Tak terima lantaran posisi sebagai pemeran utama dalam project terbarunya diganti sesuka hati, Haura nekat membalas dendam dengan menuangkan obat pencahar ke dalam minuman Ervano Lakeswara - sutradara yang merupakan dalang dibaliknya.
Dia berpikir, dengan cara itu dendamnya akan terbalaskan secara instan. Siapa sangka, tindakan konyolnya justru berakhir fatal. Sesuatu yang dia masukkan ke dalam minuman tersebut bukanlah obat pencahar, melainkan obat perang-sang.
Alih-alih merasa puas karena dendamnya terbalaskan, Haura justru berakhir jatuh di atas ranjang bersama Ervano hingga membuatnya terperosok dalam jurang penyesalan. Bukan hanya karena Ervano menyebalkan, tapi statusnya yang merupakan suami orang membuat Haura merasa lebih baik menghilang.
****
"Kamu yang menyalakan api, bukankah tanggung jawabmu untuk memadamkannya, Haura?" - Ervano Lakeswara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32 - Caraku Mencintai Dirimu
Ervano tak peduli sekalipun Irzan menganggapnya tengah bermimpi. Walau sejauh ini memang belum ada perkembangan, tapi dia yakin suatu saat nanti masa dimana ucapannya menjadi nyata itu akan ada.
Tanpa berani berbuat lebih lanjut, Ervano hanya mampu sekadar memainkan ujung rambut. Cukup lama Ervano melakukan kegiatannya, kebetulan Haura juga tampak sibuk sendiri dengan ponsel sana.
Sampai akhirnya, dia hanya menggenggam angin tatkala Haura beranjak berdiri setelah terdengar suara Abimanyu di belakang sana.
"Apa?" tanya Haura menatap jauh ke belakang.
Ervano yang berada begitu dekat hanya bisa mencuri pandang. Haura juga tak melihat ke arahnya, hanya fokus menatap ke belakang dimana Abimanyu memanggilnya.
"Pulang yuk."
"Pulang?"
"Iya, ayo ... sakit perut, Ra."
"Ish, aku belum makan, Bim!!"
"Kan bisa di rumah, atau beli."
"Ck, ngeselin!! Tahu begini ngapain ngajak kondangan segala sih!!" omelnya kemudian benar-benar berlalu meninggalkan Ervano yang seketika menarik sudut bibirnya tipis.
Irzan yang menyaksikan gelagat Ervano kembali menghela napas kasar. "Cupunya manusia ini."
Sontak ucapan Irzan membuat Ervano menoleh. "Maksudmu? Kau tidak lihat aku sudah sekeren ini sekarang?"
"Penampilan boleh berubah, tapi jiwamu masih sama ... cupu!!"
"Ck, cupu apanya hei?"
"Masih tanya, menghadapi yang begini saja tidak mampu? Come on, Bro ... dia cuma dedek gemes enam tahun di bawah kita, begitu juga sama Abangnya kenapa takut? Ungkapkan perasaanmu, dia juga hampir lulus SMA tunggu apa lagi? Hem?"
Sejenak Ervano terdiam, dia berusaha mempertimbangkan ucapan Irzan. "Nanti saja, setelah lulus S2 kulamar ke rumah orang tuanya," ucap Ervano ikut beranjak pergi karena alasan dia tetap berada di gedung ini tidak ada lagi.
Diikuti Irzan yang pasrah mengikuti kemana langkah Ervano. "Kenapa harus tunggu nanti, Van? Sekarang saja apa tidak bisa?"
"Kenapa jadi kau yang mendesakku melamarnya sekarang juga? Aku bahkan tidak berani mengajaknya pacaran karena anak itu masih di bawah umur ... dan sekarang, kau malah menyarankan untuk melamarnya, sehat?"
"Aduh, Van!! Bukan mendesak, cuma maksudnya agar cepat ... mana tahu nanti kau menyesal."
Sembari terus mengikuti langkah Ervano, Irzan masih berusaha mempengaruhi sahabatnya untuk segera menikahi Haura.
Namun, Ervano masih teguh pada pendirian karena dia percaya dengan masa depan yang telah dia tata sebelumnya.
"Tidak, aku tidak akan menyesal," tegas Ervano begitu percaya diri dengan keputusannya.
"Tahu dari mana tidak akan menyesal? Apa kau seyakin itu rencanamu nanti mulus-mulus saja untuk melamarnya setelah lulus S2?" tanya Irzan lagi-lagi membuat langkah Ervano terhenti.
Tidak munafik ada sedikit ketakutan sewaktu mendengar ungkapan Irzan. Hanya saja, Ervano kembali dengan pendirian awalnya.
"Yakin."
"Yakin? Rencana orang pacaran saja bisa gagal, apalagi kau yang sendirian, Van." Irzan menatap Ervano penuh keraguan.
"Aku tahu tentang itu ... tapi 'kan, selagi aku menjadikannya tujuan dan dia juga belum ada yang punya kenapa tidak?"
