Genre: Action, Drama, Fantasy, Psychological, System
Seluruh siswa kelas 3A tidak pernah menyangka kalau hidup mereka akan berubah drastis ketika sebuah ritual aneh menarik mereka ke dunia lain. Diberikan gelar sebagai "Pahlawan Terpilih," mereka semua mendapat misi mulia untuk mengalahkan sang Raja Iblis dan menyelamatkan dunia asing tersebut. Di antara mereka ada Hayato, siswa yang dikenal pendiam namun selalu memiliki sisi perhatian pada teman-temannya.
Namun, takdir Hayato justru terpecah dari jalur yang diharapkan. Ketika yang lain menerima berkat dan senjata legendaris untuk menjadi pahlawan, Hayato mendapati dirinya sendirian di ruangan gelap. Di sana, ia bertemu langsung dengan sang Raja Iblis—penguasa kegelapan yang terkenal kejam. Alih-alih membunuhnya, Raja Iblis memberikan tawaran yang tak bisa Hayato tolak: menjadikannya "Villain Sejati" untuk menggantikan posisinya dalam tiga tahun mendatang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nov Tomic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
— BAB 13 — Sistem Error —
Pagi ini, udara dingin menyelimutiku ketika aku berjalan di antara teman-temanku setelah pengujian. Kata “Null” masih terngiang di kepalaku. Semua seolah kembali seperti biasa, tetapi aku tahu dalam hati bahwa sesuatu telah berubah. Rasa lega karena identitasku tidak terungkap bercampur dengan kekhawatiran yang tidak kunjung reda. Namun, aku mencoba bersikap biasa saja.
Saat aku berjalan menuju tempat duduk, tiba-tiba layar sistemku muncul di hadapan mataku tanpa peringatan. Biasanya, sistem hanya akan menampilkan statusku ketika aku memintanya, tetapi kali ini layar itu muncul dengan latar hitam dan teks berwarna merah menyala.
[ERROR: SISTEM MENGALAMI MALFUNGSI!]
Aku tertegun. “Malfungsi?” gumamku, bingung. Kata-kata itu terus berkedip, diikuti dengan peringatan lain yang lebih membuatku panik.
[PERINGATAN: Akses Sistem Yang Tidak Sah Terdeteksi!]
[Analisis Sistem Villain Sejati Telah Berlangsung...]
Aku menahan napas. Jelas ada sesuatu yang salah. Siapa yang mencoba menganalisis sistemku? Apa yang mereka cari? Sebelum aku bisa memikirkan lebih jauh, teks berikutnya muncul.
[Ketidaksesuaian Terdeteksi: Cahaya dan Kegelapan Tak Bisa Disatukan!]
Rasanya seperti petir menyambar kepalaku. Tubuhku kaku, jantungku berdetak kencang. Kristal itu. Kristal sihir yang kugunakan untuk pengujian. Itu pasti sebabnya. Aku baru saja memegang sesuatu yang berasal dari energi cahaya murni, sesuatu yang seharusnya tidak bisa disentuh oleh kegelapan seperti diriku. Sial. Ini kesalahan besar. Aku seharusnya tidak bergabung dengan mereka sejak awal.
Semakin aku mencoba memahami apa yang terjadi, layar sistemku semakin kacau. Kata-kata tak terbaca mulai muncul di seluruh layar, bergantian dengan simbol aneh yang tidak kumengerti. Sebelum aku sempat bereaksi lebih jauh, seluruh tubuhku tiba-tiba terasa berat, dan penglihatanku mulai menggelap.
Aku jatuh tak sadarkan diri.
Beberapa saat kemudian—aku terbangun di ruangan yang hangat, dengan suara langkah kaki samar terdengar dari luar jendela. Pandanganku kabur untuk beberapa saat, tetapi aku bisa mengenali tempat ini. Penginapan. Aroma kayu dan kain lembab di udara mengingatkanku pada kamar kecil yang disediakan untuk kami.
“Hayato,” suara yang familiar memanggilku. Aku menoleh dan melihat Kenta duduk di kursi di dekat ranjang. Matanya tajam, penuh dengan sesuatu yang tidak pernah kulihat darinya sebelumnya—kewaspadaan.
“Kenta?” Aku mencoba duduk, meskipun kepalaku masih terasa berat. “Apa yang terjadi?”
“Kau pingsan tadi,” jawabnya singkat. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan, menatapku serius. “Aku ingin bertanya sesuatu. Jawab dengan jujur.”
Jantungku berdebar mendengar nada bicaranya. Kenta tidak pernah berbicara seformal ini sebelumnya.
“Apa itu?” tanyaku, berusaha menjaga suaraku tetap tenang.
Ia memandangku lekat-lekat, seolah mencoba mencari sesuatu di dalam diriku. “Kau benar-benar Hayato, kan?”
Aku membeku. Pertanyaan itu membuatku bingung sekaligus waspada. Kenapa ia bertanya seperti itu? Aku mencoba untuk tidak terlihat panik. “Apa maksudmu?” tanyaku, mencoba tertawa kecil untuk mengurangi ketegangan.
“Aku serius,” katanya, nada suaranya semakin dalam. “Tidak mungkin seorang pahlawan tidak memiliki kekuatan sama sekali. Bahkan jika itu skill yang paling lemah sekalipun, kristal itu seharusnya menunjukkan sesuatu. Tapi kau… tidak ada apa-apa.”
