"Seberapa keras pun usaha ku untuk menjadi yang terbaik, aku tetaplah aku yang berasal dari kegelapan malam."
"Aku tidak bisa kembali menjadi suci kecuali jika ada seseorang yang mampu membersihkan dosa-dosa ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Azura pun langsung menjawab."Dia bukan siapa-siapa bi dia dosen di kampus ku."ucap Azura yang kini mengusap air mata nya.
"Sepertinya saya pernah melihat anda?"ucap bi Arum.
"Ya, dia yang bibi lihat waktu itu. Mr sebaiknya anda pulang biar besok pagi saya serahkan tugas saya."ucap Azura yang kini membuat Diego menarik tangan nya membawa gadis itu pergi keluar rumah.
"Tuan apa yang anda inginkan tolong lepaskan kaki saya sakit."ucap Azura berbohong.
Diego langsung menghentikan langkahnya sambil menatap lekat wajah cantik Azura."Ayudia aku tidak akan mengampuni mu jika besok kamu tidak datang ke perusahan ku."ucap Diego tegas.
"Kenapa harus saya yang disalahkan, bukankah anda sendiri yang tidak memilih saya dan kesempatan itu datang dari perusahan lainnya."ucap Azura.
"Kau pikir aku tidak tau bahwa bahwa kau yang mengajukan magang di perusahan itu."ucap Diego.
"Amalia yang membawakan formulir pendaftaran magang milikku dan aku tidak tahu setelah itu, sudahlah tuan kenapa harus diperpanjang dan lagi aku tidak sepintar itu untuk bisa masuk ke perusahan mu."ucap Azura yang kini mencoba untuk menghindari Diego.
"Apa kau tau perusahan yang menerima pengajuan magang mu, mungkin perusahan itu tidak sebesar perusahan ku. Tapi tidak semua orang orang cerdas yang bisa masuk kesana, apa kau tidak curiga dengan itu."ucap Diego yang kini mencoba memprovokasi Azura.
Namun gadis itu tidak sedikitpun terlihat penasaran atau pun takut akan semua itu sampai saat sebuah mobil mewah lainnya datang ke rumah Azura.
"Uncle sudah datang."ucap Azura.
"Nona ternyata disini rumah barunya, saya sudah mencari anda ke rumah lama."ucap pria itu.
"Saya tadi pagi habis dari sana,"ucap Azura yang menyalami pria paruh baya itu.
"Masuk uncle saya sudah siapkan makan malam untuk kita."ucap Azura yang akhirnya mengajak pria itu masuk dan Diego pun masuk bersama dengan Azura.
Entah apa yang ada di dalam fikiran Diego saat ini yang jelas dia merasa sangat kesal cemburu dan masih banyak lagi yang lainnya.
Pria itu bahkan tidak mau jauh dari Azura saat mereka makan malam ataupun saat Azura mulai berkonsultasi masalah hukum.
"Tuan Diego Alexander, bukankah anda juga memiliki banyak pengacara hebat kenapa pinjamkan saja pada Ayudia."ucap pengacara itu yang sudah bisa menebak bahwa Diego memiliki ketertarikan terhadap putri dari almarhum klien penting nya itu.
"Tentu saja saya akan pinjamkan jika saja dia memberitahu ku tentang ini."ucap Diego yang terlihat sangat kecewa.
"Saya hanya tidak ingin merepotkan orang lain uncle."ucap Azura yang membuat Diego melirik tajam kearah nya.
Azura terlihat cuek dan lanjut bertanya pada sang bibi mau bertahan dengan pernikahan nya atau sekalian akan mengurus perceraian nya.
"Bibi ingin berpisah saja Yu, bibi sudah sangat lelah."ucap Arum.
"Baiklah bi."ucap Azura.
"Baiklah jika seperti itu biarkan saya akan mengutus orang saya untuk mengurus semuanya mulai besok."ucap pria paruh baya itu.
"Ayudia akan segera transfer untuk biaya transportasi nya uncle."ucap Azura .