"Belum ada yang punya karena dia masih remaja, kau bayangkan setelah kau tinggal dia bagaimana? Cantik-cantik begitu pasti rugi kalau pacarnya cuma dua percayalah."
Ervano tampak berpikir keras. "Ehm melihat bodyguard yang selalu ada di sampingnya, aku rasa tidak ada yang berani mendekat," ucapnya merasa sedikit tenang dengan kehadiran Abimanyu yang memang dikenal super posesif pada saudaranya itu.
"Satu lagi, aku hanya sebentar dan tujuanku untuk memantaskan diri, Irzan. Andai nekat menikahinya sekarang mau bagaimana? Mustahil juga lamaranku diterima keluarganya," tambah Ervano kemudian.
Seyakin itu Ervano bahwa semua akan berjalan sesuai rencananya. Haura akan aman saja selama dia menyelesaikan pendidikan, setelah kemudian pantas barulah dia akan meminta Haura baik-baik kepada keluarganya.
.
.
Tak Ervano duga di tahun selanjutnya semua mulai kacau. Bukan tentang Haura, tapi tentang dirinya. Sang papa kembali ikut campur menentukan jalan hidupnya.
Perjodohan bersama Sofia yang merupakan putri konglomerat ternama itu tidak dapat Ervano hindari. Hanya karena kebaikan keluarga Sofia di masa lalu yang telah menyelamatkan bisnis papa tirinya, Ervano yang dituntut membalas budi dengan cara menikahi Sofia.
Tentu saja Ervano tidak serta merta menerima. Dia sempat berontak bahkan kuliahnya saja tidak selesai, sengaja melarikan diri cukup jauh dan menjalani hidup sendirian di Korea.
Saat itulah dia belajar banyak tentang perfilman dan semacamnya yang merupakan gerbang Ervano menjadi sutradara.
Berbekalkan ilmu yang dia dapat dari lingkungan non akademik dan tidak sesuai kemauan papa tirinya, Ervano pulang untuk mulai membangun nama tepat di ulang tahun ke-26.
Niatnya benar-benar melepaskan diri, saat itu juga sudah terbesit keinginan untuk mendekati Haura yang kala itu sudah beranjak dewasa. Namun, lagi dan lagi terhambat karena menurut kabar Haura masih sibuk menuntaskan studinya di salah-satu kampus ternama.
Kembali lagi, Ervano menunggu waktu yang tepat. Namun, di sisi lain kedua orang tuanya terutama sang papa terus mendesak Ervano untuk menikahi Sofia.
Bertahun-tahun, dia dihadapkan dengan drama keluarga yang luar biasa runyam sampai Ervano cukup sadar diri untuk masuk ke keluarga Megantara.
Pertikaian antara papa dan mamanya seolah tidak akan berakhir sebelum Ervano bersedia menikahi Sofia. Hingga, memasuki 30 tahun usianya Ervano mengalah.
Walau kala itu dia sudah melihat Haura dimana-mana dan kesempatan untuk mewujudkan impiannya sangatlah besar, Ervano memilih mengubur mimpi itu.
Dia mengikhlaskan Haura, menerima Sofia dan menjalani pernikahan yang ternyata kian membuatnya tersiksa.
Entah Sofia tengah berusaha membalas dendam atas penolakan yang dia lakukan sebelum menikah atau bagaimana. Akan tetapi, yang jelas kehadiran Ervano tak ubahnya bak patung bagi Sofia.
Satu tahun berjalan dia seperti akan gila. Ervano berubah pikiran tentang mimpinya yang sempat dikubur. Akan tetapi, betapa terkejutnya Ervano begitu tahu gadis pujaan yang dia ingini sudah memiliki seorang kekasih.
Rayyanza Mahameru, pria yang begitu Haura banggakan dan selalu tersemat di unggahan sosial medianya. Pria yang membuat Ervano cemburu, padahal dia tidak berhak apa-apa atas diri Haura.
Saat itulah, dia mengerti dan menyesal lantaran tidak mengikuti arahan Irzan untuk menyatakan cinta lebih dulu kepada Haura sebenarnya.
Kendati demikian, semua itu sudah berlalu. Saat ini, Ervano berhasil mewujudkan mimpinya walau dengan cara yang teramat buruk dan pantas dibenci.
Tidak punya pilihan, Ervano lelah dan merasa tidak punya cara lain lagi selain memanfaatkan kesempatan itu.
"Maaf jika terkesan egois, tapi inilah caraku mencintai dirimu, Haura," ucap Ervano menatap lekat sang istri yang masih asik sendiri menyapa para penggemarnya.
.
.
- To Be Continued -
...Assalamualaikum, sepertinya penduduk bumi pada lupa kalau ga diingetin ya ... Votenya hayoo, kasih Ervano kalau berkenan dan masih ada ya. Ini sekilas tentang Ervano, perasaannya dan apa yang terjadi padanya ... semoga sudah memenuhi rasa penasarannya, terima kasih....