih ya ay, kapan kapan aku boleh mampir ke sini lagi gak?"
"Boleh kok, kapan aja kalau ada waktu boleh mampir ke sini"
"Ya udah kita pergi ya"
"Hati hati di jalan"
Tiba tiba askara meminta waktu untuk berbicara dengan ku saja.
"Kamu boleh turun dulu ar, aku ada hal penting yang ingin di bicarakan dengan Cahya"
"Baiklah aku tunggu di bawah"
Saat Arya turun Askara mengatakan
"Aku mungkin tak akan sempat berpamitan kepada mu saat akan kembali ke Bandung, aku mau komunikasi kita lancar seperti dulu lagi, baik baik di sini jaga kesehatan, kalau ada apa apa tolong hubungi aku, aku akan datang membantumu, sampai jumpa di hari pernikahan ku, aku harap kamu meluangkan waktu mu untuk hari bahagia ku"
"Semoga urusan kamu lancar Disni dan kembali dengan selamat sampai di Bandung, aku usahakan untuk hadir di acara bahagia mu"
"Selamat malam Ra, semoga mimpi indah, semoga kamu bahagia selalu"
Aku hanya tersenyum kepada nya diapun pergi, ku tutup pintu ku, dan tiba tiba air mataku jatuh, ada rasa sakit saat perpisahan kali ini tak seperti tahun yang lalu, apa karena aku tahu bahwa ini memang benar benar perpisahan ku dan dia, perpisahan yang membuat ku harus berhenti berharap akan balasan perasaan ini.