"Tidak perlu nak, lagipula orangnya ada di daerah sana kamu simpan saja uang itu untuk bekal hidup mu."ucap pria yang sudah bekerja belasan tahun pada sang papah itu.
"Tapi uncle, Ayu tidak enak hati sama uncle."ucap Ayudia.
"Anggaplah uncle seperti Papah mu, kebaikan Papah mu semasa hidupnya sudah membuat uncle jauh lebih baik dari sebelum uncle bertemu dengan beliau, makanya uncle masih memiliki tanda tanya besar tentang kepergian kedua orang tua mu nak, meskipun sampai sekarang kejanggalan itu masih tidak ditemukan. orang yang sangat alim dan soleh Solehah bisa melakukan hal itu membuat uncle benar-benar tidak percaya hingga saat ini, belum lagi hutang yang mereka tinggalkan. Uncle bahkan sudah mendampingi mereka sejak dulu, mereka tidak pernah kekurangan uang, dan kalaupun mereka memang memiliki hutang rumah lama kalian seharga belasan miliar tidak mungkin tidak mampu membayar uang sejumlah lima miliar."ucap pria itu yang akhirnya mengungkapkan kejanggalan nya itu.
"Aku juga merasa begitu uncle, uang yang papah simpan di dalam tabungan dan juga perhiasan mama juga tidak terganggu. kemarin Ayu simpan di bank karena Ayu merasa rumah itu sudah tidak aman lagi."ucap Azura.
"Saran uncle jual rumah itu, agar kamu bisa melanjutkan cita-cita mu nak."ucap pria itu setelah melihat keadaan Azura jauh lebih baik di rumah yang sederhana jika dibandingkan dengan rumah mewah milik keluarga Ayudia.
"Tidak uncle aku tidak ingin kehilangan rumah yang penuh dengan kenangan berharga itu, aku sudah berjuang sejauh ini untuk mempertahankan rumah almarhum mama dan papa Jadi aku tidak bisa menjualnya, Ayu bermimpi suatu saat nanti akan kembali tinggal bersama orang yang bisa menerima Ayu apa adanya."ucap Azura Melo.
"Ya, baiklah jika seperti itu nak, tapi jika kamu berubah pikiran kamu bisa hubungi paman tidak baik juga berlarut-larut dalam kesedihan melupakan bukan berarti kamu tidak menyayangi mereka, tapi itu demi kebaikan bersama."ucap pria itu.
"Terimakasih uncle, Ayu akan pikirkan saran uncle Ayu juga masih tidak bisa kuat saat berkunjung ke rumah."ucap Ayudia panjang lebar.
"Uncle tau bagaimana rasanya jadi kamu nak, berdoalah agar kamu bisa ikhlas dan bisa tegar dalam menghadapi hidup ini."ucap pria itu yang kemudian pamit pulang.
Bersamaan dengan itu Diego juga pamit pulang, tapi tetap dengan tujuannya di meminta Azura untuk magang di perusahan miliknya.
Sementara Azura dan sang bibi memutuskan untuk beristirahat di kamar mereka masing-masing.
Sampai pagi tiba Azura yang hendak pergi magang di perusahan yang ia pilih, gadis itu pun sudah mandi dan berdandan rapi layaknya wanita karir pada umumnya meskipun kini dia menggunakan terusan berwarna putih polos dan celana bahan berwarna hitam tapi Azura tampak sangat cantik dan elegan, dengan rambut yang baru saja ia potong sebahu, dia pun mengikat rambut hitam legam nya itu ala ekor kuda.
Tidak lupa dia mengenakan anting mutiara milik almarhum ibunya yang kini terlihat menyempurnakan penampilannya.
Azura juga mengenakan kalung aksesoris yang dulu sering ia buat sendiri dengan hasil design nya.
Sempurna, itu adalah ungkapan yang akan dikatakan oleh orang lain yang berpapasan dengan nya diluar sana termasuk sang bibi yang kini terlihat sangat mengagumi keindahan yang ada di hadapannya.
"Oh putriku pagi ini kamu sudah sangat cantik mau pergi kemana sepagi ini hmm... jangan bilang kalau kamu ingin pergi kerja tanpa persiapan apa-apa."ucap sang bibi.
