Broken Queen

Seorang pria berjubah hitam dengan mata yang tampak menyala nampak berjalan di bawah gerimis hujan, disekitarnya nampak pria-pria berotot dengan tato-tato besar yang menyeramkan.

Sring!!

Plak!

Sebuah pisau melesat ke arah pria itu, namun dengan cepat pria itu menangkisnya dan menatap pria yang baru saja melemparkan pisau tersebut.

“Yo! Master, anda terlalu tangkas.” Ucap pria tersebut melambaikan tangannya.

“Tidak, hanya saja. Itu serangan yang biasa saja.” Ucap pria itu, matanya yang biru dan bersinar memancarkan aura dingin yang tak dapat dijelaskan melalui kata.

“Bukan serangan saya yang terlalu biasa, melainkan anda yang terlalu luar biasa Master.” Ucap pria itu dan langsung mengikuti langkah pria yang dia sebut sebagai Master.

“Berhentilah bicara, aku ingin mendengar laporan mu dengan cepat.” Ucapnya dengan nada yang sangat dingin, seperti warna matanya yang biru bagaikan telaga.

“Baik Master, silahkan!” Ucapnya menunduk dan mempersilahkan Master memasuki sebuah tempat yang cukup riuh oleh banyak orang, mereka terus melangkah hingga sampai di ruangan atas dan tempat yang sangat sunyi.

“Apa yang akan di lakukan orang-orang Riyue itu?” Tanyanya dengan wajah yang tak tampak bagaimana ekspresinya itu.

“Menurut yang saya terima, mereka berencana menyedot habis semua mana yang dimiliki oleh Permaisuri. Saya jadi kesal sekali rasanya!” Gertak pria itu dengan wajah suram.

“Kenapa harus kesal?” Tanya Master yang tetap menyembunyikan wajahnya.

“Astaga! Anda sebenarnya berasal dari mana? Tak ada yang tidak menyukai sosok Permaisuri Riyue.” Ucapnya dengan amat gamblang.

“Ya, bila kau menyukainya maka lakukan saja apa yang kau inginkan.” Ucap sang Master yang langsung bangkit kembali dan keluar dari ruangan itu.

“Benarkah? Apa saya boleh melakukan apa yang saya inginkan?”  Teriak lagi pria itu, dia adalah asisten Guild Evil, Fallen.

Tak ada jawaban dari sang Master, dan hal itu sudah pasti apa maksudnya. Seringai muncul di kedua sudut bibirnya, dia menganggukkan kepala seolah tengah merencanakan sesuatu.

“Aku akan melakukan itu, heheh.” Senyumnya terbentuk penuh arti.

Satu Minggu kemudian, seorang pria dengan jubah hitam datang ke sebuah gang kecil di sudut kota itu. Tempat para preman, berandalan dan para bandit berkumpul.

Dia masuk pada salah satu tempat dan lonceng terdengar saat pintu tersebut terbuka, beberapa pria bertubuh besar nampak menatap ke arah pintu yang baru saja membuka pintu tersebut.

“Tuan, ada yang bisa saya bantu?” Seorang pria yang sangat jelas sekali terlihat seperti rubah licik itu menyapanya.

“Pertemukan aku dengan atasan mu!” Ucapnya, sembari melemparkan satu kantong koin emas terhadap pria itu.

“B-baiklah Tuan,” Dia dengan cepat langsung sigap. Karena kantong itu memiliki lambang sang Tuan, yang artinya pria di hadapannya bukanlah orang biasa, bisa di katakan bila pria itu tamu VIP mereka.

Pria tersebut mempersilahkan tamunya untuk memasuki sebuah ruangan private yang biasanya digunakan oleh orang-orang berkelas, jauh berbeda dengan ruangan bawah yang terkesan kumuh. Di tempat tersebut, suasana mewah langsung terasa saat pintu baru terbuka.

“Anda dapat menunggu beliau di sini Tuan,” Ucapnya, dia menunduk dan pergi dari hadapan pria itu.

Tak berapa lama kemudian, dua orang pelayan wanita datang. Mereka menyajikan teh dan makanan ringan. Setelahnya mereka kembali pergi, tanpa mengucapkan satu patah kata pun.

Tak perlu waktu lama, seorang pria masuk ke dalam ruangan itu. Dia tersenyum melihat tamu yang hendak datang menemuinya.

“Apa yang anda inginkan?” Tanyanya dengan cepat, Tanpa memerlukan waktu lama, dia sudah tahu siapa tamu yang ingin menemuinya tersebut.

