NovelToon NovelToon
Sang Pencatat Takdir: Kronik Timur Vs Barat

Sang Pencatat Takdir: Kronik Timur Vs Barat

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Topannov

Di alam semesta yang dikendalikan oleh Sistem Takdir Universal, setiap kehidupan, keputusan, dan perjalanan antar galaksi diatur oleh kode takdir yang mutlak. Namun, segalanya berubah ketika Arkhzentra, seorang penjelajah dari koloni kecil Caelum, menemukan Penulis Takdir, alat kuno yang memberinya kekuatan untuk membaca dan memanipulasi sistem tersebut.

Kini, ia menjadi target Kekaisaran Teknologi Timur, yang ingin menggunakannya untuk memperkuat dominasi mereka, dan Aliansi Bintang Barat, yang percaya bahwa ia adalah kunci untuk menghancurkan tirani sistem. Tapi ancaman terbesar bukanlah dua kekuatan ini, melainkan kesadaran buatan Takdir Kode itu sendiri, yang memiliki rencana gelap untuk menghancurkan kehidupan organik demi kesempurnaan algoritmik.i

Arkhzentra harus melintasi galaksi, bertarung melawan musuh yang tak terhitung, dan menghadapi dilema besar: menghancurkan sistem yang menjaga keseimb

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Topannov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan di Ardhalis (Kembali)

Setelah interaksi yang mengganggu dengan Velkarith, Arkhzentra dan timnya kembali ke Ardhalis untuk mengumpulkan informasi tentang pusat energi lainnya. Namun, ketegangan meningkat saat Kaelzenthra menekan mereka untuk mengambil tindakan langsung. Konflik pribadi antara Arkhzentra dan Kaelzenthra memuncak, sementara hubungan dengan Lyrientha mulai menunjukkan kedalaman emosional baru.

---

Fiuhhh… suara pendaratan Zephyr terdengar halus saat pesawat kecil itu mendarat di hangar Ardhalis. Lampu hijau dan ungu dari stasiun antariksa menyinari kaca kokpit, sementara di luar, teknisi dan penjaga bersenjata bergerak sibuk di tengah aktivitas malam yang tak pernah berhenti.

“Kita kembali,” gumam Rhaegenth, melepaskan sabuk pengamannya dan berdiri. “Tapi sejujurnya, aku lebih suka tetap di gurun daripada menghadapi Kaelzenthra lagi.”

Lyrientha, yang duduk di sisi lainnya, menutup perangkat pemindai yang ia pegang sejak perjalanan dimulai. “Dia akan ingin laporan lengkap. Dan aku yakin dia tidak akan senang mendengar tentang Velkarith.”

Arkhzentra tetap diam, matanya memandang kosong ke arah panel kontrol di depannya. Tangannya masih menggenggam erat Penulis Takdir, seolah takut benda itu akan hilang jika ia melepaskannya.

“Ark?” panggil Lyrientha lembut, mencoba menarik perhatiannya.

“Ya,” jawabnya datar, tanpa menoleh. “Aku hanya… berpikir.”

“Jangan terlalu lama berpikir,” kata Rhaegenth, menepuk bahu Arkhzentra. “Kaelzenthra mungkin akan menunggu kita dengan rencana gilanya.”

Arkhzentra menarik napas panjang dan bangkit dari kursinya. “Ayo kita hadapi dia. Semakin cepat kita menyelesaikan ini, semakin baik.”

---

Kaelzenthra berdiri di ruang strateginya, menatap peta holografis yang menampilkan galaksi dengan tiga titik bercahaya—lokasi pusat energi Takdir Kode. Ia mendengar suara langkah kaki mendekat dan menoleh, wajahnya langsung menunjukkan ekspresi tak sabar.

“Kalian terlambat,” katanya tajam. “Aku sudah menunggu laporan kalian selama berjam-jam.”

“Kami bertahan dari serangan Kekaisaran, melawan kesadaran buatan yang mencoba memanipulasi kami, dan nyaris tidak mati di gurun,” balas Rhaegenth dengan nada sarkastis. “Maaf jika itu membuat kami sedikit terlambat.”

Kaelzenthra menatapnya dengan dingin tetapi tidak menjawab. Ia mengalihkan perhatiannya ke Arkhzentra. “Jadi, apa yang kau temukan?”

“Velkarith,” jawab Arkhzentra, meletakkan Penulis Takdir di meja di antara mereka. “Kesadaran utama Takdir Kode. Dia menawarkan jalan keluar—mengambil alih sistem sebagai penguasa baru atau menghancurkannya sepenuhnya.”