...🍁🍁🍁🍁🍁...
Disinilah Azura berada di sebuah gedung pencakar langit yang sore kemarin ia sambangi, Azura menyapa satpam yang kemarin menyapa dirinya.
"Pagi pak, apa kabar?"ucap Azura yang kemudian membuat satpam itu terpana saat melihat bidadari cantik ada di hadapannya.
"Hello..."ucap Azura yang kini mengibaskan tangannya hingga pria itu langsung tersadar dan tersenyum manis pada Azura.
"Pagi nona, nona manis ada perlu apa?*ucap satpam bernama Nandang itu.
"Saya yang kemarin sore bilang akan magang disini pak."ucap Azura sopan.
"Ehem... karyawan magang ya."ucap seseorang yang hendak masuk di pintu lobby yang sama.
Azura langsung mengangguk sambil melirik kearah pria yang bertanya padanya. Tapi alangkah terkejutnya Azura saat melihat beberapa pria tampan di belakang nya, dan salah satunya adalah pria yang Azura pernah temui di club malam itu.
Azura langsung memalingkan wajahnya sementara pria yang merupakan pemilik perusahan itu terus menatap kearah Azura.
"Silahkan ikuti saya."ucap pria yang merupakan ketua HRD di perusahan tersebut.
Azura pun langsung mengikuti langkah pria itu tanpa melirik kearah pria yang kini berjalan dibelakangnya dengan para asisten nya.
Azura yang memasuki lift yang berbeda dengan pria itu pun baru bisa bernafas lega, saat ini pikirannya melayang pada kejadian satu tahun yang lalu saat Azura untuk pertama kalinya memutuskan untuk terjun ke dunia malam.
Dia kira dia tidak akan pernah lagi bertemu dengan pria yang telah membeli kesuciannya dengan uang sejumlah satu milyar dan sebuah mobil sport yang telah membuat dirinya mengalami kecelakaan saat itu.
Azura yang bahkan diperlukan seperti layaknya seorang istri tercinta dan di kamar sweet room yang diperuntukkan bagi orang yang berbulan madu itu pun telah membuat hidup nya berubah drastis.
Adegan demi adegan yang mereka lakukan kini terlintas di pikirannya Azura bahkan tidak sadar jika saat ini dia sedang berhadapan dengan ketu perencanaan yang akan membimbing nya saat bekerja nanti.
"Hello nona Ayudia Zunaera."ucap wanita cantik yang terlihat sangat berwibawa itu.
"Ah maaf kan saya Miss, saya tadi teringat sesuatu yang lupa saya bawa."ucap Azura.
"Baiklah perkenalkan nama saya Atilah kamu bisa panggil Miss Atilah saya adalah manager perencanaan disini yang akan membimbing mu dengan kawan-kawan mu dari universitas lainnya semoga kamu bisa bekerja dengan fokus setelah ini karena disini tidak ada kesempatan kedua untuk orang yang telah berbuat kesalahan."ucap wanita itu
Azura pun mengangguk paham untuk pertama kalinya dia diminta untuk bergabung dengan mahasiswi magang lainnya di sebuah ruangan dengan pengarahan yang diberikan oleh wanita tadi.
"Saya harap kalian bisa mematuhi peraturan yang ada, dan saat ini kalian boleh berkenalan dengan rekan kerja kalian, setelah itu kalian tau harus bagaimana."ucapnya penuh ketegasan.
Azura pun sudah duduk di ruangan nya yang terdiri dari empat orang karyawan magang tersebut, dan Azura memiliki teman baru yang terlihat sangat sangat serius tapi cukup mengasikan.
Dia adalah Alma usianya tidak jauh berbeda dengan Azura, mereka pun mulai bekerja dengan serius sambil sesekali saling berbicara meskipun tidak saling berhadapan secara langsung.
Azura fokus pada pekerjaannya untuk pertama kalinya mereka diarahkan untuk menambahkan ide dalam design sebuah ruangan santai dan mereka harus melengkapi sketsa ruangan tersebut dengan berbagai kreasi dari ide yang mereka miliki.