“Anda sudah tahu apa yang saya inginkan bukan? Saya menginginkan alat pengambil mana sihir.” Ucap pria itu dengan seringai kejam di bibirnya.

“Apa yang akan saya dapatkan bila saya memberikannya?” Sebuah benda bersinar keluar dari saku baju si pria berjubah hitam, pria di hadapannya mengangkat sudut bibirnya.

“Hahahah, ini adalah barang yang bagus. Baik, saya akan memberikannya pada anda.” Ucap pria itu lagi, dia membunyikan lonceng hingga seorang pria kurus kering masuk dengan wajah yang tampak tidak sehat.

“Ambilkan aku alat pengambil mana yang sudah aku siapkan,” Ucapnya dengan sedikit berbisik, namun masih terdengar oleh pria di hadapannya tersebut, pria itu mengangguk dan pergi sejenak. Tak berapa lama kemudian dia kembali dengan sebuah kotak aneh di tangannya.

“Ini barang yang anda inginkan, dan saya akan mengambil barang yang anda berikan. Senang bekerja sama dengan anda,” Ucapnya menyerahkan kotak dari tangannya pada pria di hadapannya.

“Terimakasih banyak, Tuan.” Mata pria yang tak lain adalah Oskandor itu tampak berbinar menerima alat penarik sihir itu, sedangkan pria dihadapannya yang tak lain adalah  Fallen hanya tersenyum puas.

“Orang yang menyentuh batu di dalam kotak tersebut akan pingsan seketika, dan selama pingsan. Pastikan bila Batu itu di simpan di atas dada, karena dia akan mengambil mana dengan perlahan.” Jelas Fallen, dia berdiri dari duduknya dan keluar membawa benda yang diserahkan oleh Oskandor.

Oskandor yang memang sudah tahu apa yang di katakan Fallen mengangguk, kini dia amat yakin akan benda yang di bawanya tersebut.

Sedangkan itu di ruangan Fallen tampak kericuhan terjadi, beberapa orang yang tak lain adalah bawahan Fallen tertawa dengan sangat luar biasa. Bahkan Fallen sendiri tampak tak dapat menyembunyikan lagi rasa girangnya karena bahagia.

Benda yang berada di tangan Fallen saat ini adalah benda yang sangat berharga dan hanya dimiliki oleh seorang Kaisar Riyue saja. Benda itu bernama Hati Bulan, Hati Bulan memiliki banyak energi cahaya dan dapat digunakan untuk melakukan penyamaran dengan mudah.

Benda itu dapat membuat seseorang menghilang, atau mungkin dapat membuat seseorang tampak tak seperti yang ada di depan mata mereka yang sesungguhnya. Benda tersebut juga bisa digunakan sebagai alat untuk menghidupkan banyakan seseorang menyerupai orang yang memiliki bayangan tersebut.

“Master akan sangat senang, di tambah lagi Pemilik Guild juga tampaknya mencari benda ini sudah cukup lama.” Gumam Fallen merasa bangga karena telah mendapatkan benda yang sangat berharga.

Sedangkan barang yang diberikan Fallen pada Oskandor sendiri bukanlah benda biasa, benda itu memang memiliki kemampuan untuk membuat seseorang pingsan dalam sekejap. Namun setelahnya, benda itu akan membawa si pemakai untuk di bawa ke alam mimpi dan menerima wasiat.

Benda itu biasanya di berikan secara turun-temurun di kalangan Bangsawan dengan Gelar Duke dan sebagainya, benda itu dapat menerima pesan melalui mimpi.

“Saya sudah membantu anda dengan benar Yang Mulia, saya harap anda akan baik-baik saja.” Gumam Fallen, dia memang sangat menyukai sosok Glory. Namun dia yang merupakan orang biasa bahkan tak sanggup untuk mendekatinya, dia selalu melihat Glory dari jarak aman.

Nampak seperti cinta bertepuk sebelah tangan, namun bukan cinta seperti itu yang dimiliki oleh Fallen. Dia segan dan seperti melihat sosok yang amat berarti baginya, namun bukan cinta pria pada wanita.

Ada banyak bentuk cinta di dunia ini, dan salah satunya adalah bentuk cinta Fallen pada Glory. Berbeda lagi dengan yang lainnya, Fallen sendiri sudah berkeluarga. Dan dia juga sangat mencintai istri dan anak-anaknya, jadi bukan cinta seperti itu yang dimiliki Fallen untuk Glory.