Theodore Sulivan menganggap semua wanita di dunia ini adalah sumber masalah. Masalalu yang memaksanya karena dirinya di khianati oleh sang istri di depan matanya membuat dirinya berubah menjadi sosok pria dingin dan seakan tidak tersentuh.
Namun tiba-tiba dunianya kembali berwarna kala dirinya di pertemukan dengan guru sang putra bernama Hana Pertiwi.
Hana Pertiwi justru takut kepada Theo karena menganggap Theo adalah pria yang menyeramkan sekaligus menyebalkan.
"Call me daddy, baby atau kau akan terus berada dalam cengkraman ku sekaligus penghangat ranjangku" ucap Theo dengan nada dingin namun penuh intimidasi!!!!
Apakah Hana bisa bersama Theo, ataukan Hana malah semakin takut pada pria itu....??????????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Riko Kabur
Azizah sudah bersiap-siap untuk pergi ke rumah Rahmi walaupun dengan uang seadanya ia akan mengikat Rahmi dan Riko karena perbuatan mereka yang sudah berbuat dosa membuat Azizah mau tidak mau harus melamar Rahmi untuk Riko.
Tapi Azizah yakin seberapa pun uang yang ia bawa akan membuat Rahmi menerima dan senang lantaran Rahmi sudah sangat mencintai sang anak.
Di dalam kamarnya Azizah siap sudah memakai gamis dan kerudung lalu ia keluar dari kamarnya untuk memanggil sang putra.
"Ko keluar dong, ayo kita berangkat sekarang di luar Uwa, Mamang sama bibi-bibi sudah menunggu" ajak Azizah sembari mengetuk pintu kamar Riko namun hening tak ada jawaban dari dalam.
"Riko cepat waktunya mepet ini, keluar dong jangan diam terus" namun hal yang sama tidak ada jawaban dari Riko.
"Mana si Riko, Teh? " tanya Nurlela, adiknya Azizah.
"Gak tahu udah Teteh ketuk-ketuk pintu kamarnya dia gak keluar-keluar" jawab Azizah.
"Ko, ini Bi Lela keluar dong. Ayo kita berangkat" ucap Nurlela gantian mengetuk-ngetuk pintu kamar Riko namun sama saja tak ada sahutan.
"Ya Allah gimana ini" Azizah sudah was-was.
"Bentar Teh, Lela panggil A Ujang dulu" ucap Nurlela lalu pergi ke depan rumah dimana semua saudara-saudaranya sedang berkumpul.
"A, gimana atuh si Riko gak mau keluar" ucap Nurlela pada Kakaknya.
"Gak mau keluar gimana? Waktunya berangkat sekarang" balas Ujang heran.
"Teh Zizah udah ketuk-ketuk pintu kamarnya tapi si Riko gak keluar kamar" ucap Nurlela.
"Wah gak beres ini mah, ayo kita dobrak aja sekalian" ucap Ujang lalu berjalan ke dalam rumah.
"Gimana Teh? " tanya Ujang pada Azizah.
"Jang, udah Teteh ketuk-ketuk si Riko gak keluar kamar.. Hikhikhik... Gimana ini, Jang" Azizah berkata sembari menangis.
"Riko keluar, ini Mamang. Jangan bikin Emak kamu resah, Ko keluar" ucap Ujang dengan suara yang keras namun tetap saja tidak ada sahutan.
"Dobrak aja pintunya Teh" ujar Salman adik Azizah yang paling kecil.
"Ya sok dobrak aja" balas Azizah.
Ujang dan Salman mendobrak pintu kamar Riko hingga engsel-engselnya lepas, disana terlihat kamar itu kosong tak ada Riko di dalamnya.
"Astaghfirullah, si Riko kemana? " Azizah sangat panik.
"Kemana dia, Riko kamu bener-bener bikin orang panik" ucap Nurlela.
Salman dan Ujang mencari-cari di sekitar kamar Riko, lalu netra Salman melihat jendela kamarnya terbuka.
"Si Riko kabur" ucap Salma.
"Hah Kabur? Arghhhhhhhhh" mendengar itu Azizah menjerit lalu tak sadarkan diri.
"Teh Zizah... hikhikhik" Nurlela menangis kala melihat sang kakak terkapar.
Azizah langsung di bawa ke rumah sakit.
Sementara di kediaman Rahmi, gadis itu sedang menunggu dengan harap-harap cemas.
"Mana keluarga Riko? Katamu sore ini ingin kemari? " tanya Karno sang bapak.
"Bi Azizah udah bilang kok Pak kalau sore ini bakal kerumah kita. Bapak sabar dong" balas Rahmi.
"Lagian kenapa keluarga Si Riko ngedadak ingin kerumah kita, emang sejak kapan kalian pacaran? " tanya Lilik, sang Ibu.
Kedua orang tua Rahmi tidak tahu apa yang sudah terjadi antara Riko dengan Rahmi. Mereka tahunya Riko akan melamar dan Rahmi bilang ia dan Riko diam-diam pacaran sudah lama.
"Sejak 2 tahun, Mak" jawab Rahmi.
"Huekkkkk" Tiba-tiba Rahmi mual, ia lantas berlari ke kamar mandi.
Di dalam, gadis itu memuntahkan apa yang ada dalam perutnya. Entahlah sudah 1 minggunya selalu merasa tidak enak badan.
Diliputi kegelisahan sesuatu ketakutan yang ia pikirkan mungkin telah terjadi ini merasa dia pun bulan ini belum datang bulan. Sewaktu dirinya bersetubuh dengan Riko, Riko selalu memuntahkan benihnya dari dalam.
"Tidak, tidak mungkin kalau aku hamil" ucap Rahmi dengan panik.
Ia memang mencintai Riko, tapi ia tidak mau buru-buru punya anak.