Azura merancang ulang sketsa ruangan tersebut dan menambahkan beberapa interior yang pas menurutnya untuk melengkapi sketsa yang kini mulai terbentuk sempurna, dan Azura selesai lebih dulu dia langsung menyimpan nya di file pdf sementara untuk laporan dia langsung memberikan pinteran sketsa ruangan yang sudah ia lengkapi dan sedikit dia ubah tersebut kedalam maps dengan data lengkap dari semua perinciannya.
Azura menyerahkan itu langsung pada Miss Atilah yang kini terlihat tersenyum padanya.
"Kamu bisa kembali ke ruangan mu."ucap wanita itu.
"Terimakasih Miss.
Alma kini terlihat menatap kearah Azura yang kini baru memasuki ruangan yang lebih tepatnya mirip toples kaca entah siapa.
Azura pun mengajak Alma untuk pergi menuju kantin kantor saat jam makan siang, saat ini dia merasa lega karena bisa menyelesaikan tugas nya dengan cepat meskipun dia tidak tahu bagaimana penilaian yang diberikan oleh atasan nya itu.
"Ayudia, kamu sepertinya jauh lebih berbakat dari kami."ucap Alma.
"Hamu bisa saja aku bahkan adalah mahasiswi paling malas di kelas ku dan tidak berkompeten seperti yang lainnya itulah kenapa aku memisahkan diri dari mereka yang kini magang di sebuah perusahan besar."ucap Azura.
"Tapi perusahan ini juga tidak kalah besar dari yang lainnya bahkan orang-orang terpilih saja yang ada disini mungkin termasuk kita."ucap Alma dengan bangganya.
Azura teringat akan perkataan Diego kemarin malam, tapi kemudian dia kembali fokus pada menu makan siang nya itu.
"Alma sepertinya kita akan sangat asik jika jalan bareng."ucap Azura.
"Aku juga berfikir seperti itu Ayudia."ucap Alma.
"Ini kartu nama ku, jika kamu berkenan untuk menghubungi ku hahaha."ujar Alma.
"Hmm... sepertinya aku menolak."ucap Azura yang kemudian terkekeh.
"Ayudia lihat bukankah itu adalah pemilik perusahan D. Aston Group.?"ujar Alma yang kemudian membuat Azura menundukkan kepalanya pura-pura fokus pada makan siang nya.
Sementara itu Diego dan asisten pribadinya kini menghampiri meja kedua gadis dan kemudian duduk di hadapan Azura dengan tatapan mata yang tidak bisa diartikan.
"Aku hitung dalam beberapa menit jika kamu tidak juga menyusul ku ke mobil, aku akan pastikan tempat ini rata dengan tanah."ucap Diego yang kini masih menatap lekat wajah cantik yang membuat hatinya tidak rela jika ada yang melihat nya.
Azura tidak mempedulikan hal itu, dia terus fokus pada makan siang nya sementara Alma terlihat gemeteran karena baru pertama kalinya melihat pria tampan itu dari dekat.
"Alma jangan pedulikan mereka ayo makan bukankah kita masih punya banyak pekerjaan."ucap Azura.
Diego pun kembali berkata."Kau sudah dipecat."ucap Diego tegas.
"Apah?!"Azura terlihat sangat kaget.
Diego tidak memperdulikan Azura yang kini terlihat sangat marah.
Azura sudah keluar dari area kantin tiba-tiba dia dihampiri oleh pria tampan yang merupakan pemilik perusahan tersebut.
"Ayudia Zunaera, maaf mungkin kita tidak berjodoh. Tapi aku akan pastikan bahwa kita masih bekerja sama secara diam-diam."ucap pria bernama Nathan itu.
"Hmm.."lirih Ayudia yang kemudian bergegas menuju ruangan tempat kerjanya tadi untuk mengambil tas dan barang pribadi nya seperti laptopnya.
tapi kenapa episod yang k 24 dan smpai seterusnya lama sangat yng nak keluar,,,apa lagi cerita nya bikin penasaran /Grimace/