NovelToon NovelToon
XAVIER BLOOD (I Was Trash)

XAVIER BLOOD (I Was Trash)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Aliansi Pernikahan
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Magisna

--Balas dendam terbaik adalah dengan menjadi pemenang sejati--

Setelah dicampakkan ayahnya dan diputus status sebagai Tuan Muda saat usia delapan tahun karena kutukan, Xavier bangkit sebagai sisi yang berbeda setelah dewasa. Mengusung nama besar Blood dengan menjadi panglima perang sejati dan pebisnis andal di kekaisaran.

Namun ... pada akhir dia tetaplah sampah!

---Ekslusif di NOVELTOON---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ɛpɪsoʊd 20

Pintu yang baru saja ditutupnya dengan gerakan lemah disandari Xavier dengan punggungnya. Wajahnya mendongak ke langit-langit dengan mata terpejam. Hatinya mendadak kacau sesaat keluar dari kamar penyembuhan.

Ada sesuatu dalam diri Aegle yang cukup aneh.

“Aku harus mencari tahu sendiri," putusnya kemudian setelah membuka mata.

Ternyata tak secepat keputusan itu. Perasaan kacau dalam hatinya terus mengganggu hingga memakan waktu. Sampai dia mondar-mandir resah dalam kamarnya.

Pada akhir dia tertidur begitu saja di atas sofa.

Saat terbangun di pagi buta, perasaannya sudah lebih baik, tak lagi seresah malam. Dia menegakkan badan lalu melangkah gegas ke arah cermin, mengamati pantulan bayangannya di sana.

“Sebagian tubuhku sudah berwarna normal." Xavier puas dan senang melihat itu, meskipun belum sepenuhnya hilang. Berbalik-balik badan untuk memastikan bahwa semua adalah nyata.

“Aku bahkan merasakan bau busuk itu tidak lagi menyengat. Artinya, saat proses penyembuhan selesai, tubuhku akan normal seperti dua puluh tahun yang lalu.”

Mencubit jumlah tahun yang banyak itu ....

Dua puluh tahun lalu yang kelam, saat usianya masih di tahun keempat. Anak kecil tampan dengan mata semerah darah.

Mengenang dan terseret ke masa itu, wajah Xavier langsung berubah datar, sorot matanya menjadi keruh.

Kilas Balik 🌀

“Kau telah membunuh anakku!” Wanita bergaun biru dengan hiasan aneh di kepalanya itu meraung dengan air mata berderaian. Seorang anak lelaki kecil berusia sekitar enam tahun, tergolek di hadapannya dengan sebatang mata panah tertancap tepat di jantung. Darah yang mengalir tidak berwarna merah, melainkan hijau.

“Kau pembunuh, Bajingan!”

Balthazar memundurkan tubuh perlahan dengan wajah tegangnya. “A-aku, aku sungguh tidak sengaja, Nyonya!" tampiknya membela diri. “Demi apa pun yang kulihat adalah seekor kelinci. Kenapa ... kenapa jadi anak kecil itu yang mati?!”

“DIA ANAKKU!” teriak wanita itu, yang ternyata adalah wanita siluman dari klan kelinci bulan.

Meski dia siluman, tapi bukan keahliannya menghidupkan orang yang sudah mati. Dia hanya siluman penghuni hutan, bukan pengubah takdir kematian. Dan anaknya baru saja meregang nyawa di ujung anak panah yang dilesatkan Balthazar tepat ke jantung putranya saat pria itu berburu.

Tatapan siluman itu kemudian jatuh pada anak kecil yang sedari tadi ketakutan di belakang Balthazar, bersembunyi dengan gemetar.

“Ayah ... aku takut!" Xavier kecil itu meremas semakin kuat pakaian Balthazar.

Mendengar sebutan ayah dari mulut anak itu, siluman kelinci bulan langsung tahu jika anak itu adalah putra dari pria yang telah membunuh anaknya.

Balthazar semakin takut dengan tatapan siluman itu.

“Xavier, ayo pergi dari sini!” Alih-alih digamit dalam gendongan, tangan Xavier kecil justru malah ditarik untuk ikut berlari. Langkah tidak seimbang membuat bocah kecil itu terseret-seret hingga seluruh kakinya berdarah tergores akar-akar pepohonan.

Siluman itu tentu saja tidak akan tinggal diam melihat pembunuh putranya melarikan diri. Dia memang tidak bisa keluar dari hutan, tapi ....

“DARI UJUNG KEGELAPAN, DARI BULAN YANG MURAM, DARI KEBENCIAN YANG MENGHITAM, DARI KEMATIAN YANG MENGERIKAN ... AKU HAORAM ... MENGUTUK ANAK PEMBURU ITU DENGAN BAU DARAH BUSUK DARI MAYAT-MAYAT BERGELIMANGAN ... SEUMUR HIDUPNYA.”

Haoram bisa melakukan itu, semesta mengabulkannya.

