Semasa Joanna kecil ia tidak pernah menyukai kehadiran anak-anak laki-laki yang tinggal satu rumah dengannya. Namun, ketika duduk dibangku SMA Joanna merasa dirinya merasakan gejolak aneh. Ia benci jika Juan dekat dengan orang lain. Ia tidak bisa mengartikan perasaannya pada laki-laki itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnettasybilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13 : Dia Kembali
...- happy reading -...
...***...
Pagi ini suasana sekolahan sudah cukup ramai, jelas saja begitu karena hari ini adalah hari digelarnya pensi. Keributan terdengar di ruangan dance. Mereka sibuk dengan pakaian masing masing dan make up, beberapa juga sibuk mengingat gerakan dan latihan sedikit sebelum tampil nanti.
"Duh Kak Bobby, ini baju nya memang buat gue ya kak?" Juan sedikit merengek menatap penampilannya sejak bergantian baju.
"Gak papa. Kan sebelum ganti udah ada tulisannya kan kalau itu punya kamu?" Juan mengangguk ringan. "Lo tambah keren pas pakai baju itu. Cocok juga kelihatannya."
"Tapi Kak—"
"Udahlah Juan. Pakai ajah. Team kostum kita juga pastinya capek bangat pilihkan kostum ini buat kita semua." Juan pun pasrah dan menerima kostum itu ia pakai
Sembari menunggu, Juan sedikit berlatih di depan cermin, pakaian nya kali ini terlihat sexy karena konsep tarian yang ditentukan Bobby.
Girlvy semua sudah berkumpul di depan panggung bersama dengan murid lain. Sekarang mereka sedang melihat penampilan dari anak musik. Disamping Joanna, seorang lelaki yang tampak menikmati acara, sesekali mengajak Joanna berbicara, walaupun hanya sedikit tanggapan yang lelaki itu terima.
"Lo seneng bisa balik lagi kesini?" tanya Joanna lalu diangguki oleh laki-laki bernama Ardan itu.
"Ya seneng lah! Gue di Surabaya susah beradaptasi, terus gue seneng bisa liat lo lagi." Ardan tersenyum, bersamaan dengan matanya yang menyipit.
"Itu dia penampilan dari Ekskul musik, acara selanjutnya pasti anak cewek pada suka nih. Tidak perlu lama lama, kita panggil aja Ekskul Dance!"
Juan dan teman teman nya berjalan cepat menuju panggung, percayalah jantungnya berdegup kencang, belum lagi suara riuh dari pasukan Girlvy dan siswa lain nya.
Laras yang melihat pakaian Juan tercengang dan terdiam, lain halnya dengan Sisil yang terkekeh sembari bertepuk tangan. Sementara Joanna menatap tidak suka ke arah Juan, pakaian itu terlalu hot pikirnya.
Ardan yang merasakan tatapan aneh Joanna pun merasa heran.
"Kenapa? Ada cowok lo disana?"
Joanna menggeleng namun tatapan nya masih melekat ke arah panggung, hal itu membuat Ardan menghela nafas kasar lalu kembali memfokuskan pandangan nya ke arah panggung.
Gemuruh tepuk tangan perlahan mengecil seiring dengan lampu yang padam, hanya tersisa lampu panggung saja. Musik pun sudah dimulai dan gerakan mereka di mulai. Semua mata tertuju ke sana, terlebih Juan yang menjadi center sehingga posisinya selalu di tengah, menarik atensi banyaknya perempuan di aula itu.
Mereka bergerak sesuai alunan musik dan koreo yang sudah mereka hapal, gerakan yang sedikit erotis membuat banyaknya siulan dan teriakan para siswi memenuhi aula.
"Gila Laras, itu Juan baju sama gerakan nya mantep njir..."
Sisil terlihat sangat menikmati penampilan itu, bahkan dia sangat heboh. Sebaliknya Laras menatap Sisil tidak suka,
"Jangan diliatin terus, calon cowok gue itu anjir!"
Laras mendorong wajah Sisil membuat perempuan itu mendengus sebal. Sisil yang duduk di samping kiri Laras melihat keduanya dengan senyum tipis lalu pandangan nya kembali ke arah panggung.
Setelah lagu selesai, mereka berjalan keluar panggung dan di lanjut dengan team BTS yang tidak kalah heboh dengan antusias penonton. Juan segera mengambil minum dan duduk di ruang tunggu samping panggung.
Lalu setelah penampilan team BTS selesai, kini ia dan yang lainnya ikut masuk ke panggung untuk menampilkan dance terakhir, lagu worth it milik fifth harmony.
Ardan melirik kembali ke arah Joanna pandangan itu masih sama. Lalu ia menyadari bahwa pandangan Joanna tertuju ke arah gadis dengan jaket bomber yang sedang menari di atas panggung. Laki-laki itu berpikir keras, ia tidak pernah melihat cowok berjaket itu sebelumnya. Atau dia adik kelas? Tapi kenapa Joanna menatapnya sampai segitunya?
