NovelToon NovelToon
Sweet Marriage With You (Season 1)

Sweet Marriage With You (Season 1)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sendu

Mesya merasa sedih karena dijodohkan saat ia masih kuliah. Namun berjalannya waktu, perlakuan Sandi yang begitu lembut kepada Mesya berhasil meluluhkan hati Mesya dan membuat Mesya jatuh cinta seiring berjalannya waktu pernikahan mereka... Saat cinta keduanya mulai tumbuh, sosok wanita di masa lalu Sandi yang tiba-tiba datang mencoba menghancurkan kebahagiaan mereka dengan terus membuat kesalah pahaman dan pertikaian diantara hubungan keduanya. Di saat hubungan keduanya mulai renggang, sosok pria yang mencintai Mesya pun ikut muncul dan menambah keruhnya rumah tangga mereka. . . . Dapatkan mereka mempertahankan hubungan rumah tangga mereka? Atau pernikahan mereka akan hancur dengan kemunculan orang yang mereka cinta di masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sendu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 23

"Kamu mau kemana lagi sayang?!"

Sandi membonceng Mesya dan berbincang sepanjang jalan. Terlihat Mesya memeluk Sandi dengan mesra dan penuh kebahagiaan.

"Hmm.. bagaimana kalau kita beli oleh-oleh untuk orang rumah?!"

"Idr bagus itu, kalau begitu ayok kita cari toko oleh-oleh terdekat"

Sandi mempercepat laju sepeda motornya karen terlihat hari mulai mendung. Setelah melaju beberapa saat hujan rintik-rintik membasahi wajah Mesya yang tengah melihat pemandangan sepanjang jalan.

Sandi yang menyadari hujan sudah turun menyarankan mereka untuk berhenti dan memakai jas hujan, namun Mesya menolak dan mengatakan jika mereka tidak boleh berhenti karena di depan pasti cuacanya cerah.

Sandi tak berkat-kata, ia hanya menuruti permintaan Mesya dan menerobos hujan yang mulai membuat udara sekitar pegunungan semakin dingin. Beruntung yang dikatakan  oleh Mesya benar, setelah melaju beberapa waktu sebagian wilayah masih belum hujan dan bahkan cuacanya begitu cerah.

"Haha sudah aku bilang kan Mas, pasti di sini gak hujan" Ucap Mesya dengan penuh percaya diri

"Haha iya, iya kamu benar sayang. Sepertinya kamu pawang hujan ya"

"Hehe tentu saja aku pawang hujan, buktinya sekarang panas kan?!" Ucap Mesya sambil tertawa

Sandi yang mendengar perkataan istrinya yang penuh percaya diri itu pun ikut tertawa. Melihat Mesya yang begitu ceria Sandi terlihat sangat bahagia. Keduanya bisa menghabiskan waktu bersama, meski pun singkat namun hal itu begitu bermakna untuk mereka.

"Oh iya sayang, sebentar lagi kita akan masuk bulan ramadhan. Nanti kita beli keperluan tambahan ya untuk masak dan untuk kebutuhan lainnya juga"

"Iya Mas... Tapi yang terpenting nanti kita bersihkan seluruh isi rumah, bahkan semuanya harus kita bersihkan"

"Tapi bukannya setiap hari juga sudah bersih. Setiap hari kan kamu membersihkan rumah"

"Ya tentu saja beda, kali ini kita harus membersihkan secara keseluruhan bahkan sampai lubang semut sekalipun"

"Kamu ini ada-ada saja Sayang"

Keduanya terus mengobrol sampai Sandi menghentikan sepeda motornya di depan toko oleh-oleh, bergegas Sandi mengambil keranjang dan membeli beberapa makanan untuk diberikan kepada keluarganya sebagai oleh-oleh.

Mesya sendiri mengambil keranjang masing-masing dan membeli beberapa makanan yang akan diberikan kepada keluarganya. Melihat sebuah harum manis karakter Mesya seketika tertarik dan menunjukkannya kepada Sandi.

"Beli saja apa yang kamu mau sayang" Jawab Sandi

Mesya yang mendengar hal itu tersenyum dan memasukan harum manis karakter berbentuk beruang itu kedalam keranjangnya.

"Kamu hanya membeli segitu?!"

Sandi melihat Mesya hanya mengambil beberapa barang di keranjangnya. Hingga akhirnya Sandi menarik tangan Mesya dan menaruh beberapa jenis makanan lagi ke dalam keranjangnya.

"Ih Mas!! Ini terlalu banyak... Sudah cukup"

"Tidak apa-apa, nanti berikan sebagian pada keluarga kamu. Bukankah masih ada keponakan kamu juga? Mereka pasti akan menyukainya" jelas Sandi

Mesya hanya patuh dan kembali mengikuti Sandi menuju kasir untuk membayar barang yang mereka beli. Setelah selesai menyusun barang mereka melanjutkan perjalanan.

Sandi yang tengah mengendarai sepeda motornya merasa heran karena Mesya berhenti mengoceh. Terlihat dari kaca spion nampaknya Mesya tengah mengantuk dan bahkan hampir terjatuh dari motor.

"Sayang kamu mengantuk? Kita istirahat dulu saja ya" Ucap Sandi

Namun nampaknya Mesya sudah tidak bisa menahan kantuknya dan tidak menjawab Sandi yang mengajaknya berbicara. Akhirnya Sandi memutuskan untuk berhenti di sebuah mushola dan meminta Mesya untuk turun dan mencuci mukanya. Setelah merasa segar, Mesya kembali dari toilet dan menghampiri Sandi yang tengah duduk di teras mushola.

