NovelToon NovelToon
Antasena Pendekar Tanpa Tanding

Antasena Pendekar Tanpa Tanding

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Spiritual / Perperangan / Ilmu Kanuragan / Kultivasi Modern / Penyelamat
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: kelana syair( BE)

Pengembaraan seorang pendekar muda yang mencari para pembunuh kedua orang tuanya.Ia berkelana dari satu tempat ketempat lain.Dalam perjalanannya itu ia menemui berbagai masalah hingga membuat dirinya menjadi sasaran pembunuhan dari suatu perguruan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jasa harimau

Antasena kemudian berhenti sambil menatap ke langit dan melihat matahari sudah mulai tinggi.

Huuuf...!! Antasena menarik nafas dalam-dalam kemudian menurunkan palu besar yang menempel di bahunya.Dan seketika itu juga tubuhnya terasa ringan sekali.

"Sepertinya tidak mungkin jika aku tidak beristirahat,"ucap Antasena kemudian menyandarkan tubuhnya pada pohon di belakangnya dengan nafas naik turun tidak beraturan setelah sekian lamanya melakukan pengerahan ilmu ringan tubuhnya.

"Perjalanan ku belum sampai setengahnya ke gunung itu padahal sudah mendekati tengah hari,ayah pasti marah jika aku tidak pulang tepat waktu,"ucap Antasena, sambil berpikir mencari cara supaya ia bisa cepat sampai di gunung Kemulan.

Antasena memejamkan matanya sambil berpikir keras,ia teringat dengan ucapan ayahnya untuk menggunakan tenaganya dan pikirannya.Antasena merenung sambil meresapi dan mencari makna kata kata ayahnya itu.

Dan disaat Antasena sedang merenung itu tiba-tiba dia melihat semak semak yang ada di depannya bergoyang goyang padahal tidak ada angin .Pandangan Antasena kemudian tertuju pada semak semak yang ada di depannya.

"Kira kira apa yang ada di balik semak semak itu , jangan jangan ada ular,"gumam Antasena, sambil berdiri mengangkat palunya.

Antasena memperhatikan baik baik semak semak yang berjarak sepuluh meter di depan ia berdiri.

Semak semak itu semakin lama semakin bergoyang goyang pertanda ada binatang besar di dalamnya.

"Kurang ajar...! Binatang apa yang sedang mengganggu istirahat ku,"ucap Antasena , bersiap dengan palu besarnya.

Ia pun melesat ke arah semak semak itu, begitu di sana ia mendapati seekor harimau loreng yang sedang memangsa seekor kijang.

Harimau itu cukup besar dan kelihatannya sangat kuat sekali melihat kaki kakinya yang tampak besar dan kokoh.

"Hmmm... seekor harimau rupanya,"ucap Antasena sambil menatap kearah binatang buas itu.

Harimau itu langsung menoleh ke arah Antasena begitu merasakan adanya ancaman pada dirinya.

Grrr....grrr...grrr... !! Harimau itu menatap tajam kearah Antasena dan bersiap untuk menyerangnya.Binatang itu merasa terganggu makan siangnya oleh kedatangan Antasena yang tiba-tiba itu.

"Hai harimau jangan kira aku takut pada mu,berani menyerang ku maka palu ini akan mendarat tepat di kepala mu,"ancam Antasena, dengan mengangkat palunya.

Baru saja ia selesai berkata kata , binatang tersebut meluncur ke arahnya weees....! Pergerakan harimau yang tiba-tiba itu membuat Antasena terkejut tidak sempat mengangkat palunya sehingga ia pun langsung bergerak mundur menghindarinya .

Grrrr....grrrr.... kemarahan nampak jelas di wajah binatang buas itu melihat mangsanya dapat lolos dengan mudah.

"Haii. ..karena kau ingin memakan ku , maka tidak ada ampun lagi bagimu,"teriak Antasena dengan mengangkat palunya tinggi tinggi.

Grrr...!!! Harimau itu menatap tajam dengan bersiap menyerang Antasena.

"Kalau kau ingin mati majulah..! " tantang Antasena.

Harimau itu pun kemudian berlari cepat ke arah Antasena .Melihat lawannya benar benar menyerang ,Antasena segera menyalurkan tenaga dalamnya kepada palu yang ada di tangannya, sehingga membuat palu itu tampak bersinar. Di saat Antasena akan memukul binatang itu tiba-tiba ia teringat dengan ucapan ibunya.

"Ingat Antasena jangan pernah sekali kali kau membunuh binatang seperti harimau atau singa karena mereka itu adalah penolongmu "

Itulah kata kata yang selalu diucapkan Nyai Damah saat Antasena mau ke hutan pada waktu kecil.Bahkan pada saat Antasena sudah besar , hal itu Nyai Damah lakukan supaya Antasena dapat terus mengingatnya.

"Hampir saja aku melupakan pesan ibu, " ucap Antasena secepat mungkin membuang tubuhnya ke samping untuk menghindari terkaman dari harimau itu.

Grrrr....!!! Harimau bertambah semakin marah melihat mangsanya dapat lolos lagi.Binatang buas itu memutar badannya dengan bersiap untuk menerkam Antasena lagi.

