Pernikahan 80 Hari

"Asisten pribadinya Kiev Arron!" Jawab Rachel dengan menundukkan kepalanya.

"Apa?"

Seketika, orang tuanya langsung syok mendengar jawaban Rachel.

"Kau jangan bercanda!" Bentak Vikko.

Tentu saja Vikko syok kalau yang dinikahi putrinya adalah asisten pribadi Kiev Arron. Yang diinginkan Vikko adalah putrinya memiliki suami yang kaya raya, punya perusahaan sendiri, seperti Violet yang mendapatkan suami seperti Kiev Arron.

"Rachel! Kamu fikir pernikahan itu main-main!" Sahut Saras yang tak kalah syok mendengar putrinya menikah dengan Leonardo.

"Aku tidak bercanda!" Sahut Rachel. Ia tidak mengerti harus menjawab apa, karena ia sudah jujur tapi orang tuanya justru tidak percaya.

Vikko dan Saras seketika langsung lemas mendengar jawaban dari mulut putrinya sendiri. Mereka tidak percaya itu, meskipun bekerja di perusahaan grup Arron sebagai Asisten Pribadinya Kiev, tetap saja status sosialnya tidak sama dengan keluarga mereka.

"Apa yang sudah kau lakukan, Rachel Victoria! Kau tau, kau bisa merusak reputasi keluarga Victoria! Keluarga kita sudah anjlok namanya, kau justru menikah dengan pria yang tidak memiliki status sosial yang lebih tinggi dari kita!" Vikko sungguh marah mengetahui putrinya menikahi Leon.

"Segera urus perceraianmu dengan pria itu!" Sahut Saras.

Rachel seketika terperanjat mendengar ucapan Mommynya.

"Tidak bisa, Mom! Tidak semudah itu! Bagaimana kalau aku hamil?" Sahut Rachel dengan cepat yang membuat orang tuanya tambah syok.

"Apa? Jadi, kau sudah tidur dengan pria itu?" Vikko merasa jantungnya tidak aman, hingga Mommy Saras segera mendekati suaminya lalu mengusap punggungnya.

"Tenangkan dirimu!"

Mana bisa tenang kalau begini, Rachel sudah membuatnya syok bukan main. Bagaimana nasib mereka nanti kalau Rachel menikah dengan seorang Asisten.

"Kau sungguh tidak memikirkan keluargamu, Rachel!" Vikko tidak bisa lagi menghadapi putrinya yang keras kepala.

Rachel hanya diam saja, ia juga tidak tau harus melakukan apa. Semuanya sudah terjadi, mana bisa ia ubah lagi. Apa ia harus mengatakan pada Leon untuk mengakhiri pernikahan sebelum masa kontrak selesai?

Vikko menarik nafasnya lalu membuangnya. Ia tidak bisa berharap pada Rachel. Tapi ia masih berharap keluarga Wisley menerima putrinya.

"Begini saja! Daddy akan tetap menghubungi keluarga Wisley kalau kau sudah kembali! Daddy juga akan menceritakan semuanya, bahwa kau sudah menikah! Putra mereka sangat menyukaimu, kalau mereka menerimamu. Maka kau harus bercerai dari pria tidak jelas itu!" Ucap Vikko dengan tegas.

Rachel tersentak mendengar kata-kata Daddynya. Rachel menggelengkan kepalanya tidak setuju akan yang dikatakan oleh Daddy Vikko.

"Ya, Mommy setuju! Boy Wisley lebih baik dibandingkan pria yang kau nikahi itu! Masa depannya cerah, keluarganya terpandang, dan yang paling penting mereka bisa membantu keluarga kita!" Sahut Mommy Saras.

Rachel tidak mengerti bagaimana pemikiran kedua orangtuanya yang tidak masuk akal. Padahal ia sudah mengatakan bisa saja dirinya hamil anak Leon.

"Mana bisa begitu, Mom, Dad! Aku nggak mau menikah dengan Boy Wisley! Dia itu Cassanova, sering bergonta-ganti pasangan diranjang!" Sahut Rachel dengan tegas.

"Sifat seperti itu bisa berubah! Boy hanya bosan dengan hidupnya, setelah ia menikah denganmu, Daddy yakin dia akan menjadi suami yang baik dan setia! Kamu juga bukan gadis kan, kamu akan terbiasa dengan pernikahan itu nantinya!"

Apapun alasannya, Rachel tetap tidak ingin menikah dengan putra keluarga Wisley. Boy yang sudah menjebaknya, hingga ia berakhir tidur dengan Leon dan sekarang terpaksa menikah dengan kulkas dua puluh pintu itu.

.....