"Rahmi keluar, kamu kenapa? " tanya Lilik merasa heran pasalnya akhir-akhir ini sang anak terlihat pucat dan kurang sehat di tambah sering muntah-muntah.
Lilik tak ingin berburuk sangka dengan sang putri karena ia tahu kalau Rahmi adalah gadis baik-baik.
"Itu keluarga Riko sudah datang" teriak lagi Lilis dari luar.
Mendengar nama pria pujaan hatinya di sebut, membuat Rahma bahagia lahir batin. Ia pun buru-buru keluar dari kamar mandi.
"Riko sudah datang, Mak? " tanya Rahmi.
"Paman nya aja yang datang, gak tahu mungkin Riko lagi halangan" balas Lilik.
Mendengar itu hati Rahmi menjadi gelisah.
Ia pun di gandeng oleh Lilik berjalan menemui keluarga Riko. Ketika Rahmi tiba di ruang tamu, ia heran kenapa ada satu orang saja. Dimana Azizah? Dimana Riko?.
"Perkenalkan saya Ujang adiknya Teh Azizah. Maaf saya kemari ingin memberitahukan satu hal kepada Dek Rahmi dan orang tua bahwa Riko tidak jadi melamar Rahmi" ucap Ujang serasa petir di siang bolong membuat Rahmi terperanjat.
"TIDAK!! Tidak bisa begitu. Bang Riko harus tetap menikahiku.. hikhikhik.. Kemana Bang Riko, kemana? " Rahmi bertanya dengan histeris.
"Tenang Rahmi, tenang. Mungkin kalian tidak berjodoh" ucap Lilik masih dengan tenang.
"Gak bisa Mak, Bang Riko harus menikah sama Rahmi.. hikhikhik.. Bang Riko" teriak lalu dia pingsan
Di rumah itu suasana begitu keos, Rahmi langsung dibaringkan di atas sofa.
"Ini sebenarnya ada apa? " tanya bapaknya Rahmi.
"Sebenarnya kami juga tidak tahu Pak, hanya saja tadi siang kakak saya Teh Azizah menyuruh kami untuk berkumpul karena Riko Ingin melamar Rahmi. Teh Azizah tidak bilang apa-apa tetapi ketika kami ingin datang kemari Riko tiba-tiba hilang mungkin dia kabur" papar Ujang.
Karena semakin diliputi kebingungan dan melihat reaksi Rahmi rasa takut muncul di hati Karno secara tiba-tiba.
"Begini saja Pak, sekarang saya telepon dulu Teh Zizah, siapa tahu dia sudah siuman" ucap Ujang yang langsung di angguki oleh Karno.
Ujang menelepon tak lama panggilannya di angkat.
"Gimana A? " tanya Nurlela.
"Teh Zizah sudah siuman? " tanya Ujang.
"Udah" jawab Nurlela.
"Kasih teleponnya ke Teh Zizah, suruh bicara langsung sama bapaknya Rahmi" pinta Ujang.
Ponsel itu langsung berpindah ke genggaman Azizah, dan ia pun bicara dengan Karto.
"Maaf Pak, kami tidak bisa datang ke rumah Bapak, karena Riko kabur" ucap Azizah dengan suara lemas.
"Tolong Bu ceritakan yang jelas kenapa tiba-tiba keluarga Ibu Ingin melamar Rahmi? Yang saya tahu Rahmi itu tidak punya pacar sebelumnya dan jika pun tidak jadi melamar ya kami tidak apa-apa" ucap Karno masih dengan polosnya akan masalah putrinya tidak besar.
"Yakin Bapak ikhlas begitu saja? Apa Bapak tahu kalau Riko dan Rahmi sudah melakukan hal yang dilarang agama? Mereka berdua telah berkali-kali melakukan hubungan badan Pak di rumah saya dan di rumah bapak. Apakah bapak akan ikhlas begitu saja jika anak saya pergi dan tidak tanggung jawab? " tanya Azizah.
Hal itu Karno menjadi paham dan seketika ia menjadi emosi.
"Dasar badjingan, berani-beraninya anak Ibu melakukan itu terhadap anak saya! Anak saya itu gadis baik-baik pasti Riko yang sudah merayu Rahmi kan? " bentak emosi Karno.
"Bapak jangan menyalahkan satu pihak saja Pak, sesungguhnya Riko itu mau menikah dengan kekasihnya teman Rahmi sendiri tapi Rahmi merebutnya dan memberikan tubuhnya kepada Riko sehingga Riko tergoda. Yang salah di sini itu adalah anak Bapak tak mungkin jika Riko sampai kabur karena mungkin dia tidak mau dinikahkan. Di sini kita sama-sama salah Pak, saya juga merasa malu dengan tindakan Riko tapi mau bagaimana lagi dia tidak ada dan saya bingung harus mencarinya ke mana" Papar Azizah sembari terisak.
"Saya tidak mau tahu pokoknya anak Ibu harus tanggung jawab kepada Rahmi. Rahmi sampai menangis meraung-raung dan pingsan ternyata mereka sudah melakukan perbuatan yang sangat dilarang agama. Saya harap Ibu cari anak Ibu sampai ketemu dan segera nikahkan dengan Rahmi" ucap Karno dengan tegas.
"Iya Pak, saya akan mencari Riko! Saya juga malu dengan perbuatannya tapi Bapak jangan salahkan anak saya, putri Bapak pun juga sama intinya anak kita sama-sama salah" ucap Azizah
Panggilan telepon itu pun hentikan dengan kesepakatan keluarga Riko harus mencari Riko sampai dapat untuk dinikahkan dengan Rahmi sementara Rahmi yang kini tengah pingsan sedang diobati oleh Lilik sang ibu.