NovelToon NovelToon
Kesalahan Fatal

Kesalahan Fatal

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: veli2004

Desya yang terlahir dari keluarga sederhana ia dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang lelaki yang dimana lelaki itu inti dari permasalahannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon veli2004, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gugup

Saat aku membuka kedua mataku betapa terkejutnya aku melihat pemandangan disekelilingku yang kini telah gelap semua hanya di terangi oleh cahaya kunang-kunang.

"Aku tertidur rupanya" gumamku.

Perasaanku mulai tak karuan perasaan takut itu muncul lagi, Aku segera meninggalkan tempat itu dan berlari menuju depan rumah yang besar nan mewah itu.

"Nyonya dari mana? " Tanya seorang pelayan wanita kepadaku, dari ekspresi nya terlihat ia kebingungan.

"Dari belakang" jawabku singkat, tanpa menunggu perkataan dari wanita itu aku pun bergegas masuk kedalam kamar.

Buggghhhh!!!

Tepatnya saat aku membuka pintu lalu masuk aku sampai tak sadar Evan berdiri, akupun tak sengaja menabraknya hingga kami sama-sama terjatuh dilantai.

"Nggak bisa lihat ada orang sedang berdiri? , apa kamu nggak punya mata? " Ucap Evan.

"Maaf aku nggak sengaja" jawabku dengan nada pelan.

Dia bahkan tidak mempertanyakan aku darimana dan sepertinya dia tidak khawatir dengan keadaanku.

"Makan" ucap Evan yang berlalu pergi turun ke lantai bawah.

Satu ucapan yang dia lontarkan kepadaku yang memang aku sudah tau apa maksud dari perkataannya itu, karena perutku yang sudah keroncongan aku turun ke lantai bawah mengikuti Evan.

Makanan sudah tersaji diatas meja makan yang luas yang dimana aku pun bingung harus makan yang mana dan harus memulai dari mana.

Aku mengambil udang serta nasi sedikit dan juga sayuran tak lupa satu potong daging yang dimasak dengan cara di goreng lalu ditumis sudah pasti sangat enak.

Tanpa berfikir panjang aku langsung menyantap semua makanan yang telah aku ambil tanpa menghiraukan ada orang dan tanpa menghiraukan Evan yang sedang duduk disampingku.

"Rakus sekali, kamu seperti nggak makan sebulan" ucap Evan.

Yang dimana ucapan itulah yang membuatku terdiam, dia bukan senang aku makan banyak dan juga makan lahap dia malah tak suka dengan kelahapan makanku.

Mungkin karna dia terlahir dari keluarga berdarah biru jadi pantas saja berbeda denganku, Aku menunduk dan kutahan semua air mata yang sudah akan keluar.

"Lain kali makanlah dengan benar" ucapnya lagi sehingga membuatku terdiam untuk kesekian kalinya.

"Maaf " jawabku, aku langsung meninggalkan ruang makan itu walau dengan keadaan perutku yang masih keroncongan.

Aku sudah tak menghiraukan apapun yang terjadi dimeja makan itu, aku tak hiraukan Evan yang akan marah kepadaku. Rasanya tak enak bila makan dengan orang yang tak menyukai ku.

"Dia bahkan tak peduli kepadaku, dia bahkan tak mencariku lantas mengapa aku selalu ingin dia peduli kepadaku kamu sangat bodoh Sya kamu bodoh tau nggak" Gumam ku lirih.

Baru berapa hari dirumah besar ini namun, perasaanku sudah tak betah dan ingin pulang kerumah kedua orang tuaku yang sayang kepadaku serta tak pernah sekalipun memberikan aku perkataan yang menyakitkan ataupun menyinggung hatiku.

Aku menarik selimut empuk itu dan ku tutupin tubuhku dengan selimut tersebut, tanpa memikirkan keadaanku sendiri aku memilih untuk tidur mungkin dengan cara tidur semua masalah akan selesai.

Namun, kenyataannya tidak seperti apa yang aku bayangkan. Mataku sama sekali tak bisa dipejamkan bahkan sudah berapa kali saja aku mencoba paksa untuk tidur namun semuanya terasa sia-sia.

"Kemana Tuan Evan? " Tanyaku kepada seorang lelaki yang menjadi penjaga dirumah kami.

"Tuan baru saja keluar Nyonya" jawabnya dengan suara yang pelan.

"Keluar kemana malam-malam begini? " Tanyaku lagi yang menaruh rasa curiga kepada Evan serta seorang lelaki yang berada didepanku.

