Spin off The Soldier and The CEO
Sabrina Lee selalu merasa dirinya bukan anak kandung sang ibu karena perlakuannya yang terlalu over protektif apalagi dia tinggal di sebuah dusun yang terpencil. Lulus SMA dan ibunya meninggal, Sabrina nekad ke Jakarta untuk mencari pekerjaan yang layak sambil kuliah online. Sabrina diterima di Ramadhan Securitas sebagai bodyguard. Kemampuan Sabrina bela diri itulah yang diterima kerja di sebuah perusahaan perlindungan klien VIP. Lima tahun pekerjaan itu dilakoni Sabrina hingga dia ditugaskan mengawal CEO muda bernama Ardiona Waranggana yang menyebalkan. Ardiona atau biasa dipanggil Ardi, awalnya tidak suka dikawal perempuan tapi Sabrina wanita tangguh hingga Ardi mengakui gadis cantik itu keren. Disaat Ardi diwajibkan menikah, dia membawa Sabrina sebagai calon istrinya. Mereka menikah dengan perjanjian selama setahun tanpa Ardi tahu jika Sabrina adalah pewaris yang hilang dari keluarga Pratomo.
gen ke 8 klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Mirip
Daisy menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena dirinya gemas tidak bisa mengingat siapa yang mirip dengan Sabrina.
"Papa... Checkmate!" cengir Kenzie membuat Dokter Lucky melongo.
"Eh curaaaannggg! Anak Turin! Kamu super curang!' omel Dokter Lucky.
Kenzie hanya menjulurkan lidahnya dan keduanya pun kembali ribut unfaedah. Daisy hanya menggelengkan kepalanya karena baik Dokter Lucky dan Kenzie sama-sama tidak mau mengalah.
Kenzie sendiri diambil dari huruf belakang dokter Lucky 'Ky' dan belakang Daisy 'Sy', jadilah Kenzie. Putra sulung mereka benar-benar campuran Italia dan Indonesia tapi sangat kelihatan Italia nya.
"Mamaaaaa, papa nakal iniiii!" adu Kenzie yang mendapatkan pitingan dari ayahnya.
"Mas, jangan usil sama Kenzie! Kamu juga Ken, nggak usah manja! Kalau masih ribut, kalian tidur di kandang Winston!" amuk Daisy membuat ayah dan anak itu melongo.
"Mama kejaaaammmm!" drama Dokter Lucky dan Kenzie.
"Haaaiissshhh!"
***
Ardiona dan Sabrina pun tiba di rumah setelah menikmati acara makan malam di warung penyetan yang memang semuanya enak.
"Terima kasih pak Ardiona... Sudah mentraktir dan membelikan semua perlengkapan saya," ucap Sabrina sebelum Ardiona naik ke lantai dua.
"Santai saja Brina. Kamu bekerja dengan aku jadi wajar kalau kamu aku traktir."
Sabrina mengangguk. "Sekali lagi, terima kasih pak. Selamat malam." Gadis itu lalu berjalan menuju kamarnya.
"Malam Sabrina," balas Ardiona. Pria itu melihat pengawalnya dari belakang dan tersenyum. Badan kamu sih langsing tapi ternyata punya power.
***
Sabrina masuk ke dalam kamarnya dan mulai menata semua barang belanjaannya di meja rias. Gadis itu memang sangat memperhatikan penampilan fisiknya, tidak perlu skincare mahal tapi yang penting cocok di kulitnya. Sabrina lalu menuju kamar mandi yang ada diluar karena kamarnya tidak ada kamar mandi dalam. Usai membersihkan diri, Sabrina pun masuk ke dalam kamarnya dan menguncinya.
Sabrina menunaikan ibadah sholat isya sebelum tidur dan saat dia berbaring di atas ranjangnya, pikirannya melayang ke ucapan Dokter Daisy. Sabrina memang baru pertama kali bertemu dengan Daisy tapi entah mengapa ada perasaan yang hangat dan dekat seperti halnya saat bersalaman dengan Aleksei Reeves.