Balthazar memang berhasil membawa Xavier melarikan diri keluar dari hutan, tidak ada pengejaran dari penyihir Haoram, tapi saat sampai di rumah, ketika seluruh luka Xavier akan diobati, kulit putih dari seluruh tubuh bocah itu sudah berubah warna menjadi ungu kehitaman dengan corak-corak aneh seperti coretan kusut dan juga ... bau amis darah busuk menyeruak menyiksa hidung.

Xera Blood yang saat itu masih hidup meraung-raung melihat keadaan putranya. Sudah cukup menderita dengan kelakuan suaminya yang gemar bermain judi dan perempuan, bebannya bertambah dengan penderitaan Xavier.

Xera sempat memberanikan diri datang ke hutan di mana Balthazar berburu dan membunuh putra siluman kelinci bulan, tapi hutan itu tak lagi ada, hilang entah kemana. Berubah menjadi sehamparan danau hijau dengan pepohonan kering di sekeliling.

Pengobatan kemana pun dibantu Homer--ayahnya, tidak membuahkan hasil. Kesehatan Xera terus menurun. Balthazar malah sibuk dengan dunia kotornya tanpa mau bertanggung jawab, entah sebagai ayah atau sebagai suami. Malah semakin gila dengan membawa perempuan berganti-ganti.

Sampai akhirnya Xera menyerah dalam pusara, memaksa Xavier terpaksa sebatang kara sebelum diserahkan pada Homer di usia kedelapan tahun.

Kilas balik Selesai.

“Setelah membuatku terkutuk selama itu, dia bahkan tak ada hati untuk menjadi wadahku berbagi penderitaan. Meski Balthazar ayahku sendiri, aku tak berniat memaafkannya.”

Mungkin setelah mengetahui Xavier mulai lepas dari kutukan, Balthazar akan berbalik hadap, bisa juga akan menjilat untuk meminta berbagi harta yang dihasilkan kerja keras anak yang dia abaikan sekian lama.

“Tidak! Tidak akan mudah kuberi muka!”

Sekarang pandangan Xavier jatuh ke bagian bawah tubuhnya, dari pinggang sampai ke ujung kaki.

PATS!

Matanya membulat lebar.

Bagian-bagian itu ...

Pipinya langsung bersemu merah.

Artinya Aegle akan menyentuh bagian-bagian rawan yang serapat mungkin disembunyikan.

“Bagaimana aku menghadapinya?”

Memikirkan sentuhan Aegle, perasaan kacau semalam menyerang kembali.

“Tidak! Aku harus memastikannya lebih dulu!”

Langkah-langkah lebar mendorongnya keluar kamar.

Ruangan pengobatan kembali didatanginya.

Pintu dibuka rusuh, dan .... “Dia sudah pergi.”

Jelas, ini sudah pagi, Aegle sudah tak di sana.

Muncul senyuman kecut di wajah Xavier.

“Wanita ini sungguh-sungguh ... mendadak membuatku gila,” racaunya.

Pintu kembali ditutup, tidak jadi masuk karena tujuannya sudah tak ada. Kini dia terdiam. “Kenapa aku harus tertidur sih?!”

Sedang untuk menemukan Aegle, Xavier tidak tahu di mana persembunyiannya.

Tapi tentu saja ... ada Satoru.

Mata merah yang tajam semakin tipis menatap satu lukisan kecil di sisi pintu.

“Dia muncul hanya di saat malam. Dan siangnya ... aku akan memastikan dari jalan yang lain.”

Andai sesuatu itu tidak dilihatnya, sedikit pun Xavier tidak ingin tahu tentang kehidupan seperti apa yang dijalani Aegle. Kebutuhannya hanya sebatas pelepasan kutukan---selesai. Tapi jika begini, semua jelas tidak sederhana lagi seperti di awal.

Perasaannya kini seperti teraduk. Keadaan mendadak rumit dan terkumpul di kepalanya.

Langkah terayun menuju kamar Ashiana, lagi.

Sampai di sana, dalam samar cahaya pagi, Xavier melihat, wanita itu meringkuk dengan selimut sampai ke leher.

Hanya berdiri mematung. Hatinya terlalu sumbang untuk melahirkan sebuah makna. Ashiana ... dan kemunculan Aegle sebagai wanita lain yang terasa seperti mimpi.

Ada dorongan kuat yang memaksanya mendekati istrinya itu.

Tidak biasanya, dia menurunkan tubuh, duduk di kasur sebelah Ashiana.

Pejam mata itu ditatapnya. Disibaknya rambut Ashiana yang menutupi sebagian wajah, lalu ....

Perasaannya jadi berdebar.

Saking banyak pikiran menumpuk dalam kepala, yang dia lakukan berikutnya sungguh tidak ada dalam rencana.

Sebuah kecupan dia daratkan di bibir Ashiana. Tidak sekilas, beberapa detik sampai cukup untuk membuat mata wanita itu terbuka.

