NovelToon NovelToon
Kembalinya Ayah Anakku

Kembalinya Ayah Anakku

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Single Mom / Hamil di luar nikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: DENAMZKIN

Celia adalah seorang ibu tunggal yang menjalani kehidupan sederhana di kota Bandung. Setiap hari, dia bekerja keras di toko perkakas milik ayahnya dan bekerja di bengkel milik seorang kenalan. Celia dikenal sebagai wanita tangguh, tapi ada sisi dirinya yang jarang diketahui orang, sebuah rahasia yang telah dia sembunyikan selama bertahun-tahun.

Suatu hari, teman dekatnya membawa kabar menarik bahwa seorang bintang basket terkenal akan datang ke kota mereka untuk diberi kehormatan oleh walikota dan menjalani terapi pemulihan setelah mengalami cedera kaki. Kehebohan mulai menyelimuti, tapi bagi Celia, kabar itu adalah awal dari kekhawatirannya. Sosok bintang basket tersebut, Ethan Aditya Pratama, bukan hanya seorang selebriti bagi Celia—dia adalah bagian dari masa lalu yang telah berusaha dia hindari.

Kedatangan Ethan mengancam untuk membuka rahasia yang selama ini Celia sembunyikan, rahasia yang dapat mengubah hidupnya dan hidup putra kecilnya yang telah dia besarkan seorang diri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DENAMZKIN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CEK DUA RATUS JUTA RUPIAH

Celia bersandar di kursinya, memandangi halaman penuh barang-barang lama yang telah terkumpul selama bertahun-tahun. Hatinya terasa sedikit hancur, tapi dia hanya menghela napas. Saat melirik ke kiri, dia melihat Siska menyeberang jalan. Ketika Siska sampai di halaman, dia berhenti sejenak dan melihat sekeliling.

"Kamu yakin tidak bisa pinjam uang dari bank?"

"Aku sudah mencoba," jawab Celia dengan helaan napas. "Aku dianggap terlalu berisiko."

Siska memandangi pakaian dan perhiasan yang dipajang. "Ini rasanya salah."

Celia menunduk dan mengangkat bahu. "Aku harus melakukan ini kalau aku mau mendukung Rion dan membereskan kekacauan finansial yang ditinggalkan ayah."

Celia menarik lengan kursinya. Ayahnya sangat menyukai kursi itu; dia duduk di sana sampai akhir hidupnya, dan Celia yakin ayahnya mungkin sedang mengawasi dari atas sambil menggerutu bahwa kursi itu tidak ada hubungannya dengan kematiannya.

"Apakah kamu sudah memberi tahu Ethan?" tanya Siska sambil memeriksa tumpukan CD.

"Belum, kami akan bertemu untuk makan malam jam tujuh. Ngomong-ngomong, bisakah kamu menjaga Rion malam ini?" Celia bertanya sambil menatap Siska.

"Tentu, tidak masalah." Siska tersenyum kecil. "Aku akan membayar lima ratus ribu rupiah untuk CD Backstreet Boys ini," tawarnya.

Celia mengangkat alis, memandang temannya dengan senyum penuh arti.

"Siska, CD itu harganya delapan puluh ribu rupiah”

"Aku tahu," kata Siska sambil tersenyum kecil. Dia meletakkan kembali CD itu dan menghela napas sambil memandang barang-barang di halaman.

"Bukankah terasa berat menjual semua ini... secepat ini?"

Celia menggigit bibirnya dan mengalihkan pandangan dari tumpukan barang.

"Aku harus membayar bank untuk rumah ini. Semua tabunganku habis untuk biaya pemakaman, dan aku mungkin kehilangan tokoku jika tidak menunjukkan itikad baik."

Siska mengusap matanya dan menghela napas.

"Mungkin kita bisa mengadakan penggalangan dana?"

Celia menatap Siska dan mengangkat bahu.

"Siska, tidak ada yang akan menyumbang uang untuk seorang ibu tunggal, terutama yang punya dua pekerjaan, dan tidak memiliki suami."

Siska terdiam saat sebuah mobil kecil berhenti di depan mereka.

"Luar biasa, seorang pelanggan," katanya dengan nada sinis yang tak disembunyikan.

"Celia?" panggil seorang wanita saat keluar dari mobilnya dan memandangi halaman.

"Ya, Itu aku," jawab Celia sambil berdiri dari kursinya.

Wanita berkulit sawo matang itu menutup pintu mobilnya dengan suara keras.