Aku tertegun. Bagaimana ia bisa memikirkan hal itu? Teman-teman kami yang lain tampaknya menerima kata-kata Raja Abeir tanpa pertanyaan, tetapi Kenta—ia meragukanku. Ada sesuatu yang berbeda darinya.
“Kenta, apa kau mendengar apa yang Raja Abeir katakan? Mungkin aku memang tidak ditakdirkan untuk bertarung…” Aku mencoba mengalihkan perhatian, tetapi matanya tidak bergeming.
“Hayato,” potongnya, suaranya dingin. “Aku mengenalmu. Di dunia kita sebelumnya, kau mungkin tidak terlalu menonjol, tetapi aku tahu kau tidak mungkin selemah ini. Ada yang tidak beres, dan aku ingin tahu apa itu.”
Aku menatapnya dengan rasa campur aduk. Ada dorongan untuk mengaku, tetapi aku tahu itu terlalu berisiko. Sebaliknya, aku bertanya balik, “Kenta… sebenarnya, kau juga berbeda. Apa kau benar-benar Kenta yang kukenal?”
Mata Kenta menyipit. “Apa maksudmu?”
Aku menelan ludah, mencoba membaca reaksinya. “Di sini… kau terlihat lebih tajam. Lebih serius. Bahkan pertanyaanmu barusan tidak terdengar seperti Kenta yang kukenal. Ada yang berubah.”
Kenta terdiam, dan untuk sesaat, suasana menjadi tegang. Namun, ia akhirnya tersenyum kecil—bukan senyuman ceria seperti biasanya, tetapi senyuman yang penuh dengan misteri.
“Mungkin kau benar,” katanya sambil bangkit dari kursinya. “Tapi sebaiknya kau cepat pulih, Hayato. Masih ada banyak hal yang harus kita hadapi, dan aku ingin memastikan bahwa kau adalah sekutu yang bisa kuandalkan.”
Ia meninggalkan ruangan tanpa berkata apa-apa lagi, meninggalkanku sendirian dengan pikiranku yang semakin kacau. Apa maksud dari semua ini? Dan kenapa aku merasa bahwa Kenta tahu lebih banyak daripada yang ia tunjukkan? Rasanya seperti ada sesuatu yang besar sedang terjadi, tetapi aku hanya bisa melihat ujung dari misterinya.
Aku menghela napas, menatap layar sistemku yang kembali muncul. Kali ini, pesan yang muncul lebih singkat tetapi lebih mengerikan.
[Peringatan: Sistem Villain Sejati, Pilihlah Jalan Yang Benar! Putuskan Sesuatu!]
Pilihan. Kata itu terus terulang di kepalaku. Apa aku sudah membuat keputusan yang salah sejak awal?
Kepalaku berputar dengan semua informasi yang baru saja kuterima. Pilihan. Apa yang harus aku pilih? Apakah aku harus tetap berpegang pada identitasku yang sebenarnya, ataukah aku harus menyembunyikannya demi keselamatan?
Aku berusaha untuk bangkit dari ranjang, tetapi tubuhku masih terasa lemah. Dengan susah payah, aku duduk di tepi ranjang dan mengatur napas.
[Melakukan Perbaikan!]
[Waktu Tunggu: Tidak Diketahui~]
Aku terus menatap layar sistemku, tubuhku tegang menunggu apapun yang akan muncul. Setelah beberapa saat, teks merah yang sebelumnya memenuhi layar perlahan-lahan memudar, digantikan oleh sesuatu yang jauh lebih familiar. Sistemku kembali normal—setidaknya begitulah yang terlihat.
[Perbaikan Berhasil!]
[Status Ditampilkan!]
Aku menahan napas ketika informasi yang muncul memenuhi layar di depanku.
[Level: 10]
[Nama: Hayato]
[Umur: 18 Tahun]
[Stamina: 90]
[Attack: 81]
[Defense: 77]
[Speed: 85]
[Tipe: Calon Raja Iblis]
[Skill: Adaptasi Kegelapan, Gigitan Kegelapan, Manipulasi Racun, Memasak, Manipulasi Darah, Penglihatan Malam, Null]
[ - Slot 1: Tas Hitam Kecil]
[ - Slot 2: -]
[ - Slot 3: -]
[Misi: Teka Untuk Membuka!]
Aku terpaku. Beberapa hal membuatku bingung. Sejak kapan aku naik ke level sepuluh? Tapi, yang langsung menarik perhatianku adalah skill yang begitu menonjol di bagian terakhir: Null.
Skill itu muncul di kristal pengujian sebelumnya, dan kini sistemku menampilkan hal yang sama. Apa artinya ini? Apakah kristal itu benar-benar bisa membaca statusku, meskipun aku mencoba menyembunyikannya? Tapi kenapa hasilnya sama dengan sistem ini, yang seharusnya dikelola oleh Raja Iblis?
Aku mencoba menyentuh layar untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang Null, tetapi hanya pesan singkat yang muncul:
[Skill Null: Sifat Tidak Dikenal. Menunggu Pengaktifan.]
"Menunggu pengaktifan?" gumamku, kebingungan. Apa itu berarti skill ini belum aktif? Atau ada kondisi tertentu yang harus kupenuhi untuk menggunakannya?
Aku menghela napas panjang, mencoba meredakan pikiranku. Dalam segala kekacauan ini, setidaknya sistemku telah kembali normal.