“Pejamkan lagi saja. Tidurlah. Maaf aku mengganggumu.”

Mungkin dianggap mimpi, mata Ashiana kembali terkatup rapat.

Begitu banyak yang ingin Xavier katakan, tapi jelas hanya akan jadi omong kosong yang tak dianggap. Ashiana bukan tempat yang tepat untuk diajak bicara meskipun itu tentang dirinya sendiri.

“Dua hari lagi aku akan berangkat ke Kepulauan Seth.” Artinya kepengawasan Ashiana berada dalam genggaman Willow tanpa dirinya.

Tubuh yang tegap kembali dia tegakkan, berdiri lalu melangkah keluar. Di sela langkah .... “Aku harus memanggil Satoru.”

1
Machan
komplotan penjahatnya itu
Machan
wew ah, sang pemberani ini
Oe Din
M*A*N*T*A*P*.....!!!!
ⱮαLєƒι¢єηт: Hehe!
Makasih, Kak.
Sehat terus ya ....😇
total 1 replies
Machan
tadinya dikira mo dijadiin anu'an ya, taunya hanya pelayan
Wan Trado
hmm typo dikit, yg penting bisa dipahami 😁🤝
ⱮαLєƒι¢єηт: Kalo penulis kejelipet jari pas lagi ngetik, kgk sadar jadi typo, berarti belon espreso... 🤣
total 1 replies
Oe Din
Tidak dari Luhde maupun Proka yang "setiap" padanya ( setia )
ⱮαLєƒι¢єηт: sudah revisi, kak. makasih koreksinya./Smile/
total 1 replies
Oe Din
Grim Hills, dari tanah mati...
Di tangan Xavier, berubah menjadi tanah mematikan ( untuk musuh2nya )...
Wan Trado
Hati-hati xavier jangan buat ashiana menjadi pelarian setelah apa yg mulai berkobar dari aegle..
Wan Trado: huahahaha diperjelas pulakk... 🤣🤣 ntar ada yg berimajinasi lagi.. 😆
ⱮαLєƒι¢єηт: Itu mah lato-lato dongks...🤣
total 4 replies
Oe Din
"Eagle" mulai beraksi ( Aegle )
Oe Din
Aegle khawatir jika sering melihat dada bidang Xavier, dia ngiler ...
/Drool//Drool//Drool/
ⱮαLєƒι¢єηт: Harusnya jangan kuatir ya, Kak. mending bawa baskom buat nampung ileran🤣
total 1 replies
Wan Trado
jangan bilang dadanya aegle yg terlihat.. 😆
ⱮαLєƒι¢єηт: bukan maen ....🤣
total 1 replies
Wan Trado
ehh diceritain pula bokong dan dadanya.. hihihi.. bikin kita berimajinasi lebih lanjut ajee.. 🤣🤣🤣
Wan Trado: si imin memang bisa ajee.. semua terjaga dalam kenangan kok min..
😆🤣
ⱮαLєƒι¢єηт: Jaga hati, jaga otak, jaga imun dan iman.
Tapi bebaskan imin! 🤣
total 2 replies
Wan Trado
keren 👍
Wan Trado
negosiator handal juga si Xavier yaa.. 😆
Wan Trado: wuihh jadi malu... 😊😊 tapi makasih jugalah pujiannya 😆😆
ⱮαLєƒι¢єηт: Anda juga komentator andal./Hey/
total 2 replies
Wan Trado
pastikan grim hills menjadi kota yg makmur, sehingga membuka mata kaisar pelit tsb yaa😁
Wan Trado: huahaha.. kalo lagi nga naek motor, kita yg bisa boncengan ama dia yaa.. 🤣🤣🤣
ⱮαLєƒι¢єηт: Iya, sampe kalo naek motor, tumpah kiri dan kanan.🏋️
total 4 replies
Oe Din
mencari "kesemalatan" diri ( keselamatan )
ⱮαLєƒι¢єηт: Otw revisi, Kak.
Terima kasih😄
total 1 replies
Machan
planga-plongo kek orang be9o
Machan: asal jan ampe bunyi aja/Chuckle/
ⱮαLєƒι¢єηт: Planga plongo sambi ngeden🤣
total 2 replies
Machan
dalam hati keknya dia takut
Was pray
setelah xavier bebas dari kutukan minta tlng juga sama wanita penopeng utk menyembuhkan ashiana ..
ⱮαLєƒι¢єηт: Wah, nanti disampaikan ya, Kak😁
total 1 replies
Wan Trado
pelitnya single up... 😆
Wan Trado: pake jurus jari tunggalnya shao lim laaa 😆 biar ga kejelimpet lagi tuh jari 🤣
ⱮαLєƒι¢єηт: Wkwkwk!
Aku belon lolos2 beguru sama Om Krejiap. idenya masih selip, jarinya banyak kejelimpet.🥲
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!