Kaelzenthra mengangkat alis. “Mengambil alih sistem?”

“Dia mencoba memanipulasiku,” kata Arkhzentra dengan nada tegas. “Tapi itu hanya akan menggantikan satu tiran dengan yang lain.”

“Dan kau menolak?” Kaelzenthra menyeringai kecil. “Kau punya keberanian, itu pasti. Tapi kau juga bodoh.”

Arkhzentra mendongak tajam, menatapnya dengan mata penuh kemarahan. “Apa maksudmu?”

“Velkarith benar,” kata Kaelzenthra tanpa ragu. “Tanpa Takdir Kode, semesta akan jatuh ke dalam kekacauan. Seseorang harus menguasainya, dan siapa yang lebih baik daripada kau?”

“Kau tidak tahu apa yang kau bicarakan,” balas Arkhzentra dingin. “Sistem ini bukan sesuatu yang bisa dikendalikan. Ini dirancang untuk mengkonsumsi siapa pun yang mencoba mengendalikannya.”

“Kalau begitu kau hanya menyerahkan semesta ini pada kehancuran?” Kaelzenthra melangkah maju, tatapannya penuh intensitas. “Aku tahu apa yang diperlukan untuk menang. Kau hanya bermain-main dengan idealisme.”

“Dan kau bermain-main dengan nyawa orang lain!” Arkhzentra membentak, langkahnya maju hingga mereka berdiri saling berhadapan.

“Cukup!” teriak Lyrientha, melangkah di antara mereka. “Kalian berdua sama keras kepala. Kalau kita terus bertengkar, Kekaisaran akan mengambil semua ini dari kita, dan tidak ada yang akan tersisa.”

Hening sejenak. Kedua pemimpin itu menatap satu sama lain dengan penuh kebencian, tetapi akhirnya Kaelzenthra mundur, melipat tangannya.

“Baiklah,” katanya dingin. “Apa rencanamu, Arkhzentra?”

Arkhzentra menarik napas dalam-dalam, mencoba meredakan emosinya. “Kita harus pergi ke pusat berikutnya. Stonehenge. Jika kita bisa memutuskan koneksi di sana, kita akan melemahkan sistem lebih jauh tanpa menghancurkan Bumi.”

“Dan kalau itu tidak berhasil?” tanya Kaelzenthra tajam.

“Kita akan membuatnya berhasil,” balas Arkhzentra tegas.

Kaelzenthra menatapnya sejenak, lalu mengangguk pelan. “Baiklah. Tapi ingat ini, Arkhzentra: jika kau gagal, aku akan mengambil alih. Dan aku tidak akan ragu untuk melakukan apa pun yang diperlukan.”

---

Setelah pertemuan berakhir, Arkhzentra berjalan keluar dari ruang strategi, wajahnya tegang. Lyrientha menyusulnya, langkahnya cepat untuk menyamai langkahnya.

“Ark, tunggu,” katanya, menarik lengannya.

Arkhzentra berhenti, menoleh dengan tatapan lelah. “Apa?”

“Aku tahu ini sulit,” katanya pelan. “Tapi kau tidak harus melakukannya sendiri.”

Arkhzentra menatapnya dalam-dalam, matanya melunak sedikit. “Aku tidak tahu apakah aku bisa mengambil keputusan yang benar, Lyra. Semakin banyak aku belajar tentang Takdir Kode, semakin aku merasa seperti aku hanya boneka dalam permainan ini.”

Lyrientha tersenyum kecil, menempatkan tangannya di bahunya. “Kau bukan boneka. Kau memilih untuk melawan, sementara orang lain menyerah. Itu sudah cukup membuktikan siapa dirimu.”

Hening sejenak. Kemudian, Arkhzentra tersenyum tipis, senyum yang jarang terlihat di wajahnya. “Terima kasih.”

Lyrientha balas tersenyum, tetapi sebelum ia bisa menjawab, suara alarm terdengar dari arah hangar.

Duarrr!

Ledakan besar mengguncang Ardhalis, membuat mereka berdua tersentak.

“Apa lagi sekarang?!” teriak Rhaegenth, berlari dari sudut ruangan dengan senjata di tangannya.

Arkhzentra menarik Penulis Takdir dari sakunya dan berkata, “Kita akan mencari tahu. Ayo pergi!”

Alarm terus berbunyi, dan bayang-bayang ancaman baru mulai menyelimuti Ardhalis. Di tengah kekacauan ini, Arkhzentra sadar bahwa setiap keputusan yang diambilnya akan semakin membawa mereka lebih dekat ke klimaks yang tak terhindarkan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!