"Kamu penasaran, Bagaimana aku tahu namamu?" katanya sambil menggelengkan kepala dan berjalan ke trotoar. Dia mengenakan setelan bisnis dengan kerah hijau yang tampak berantakan di lehernya karena panas.

Celia melirik Siska yang balik menatapnya dengan ekspresi bingung.

"Ini obral barang?" Wanita itu berhenti di depan rumah dan memandang sekeliling. "Menarik sekali."

"Maaf, siapa Anda?" tanya Celia sambil mengulurkan tangan.

"Dewi Rahmasari," jawabnya, menyambut uluran tangan Celia.

"Celia Wiguna," kata Celia sambil menjabat tangan wanita itu. Tangan Dewi terasa jauh lebih halus daripada tangannya sendiri, yang membuat Celia merasa sedikit malu.

Dewi melirik Siska dan memiringkan kepalanya, menatapnya dengan pandangan bertanya-tanya.

"Siska Hanum?" kata Dewi sambil mengulurkan tangan ke arahnya.

"Wow, benar-benar diluar prediksi" jawab Siska dengan ekspresi terkesan. Dewi memandang Siska sejenak, lalu kembali mengalihkan perhatiannya pada Celia.

"Baiklah, mari kita selesaikan ini dengan cepat," katanya sambil mengeluarkan buku cek. "Berapa harga yang kamu inginkan?"

"Harga untuk apa?" tanya Celia, bingung sambil melirik barang-barang di halaman.

"Semuanya," jawab Dewi dengan tenang.

"Apa?" seru Siska dan Celia bersamaan, menatap Dewi seolah-olah dia tiba-tiba muncul tanpa pakaian di hadapan mereka.

"Bagaimana kalau dua ratus juta rupiah?" kata Dewi sambil melirik barang-barang yang dipajang.

"Tunggu dulu, kamu salah satu teman Ethan, kan?" Celia menunjuk Dewi dengan jarinya.

"Aku managernya. Dia memintaku untuk membeli semuanya, berapa pun harganya. Jadi mari kita selesaikan ini supaya aku bisa kembali bekerja," kata Dewi santai.

Siska menatap Celia. "Mungkin dia sudah tahu?"

"Tahu apa?" tanya Celia, tapi tatapannya berubah tajam pada Siska, memberi isyarat untuk tidak mengatakan apa-apa.

Dewi diam sejenak, memandang mereka berdua dengan pandangan penuh arti.

"Aku akan menghubungi kalian nanti hari ini untuk memberi tahu apa yang Ethan ingin aku lakukan dengan semua… barang ini. Dan ini, dua ratus juta rupiah untuk totalnya," katanya sambil menyerahkan cek kepada Celia. "Senang berbicara denganmu," ucapnya sambil melangkah mundur dari trotoar.

Celia memandang cek itu dengan bingung, lalu kembali melihat Dewi.

"Kenapa dia membeli barang-barangku?"

"Aku tidak tahu, aku hanya melakukan apa yang diperintahkan," kata Dewi sambil membuka pintu mobilnya.

Ketika Dewi pergi dengan mobilnya, Celia menoleh ke arah Siska yang sedang memandangi cek itu. Tanpa basa-basi, Siska mengambil cek dari tangan Celia.

"Ini demi kebaikanmu sendiri," katanya sambil memasukkan cek itu ke dalam tasnya.

"Apa?" Celia menatap Siska dengan tidak percaya saat cek itu lenyap dari pandangan.

"Aku tidak akan membiarkanmu melakukan hal bodoh seperti merobek cek senilai dua ratus juta rupiah. Kamu bisa mendapatkan ini kembali setelah kamu punya waktu untuk berpikir dan bicara dengannya," ujar Siska dengan nada tegas. Dia menghela napas sementara Celia kembali memandang halaman penuh barang-barangnya.

"Lalu sekarang apa?" tanya Celia putus asa.

Siska mengangkat bahu. "Mungkin kita bisa memasang stiker besar bertuliskan terjual di papan obral barangmu."

1
Oyen manis
duh penasaran reaksi celia dan ethan
Oyen manis
keren sih, biasanya bakal di aborsi kalau udah kaya gitu.Tapi yang ini di rawat sampai gede
Oyen manis
nyesek si jadi celia tapi lebih nyesek jadi dina ;)
Grindelwald1
Tersentuh banget dengan kisah ini.
Dálvaca
Jangan lupa terus update ya, author!
DENAMZKIN: siap. terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!