"Apa yang harus aku lakukan karena menurut ibu aku tidak boleh membunuh binatang itu, " ucap Antasena sambil berpikir keras mencari jalan keluar dari serangan harimau itu.

Harimau itu kembali menyerang Antasena dengan ganasnya,memaksa Antasena harus bergerak cepat untuk menghindarinya.

wess... weees... Harimau itu terus menerus menyerang Antasena  tanpa tanpa mengenal lelah. Membuat Antasena begitu kesal karena tidak bisa menyerangnya itu  karena takut melukai harimau itu.

"Sialan jika begini terus akulah yang akan dimakannya hidup hidup, " ucap Antasena, sambil terus bergerak menghindari terkaman harimau itu.Antasena kemudian melompat ke atas pohon untuk mengambil nafas sejenak.Begitu di atas pohon barulah Antasena teringat sesuatu yang dimilikinya.

"Bodohnya aku, kenapa tidak kepikiran dari tadi, bukankah aku mempunyai ajian untuk menundukkan binatang ataupun hewan yang pernah ibu ajarkan pada ku, " ucap Antasena, seraya memukul jidatnya, setelah ingat dengan ilmu yang diajarkan oleh nyai Damah.

Grrr.. grrr...!!! Kemarahan terlihat jelas pada diri harimau itu karena merasa dipermainkan oleh Antasena dari tadi. Tatapan harimau itu begitu tajam kearah Antasena yang sedang bertengkar di atas dahan.Harimau itu mengitari pohon itu seolah tidak ingin mangsanya itu kabur.

"Hai harimau karena kau sudah membuang waktu ku harus mengantarkan aku menuju ke gunung kemulan sebagai balasannya, "teriak Antasena.Ia kemudian mengangkat dua jarinya di depan mulutnya sambil membaca mantra.

Dua jari Antasena seketika menyala putih terang setelah ia membaca mantra.

Antasena kemudian turun dari dahan pohon wuss... trap  ia mendarat di depan harimau itu dengan jarak lima meter. Melihat mangsa telah turun  harimau itu langsung berlari ke arah Antasena untuk menerkamnya.

Melihat harimau itu datang ke arahnya, Antasena menyunggingkan senyum.Dan wuss...! Harimau itu pun menerkam menerkamnya.Tapi Antasena dengan cepat melompat ke atas melewati harimau itu sambil menyentuh kepala harimau loreng itu menggunakan dua ujung jarinya dees...! Begitu tersentuh oleh jari Antasena harimau itu seketika diam dan tampak jinak. Antasena yang berada di belakang harimau itu menatap tajam sambil waspada, apakah jurus yang ibunya ajarkan itu berhasil atau tidak.

"Hmmm... tampak dia sudah jinak, akan aku coba untuk memanggilnya, " gumam  Antasena.

"Haii harimau kemarilah , " Antasena sambil melambaikan tangannya.

Dan harimau itu seketika menoleh dan berjalan kearah Antasena dengan patuh tanpa adanya perlawanan.

Harimau itu langsung menundukkan kepalanya begitu berada di depan Antasena.

"Binatang baik sekarang kau antar aku menuju ke gunung kemulan karena aku suka harus tiba di sana sebelum tengah hari, " ucap Antasena.

Grrrr... Harimau itu menganggukkan kepalanya seakan tahu apa yang Antasena katakan.

Tidak mau membuang waktu lagi Antasena segera mengambil palunya dan langsung naik ke atas punggung harimau besar itu.

"Harimau yang baik ayo cepat jalan ke arah gunung itu! " teriak Antasena.Sambil menunjuk ke arah gunung kemulan.

Harimau itu langsung berlari dengan kencang menuju kearah selatan menuruti perintah Antasena.Dengan menaiki harimau itu Antasena dapat menghemat tenaganya dan dengan  kecepatan binatang itu pula ia dapat melintasi hutan belantara dengan cepat.

Di atas punggung harimau itu Antasena masih teringat dengan kata kata ibunya yang melarang dirinya untuk membunuh bintang itu. Sampai sekarang kata kata nyai Damah tidak ia mengerti kenapa binatang seperti singa dan harimau itu katanya adalah penolong dirinya.

Tepat memasuki waktu tengah hari berjalan Antasena sampai di lereng gunung kemulan. Ia berhenti sejenak sambil menatap ke arah puncak gunung itu.

"Kalau aku beristirahat terus, sebulan pun aku tidak akan sampai ke puncak gunung itu.Hai binatang baik kau tunggu aku disini, karena kau masih harus mengantarkan aku pulang nanti, " ucap Antasena. Ia kemudian berlari menuju ke puncak gunung ini dengan mengerahkan ilmu ringan tubuhnya. Biar bagaimanapun Antasena tidak ingin pulang terlambat dan mendapatkan hukuman dari ayahnya.

1
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Gempa bumi 🌏
ria
lanjutkan
Endri ALLIKA
lanjutkan Bosque 🙏🙏
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
Zainal Arifin
lanjutkan
Redy Ryan Little
Bagus
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Muantebz
ria
lanjutkan
ria
lanjutkan maju terus
ria
maju
ria
semangat
ria
lanjutkan
ria
mantap
ria
maju terus
ria
lanjutkan
yun
mantap semangat dan lanjutkan
yun
lngsung kam
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!