"Tuan ada urusan penting yang harus dikerjakan".

Aku terdiam, memang benar Evan sangat sibuk karena perusahaan yang sedang berjalan lancar yang tengah ia jalankan.

Malam yang terasa sepi, aku menuju dapur saat jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam yang dimana semua orang yang ada dirumah itu sudah tertidur pulas.

Nyam~Nyam~Nyam~

Rasa daging serta lauk pauk lainnya sangat enak apalagi dimakan dengan nasi tambah membuatku semangat dan lahap, belum juga kenyang aku mengambil kembali beberapa lauk pauk dan juga tiga sendok nasi.

Rasa laparku tak bisa terbendung lagi untuk saat ini sambil makan sambil juga aku melirik keluar dapur takutnya nanti ada orang yang melihatku lalu melaporkan hal ini kepada Evan.

Setelah kenyang aku segera membersihkan sisa makanku lalu mencuci piring makanku agar tak meninggalkan bekas.

"Syukur deh sudah kenyang, jam segini Evan belum juga pulang? apa aku harus tunggu yah" ucapku dengan rasa iba.

Jam menunjukkan pukul satu malam namun Evan sama sekali belum pulang, Aku heran selarut ini kerja apa aku bahkan tidak tau apa yang sedang suamiku lakukan diluaran entah itu kerja atau bukan, perasaanku saat ini tak karuan dan juga resah seperti ada sesuatu yang terjadi kepadanya.

Aku takut dia kenapa-napa dijalan saat pulang, hatiku amburadul, Dudukku tak tenang lagi aku mondar mandir kesana kemari sambil menengok jam dinding .

Krieeeetttt~~~

Pintu kamar terbuka dan disitu terlihatlah Evan dengan memegang jasnya yang berwarna hitam itu. Hatiku lega dia tidak kenapa-napa.

"Kenapa belum tidur? " Tanya nya kepadaku.

"Aku tunggu kamu pulang Van, aku takut kamu kenapa-napa. Aku khawatir" jawabku.

"Lain kali nggak usah tunggu aku pulang, aku kerja bertemu dengan orang penting " ucapnya.

"Aku buatin kopi yah? " pintaku namun segera ditolaknya.

"Nggak usah" ucapnya dengan nada singkat, jelas, dan padat.

Aku menggelengkan kepalaku, aku memilih untuk segera tidur karena sudah sangat larut.

"Kamu belum tidur? " Tanyaku saat masih melihat Evan duduk dikursi dengan memandangi laptopnya dan juga beberapa kertas diatas meja itu.

"Masih ada yang harus ku kerjakan" sahutnya dengan nada pelan.

Aku mendekati lelaki yang telah sah menjadi suamiku, lalu melihat apa yang sedang ia kerjakan dengan serius.

Wajahku ku dekatkan disamping wajahnya untuk melihat dengan jelas apa yang sedang ia lihat didepan laptopnya.

Saat aku membalikkan wajahku untuk melihatnya namun tanpa aku sadari dia juga membalikkan wajahnya untuk melihatku. Sesaat kemudian kami pun saling berpandangan satu sama lain.

Jantungku berdetak sangat kencang, aku juga langsung gugup ditatap dengan tatapan mematikan Evan, tatapan yang biasa ia berikan kepada ku sampai-sampai aku menjadi kaku dan mengeras seperti batu.

Namun kemudian Evan mengalihkan pandangannya ke laptopnya, dan mulai mencari sesuatu didalam kertas tersebut.

"Tidur saja dulu sudah malam banget" Ucapku karena merasa iba dengannya yang sudah berjuang sepenuh hati untukku dan juga untuknya.

"Ini nggak bisa ditunda, besok berkas-berkas ini akan di berikan oleh Ayah" jawabnya.

Aku hanya mengangguk faham saja walaupun memang aku sama sekali tak pernah melihat perusahaan Evan.

1
Menteng Jaya
masih lanjut kan thor
vell: iya msih
total 1 replies
Menteng Jaya
thor lanjutin dong kebiasaan deh berhenti ditengah jln
Menteng Jaya
kenapa didalam rumah evan ga ada satupun yg ngobrol sama sya sih thor?.
♥\†JOCY†/♥
Terima kasih telah membuat kami terhibur dengan cerita yang luar biasa ini. Semoga terus sukses 🙏
Matsuri :v
Cerita seru banget, gak bisa dijelasin!
Myōjin Yahiko
Sempat lupa waktu sampai lupa mandi, duh padahal butuh banget idung dipapah😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!