Penampilan anak dance pun selesai, suara tepuk tangan sangat kencang terdengar bahkan sampai mc kembali naik ke panggung dan memberikan kuis game.
"Hayo tadi abis liat yang ganteng-ganteng pasti seneng kan? Sekarang gue mau nanya, yang tadi cover BTS jadi Jungkook siapa?"
Lalu banyak yang mengangkat tangan dan satu persatu di izinkan untuk menjawab. "Bastian!" Perempuan itu menjawab dengan lantang dan berhasil mendapat hadiah.
"Pertanyaan selanjutnya, masih seputar anak dance tadi. Masih ingat kan sama yang tampil ditengah pas lagu pertama? Yang pake jaket itu loh masa lupa. Siapa namanya?"
Mendengar pertanyaan itu pun Arda langsung membenarkan posisi duduknya lalu melirik ke arah Joanna, cowok itu menggumamkan nama.
"Juan."
"Juan?" gumam Ardan lalu ia kembali melihat ke arah panggung untuk mencari jawaban nya.
"Yang pake jaket kan? Juan atuh, si paling keren!" jawab Reyhan diiringi kekehan dan ejekan dari Girlvy.
Bahkan Girlvy kenal sama dia, pikir Ardan. Ia sibuk dengan pikirannya, berbeda dengan Juan yang kini berjalan masuk ke aula lewat pintu samping, ia mencari tempat duduk dan melihat ke tiga teman nya namun kecewa saat melihat kursi penuh.
"Ju, maaf banget tadi pada maksa mau duduk disini, jadi mau ga mau kita biarin deh," ucap Yuda dengan ekspresi bersalah.
"Gapapa gue cari tempat lain aja." Juan tersenyum lalu berjalan pelan mencari kursi kosong.
"Sini Juan." Panggil Laras, pria itu melambaikan tangan dan langsung di datangi oleh Juan.
"Duduk sini aja, nih di tengah." Laras bergeser sehingga ada tempat kosong di tengah, antara Sisil dan Laras.
"Serius kak? Aduh sorry ya ngerepotin." Juan pun duduk disana dan menikmati acara.
"Penampilan lo keren tadi." Puji Sisil, mendengar itu sontak semburat kemerahan muncul di pipi chubby milik Juan.
Lalu sebuah hoodie tersampir di atas paha Juan, hoodie berwarna putih itu Dean letakkan di atas paha Juan.
"Pakai. Takut lo masuk angin."
"Makasih kak, nanti gue balikin kok." Juan merapihkan hoodie itu agar menutupi tubuh dan area perutnya yang berotot.
"Santai.. Ga di balikin juga gue ga bakal protes." Laras terkekeh pelan.
"Ngga lah kak, masa gue ambil kaya nyita barang aja." Celetuk Juan lalu keduanya tertawa renyah.
"Ekhmm."
Juan dan Laras menoleh ke arah Sisil, melihat itu Sisil terdiam dan tersenyum canggung begitupun dengan Juan, gadis itu merutuki dirinya yang tertawa kencang sehingga mengganggu orang lain.
"Juan, gue ke toilet sebentar ya? Disini kan anak-anak Girlvy semua, lo gak usah canggung," ujar Laras sembari menunjuk ke tiga baris bangku yang ternyata semuanya anak-anak Girlvy.
Setelah mengangguki ucapan Laras, kini Juan kembali fokus ke panggung. Hingga seorang gadis datang dengan membawa banyak balon di tangan nya.
"Juan ya?" tanya gadis itu. Juan yang bingung hanya mengangguk lalu gadis itu menyodorkan satu tali dengan balon helium yang mengapung berwarna abu-abu.
"Apa ini?"
"Secret admirer, pecahin aja Kak balon nya nanti ada surat di dalamnya. Aku permisi dulu ya, masih banyak balon yang harus di antar." Gadis itu tersenyum ramah lalu beranjak menjauh. Juan memandang balon itu, apa ia pecahkan sekarang?
"Lo punya secret admirer tuh. Osis lagi buka event jadi orang bisa ngirim surat lewat balon itu, lo pecahin aja balon nya," jelas Sisil.
Juan hanya mengangguk lalu memecahkan balon itu dengan jarum bros yang ia pakai. Dan benar saja, sebuah kertas jatuh dari dalam sana. Dengan cepat Juan mengambilnya dan membacanya.
-Penampilan lo bagus sayang, tapi gue gak suka baju lo yang terbuka itu, apalagi lo disukai banyak cowok-
Juan menggigit bibirnya, apalagi ini? la semakin muak dengan surat tidak jelas ini, ia harus segera mencari tahu pengirim surat ini. Gadis itu melirik sekitarnya lalu pandangan nya terhenti pada Sisil yang sedang tersenyum, melihat penampilan adik kelas yang menyanyikan lagu Me After You milik Paul Kim.
Juan muak dengan semua ini, meskipun surat itu tidak berisi ancaman, tapi tetap saja ia merasa risih.
"Gue harus cari tau siapa orangnya," gumam Juan yakin.