"Sudah segeran?!" Tanya Sandi

Mesya hanya mengangguk, tak lama dari itu Mesya menyandarkan kepalanya di bahu Sandi.

"Kita makan dulu ya, kamu kan belum makan"

"Gak ah Mas, aku belum mau makan"

"Eh gak bisa!! Kita makan dulu pokonya. Kamu mau makan apa?!"

Mesya sejenak berpikir, hingga akhirnya Mesya meminta untuk makan dengan ayam goreng tepung. Sandi mengangguk tanda setuju dan langsung membawa Mesya membeli ayam goreng tepung untuk makan siang mereka.

***

"Apa maksud kamu Kak?"

"Iya, aku mau menikahkan Mesya putri kamu itu dengan pria kenalan aku"

"Ta-tapi kan...."

"Sudahlah Kak, walaupun yaaa pria ini sedikit lebih tua. Tapi hidup Mesya akan terjamin, tuan Toni adalah pengusaha kaya raya, punya rumah, punya mobil, bahkan punya segalanya. Jadi hidup si Mesya dan hidup kamu bakalan terjamin"

"Tapi.."

"Sudahlah!! Sekarang aku ingin bertemu dengan putrimu Mesya, dimana dia? Bukankah kamu berhasil membawa dia pulang ke sini?!!"

"Tidak!! Tidak Mar!! Cukup"

Ayah Mesya berteriak saat adiknya itu tak berhenti mengatakan akan menikahkan Mesya dengan pria tua yang bahkan umurnya lebih tua dengan dirinya.

"Apa maksud kamu Kak?"

"Pertama aku tidak membawa Mesya pulang, dan kedua hal yang paling penting adalah putriku Mesya sudah menikah. Jadi jangan pernah kamu berani mengatakan jika kamu akan menikahkannya dengan seorang pria terlebih jika usianya terpaut begitu jauh dengan Mesya"

Setelah menggebrak meja dengan keras dan melontarkan kata-kata kepada Marni sang adik, Misbah tersungkur lemas dan meminta adiknya untuk segera pergi dari rumahnya.

"Apa?! Apa yang baru saja kakak katakan? Bagaimana si Mesya sudah menikah? Pak Toni sudah memberiku uang 100 juta, bagaimana bisa aku membatalkan perjodohannya"

"Cukup Marni!! Apa kamu berusaha menjual putriku kepada pria tua bangka! Kurang ajar sekali kamu"

Kini Misbah beranjak dan menampar adiknya dengan keras. Merasa emosinya sudah tak terbendung lagi Misbah menyeret adiknya untuk keluar dari rumahnya.

Brak!!!

Misbah menutup pintu dengan keras, Marni yang tersungkur di tanah menatap pintu rumah Misbah dengan ekspresi marah. Mengingat perlakuan sang kakak kepadanya Marni terlihat sangat kecewa dan pergi meninggalkan rumah Misbah dengan murka.

"Lihat saja nanti, aku pasti akan menikahkan si Mesya dengan Pak Toni. Bagaimana pun aku tidak mungkin mengembalikan uang pemberian Pak Toni karena aku sudah membelanjakannya" Keluh Marni

Di tengah jalan, Marni dengan wajah semrawut terus mengoceh hingga seorang warga yang begitu ramah menyapa nya pun ia marahi.

"Apa sih Bu?!! Berisik sekali"

Dengan wajah kesal Marni melemparkan sepatu hak tingginya yang sebelumnya patah karena terselip batu jalanan desa. Ia terlihat mengacak-acak rambutnya dengan geram.

"Dimana sebetulnya bocah itu!! Aku harus segera menemukannya"

***

"Ukhukk-ukhukk..."

"Sayang.. ini minum dulu"

Sandi memberikan segelas air minum kepada Mesya yang tersedak. Setelah mulai merasa baikan, Mesya tiba-tiba termenung dan membuat Sandi khawatir.

"Ada apa sayang? Apakah tenggorokan kamu masih tidak nyaman? Kalau begitu minumlah sedikit lagi" Ucap Sandi yang kembali memberikan gelas berisi air minum kepada Mesya.

"Tidak mas, tidak perlu" tolak Mesya

"Lalu kenapa kamu termenung seperti itu? Membuat Mas khawatir aja"

"Tidak apa-apa Mas, aku hanya tiba-tiba merasa tidak enak saja"

Sandi yang mendengar hal itu mencoba menenangkan Mesya meskipun ia sendiri tidak tahu apa yang membuat istrinya itu merasa gelisah.

"Sudahlah, sekarang habiskan makanan kamu. Setelah ini kita harus melanjutkan perjalanan  karena kita masih harus ke pantai" Jelas Sandi

"Pantai?!... Kita akan pergi ke pantai?!"

"Iya sayang"

Mendengar hal itu Mesya terlihat bersemangat menghabiskan makanannya. Setelah selesai makan Mesya langsung menarik tangan Sandi untuk membawanya ke pantai.

"Iya oke, oke sayang. Tunggu sebentar" Ucap Sandi yang mengambil helmnya.

Di tengah kebahagiaan yang ditunjukan oleh Mesya dan Sandi, tanpa mereka sadari di tempat makan yang baru saja mereka tinggalkan terdapat dua orang pria bertubuh tegap tengah memperhatikan mereka.

"Bukankah gadis itu mirip sekali dengan wajah gadis yang ada di foto, bos?!"

Seorang pria brewokan bertubuh kekar berisi itu mengeluarkan selembar foto yang menunjukan foto seorang gadis dengan wajah yang begitu mirip dengan Mesya.

"Sepertinya benar dia orang yang kita cari...."

****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!