Tentu saja berita kepulangan Rachel telah terdengar ditelinga keluarga Wisley, karena Vikko yang memberi kabar.

"Jadi Rachel sudah dipulang?" Tanya Boy.

"Ya nak! Calon istrimu sudah kembali! Kita atur kembali waktu untuk bertamu kerumah mereka!" Sahut Tuan Wisley.

Boy nampak senang mendengar berita tersebut. Namun berbeda dengan Nyonya Wisley.

"Apa kamu yakin, mau melanjutkan pernikahan ini? Gadis itu sudah terang-terangan kabur dan membuat malu keluarga kita!"

Tentu saja sebagai ibu Nyonya Wisley tidak suka memiliki menantu yang tidak menghormati keluarganya. Apalagi seakan merendahkan Boy.

"Aku yakin! Aku menyukai gadis itu!" Sahut Boy.

Nyonya Wisley tidak bisa melakukan apapun kalau putranya satu-satunya sudah begitu yakin dengan keputusannya.

Nyonya Wisley tau bagaimana hidup putranya diluar sana, tentu ia ingin putranya berubah menjalani hidup yang baik dan sehat, menikah dan memiliki anak-anak.

"Oke! Kalau itu keputusan kamu!" Jawab Nyonya Wisley.

Tuan Wisley segera menghubungi Vikko untuk bersiap-siap, karena mereka akan langsung datang malam hari.

Tentu saja Vikko dan Saras langsung menyiapkan jamuan untuk menyambut tamu istimewa mereka.

"Dandan yang cantik!" Ucap Saras tersenyum sembari menatap putrinya.

"Mom, kalian benar-benar nekat ya! Aku ini sudah menikah!" Rachel tidak menyangka orang tuanya langsung secepat itu menghubungi keluarga Wisley.

"Ini demi kebaikan kita! Daddy akan mengatakan pada mereka bahwa kamu sudah menikah! Kalau mereka masih menerimamu, Daddy akan mengurus perceraianmu!" Sahut Mommy Saras.

Rachel sungguh menyesal sudah pulang kerumah orang tuanya. Harusnya ia tetap dirumah Violet.

Saras keluar saat Rachel bersiap-siap. Gadis itu langsung menghubungi Violet dan menceritakan semuanya.

"Aku nggak mau menikah dengan pria itu! Aku harus gimana sekarang? Apa aku harus kabur lagi?" Berbagai pertanyaan Rachel curahkan pada Violet lewat telepon.

Sementara wanita disebrang telepon, nampak pusing mendengar kata-kata Rachel. Sungguh, Violet merasa kisah rumah tangganya Rachel lebih rumit dibandingkan dengan pernikahannya dengan Kiev dulu.

"Kamu nggak mencoba hubungi Leon? Leon sekarang harus bertanggung jawab atas dirimu!" Sahut Violet.

"Mana mungkin aku menghubungi kulkas dua puluh pintu! Bicara saja malas!" Sahut Rachel dengan cemberut.

"Tapi aku harus gimana lagi? Terakhir kali Kiev membantumu dan Leon, aku yang terkena imbasnya! Aku sangat yakin, kalau Kiev tidak akan melakukan lagi cara-cara yang ekstrim untuk membantumu!"

Rachel memutar bola matanya. "Benar juga! Aku juga nggak ingin kamu kenapa-kenapa, apalagi ada calon anak angkat ketigaku!"

Violet terdengar tertawa kecil. Situasi apapun, Rachel masih bisa saja menjalar kemana-mana.

"Yasudah, kamu terima saja nasibmu!" Violet menjawab dengan santainya.

"Yaampun! Kenapa hidupku bisa tiba-tiba serumit ini?" Rachel menggerutu.

.....

Boy dan keluarga Wisley sudah tiba dikediaman keluarga Victoria. Mereka disambut hangat oleh Daddy Vikko dan Mommy Saras.

"Dimana putrimu?" Tanya tuan Wisley tanpa basa-basi.

"Ada! Saras, panggilkan putrimu!" Vikko segera memerintah istrinya.

"Jadi begini, sebenarnya, ada yang mau saya katakan juga sebelum kita membahas perjodohan putriku dan putramu!" Ucap Vikko.

"Baiklah! Katakan saja apa yang mau paman katakan!" Sahut Boy, tidak sabar untuk bertemu Rachel.

Vikko menunggu Rachel dan Saras datang, tidak lama mereka tiba diruang tamu.

Rachel begitu enggan menatap wajah Boy. ia hanya menghormati para orang tua saja.

"Jadi begini, sebelumnya saya minta maaf atas kelalaian saya. Rachel, sudah menikah beberapa hari yang lalu!"

"Apaa???" Boy dan orangtuanya langsung kaget.