Perasaan yang seperti sudah kenal sebelumnya tapi Sabrina yakin kalau dia baru pertama kali bertemu dengan mereka.
Ada apa dengan dua orang itu? Apa hubungannya dengan aku?
Sabrina tidak bisa menemukan jawabannya dan memutuskan untuk tidur.
***
Keesokan harinya, Sabrina sudah siap bersama dengan Ardiona menuju GBK untuk jogging dan menikmati car free day. Sabrina pun mengeluarkan mobil hitamnya usai berpamitan dengan Bratajaya dan lagi-lagi Ardiona menyuruh Sabrina pindah. Pria itu lalu mengemudikan mobilnya sementara Sabrina duduk di sebelahnya.
"Saya yang nyetir sebenarnya tidak apa-apa lho pak," ucap Sabrina saat mobil itu keluar dari halaman kediaman Waranggana.
"Kamu nyetir pas ke kantor saja."
Sabrina hendak membantah tapi percuma juga karena Ardiona sudah memasang wajah judes.
Karepmu ( terserah kamu ) deh pak.
Ardiona melirik ke arah Sabrina yang duduk manis di sebelahnya. Gadis itu memilih memakai jaket putih, kaos putih dan celana training hitam. Rambutnya yang tebal, dia kuncir ekor kuda seperti kemarin saat di gym.
Benar-benar bajunya sopan dan tidak seperti saat di gym kemarin.
"Kamu sudah bawa minum?" tanya Ardiona.
"Sudah pak." Sabrina memperlihatkan tas serutnya. "Handuk kecil juga sudah."
"Oke."
Sabrina memeriksa TWS nya yang sudah dia charge semalam sementara Ardiona fokus dalam menyetir karena ramai orang ke GBK. Mereka pun mendapatkan parkir dan keduanya pun turun. Ardiona dan Sabrina melakukan pemanasan dulu sebelum mulai jogging. Keduanya memasang TWS masing-masing dan mulai berlari. Jika orang lain melihat, keduanya dikira sebagai pasangan tapi sebenarnya Sabrina adalah pengawal Ardiona.
***
Sabrina dan Ardiona beristirahat setelah memutari GBK sebanyak tiga kali. Keduanya duduk di atas pinggiran taman sambil minum. Ardiona melihat ada jajanan disana dan menoleh ke Sabrina yang ada di sebelahnya.
"Kamu ... Mau seblak?" tawar Ardiona.
"Saya tidak doyan seblak pak."
Ardiona terkejut. "Lha tumben ada cewek tidak doyan seblak?"
"Maaf pak, tapi saya memang tidak doyan," jawab Sabrina sambil mengelap keringat dengan handuk kecilnya.
"Terus kalau jajanan kamu doyan apa?"
"Standar sih pak, macam siomay, batagor, jajanan pasar tapi bukan seblak. Bapak itu tidak ada bahan pembicaraan? Jadi ngomong seblak?" tanya Sabrina.
"Gitu deh!"
Sabrina tersenyum tipis. "Pak, besok jadwal bapak bertemu dengan beberapa pengusaha UMKM buat acara seminar terus siangnya bertemu dengan ..." Sabrina mengingatkan jadwal Ardiona.
"Oke Brina. Besok seminar dimana?" tanya Ardiona.
"Di gedung Gramedia. Bapak diundang disana sebagai pembicara."
Ardiona menggelengkan kepalanya. "Aku lupa ada seminar."
"Bapak sudah mempersiapkan materinya?" tanya Sabrina.
"Isinya paling sama soal bisnis FnB tapi bisa aku mix and match. Materi paling aku baca ulang di rumah nanti," jawab Ardiona.
"Oh, hari Kamis sampai Sabtu, bapak harus ke Bandung bertemu dengan pengusaha disana. Nona Ika sudah memesan hotel buat dua orang. Bapak mau pergi dengan nona Ika?" Sabrina bertanya sambil melihat ponselnya yang sudah tersedia jadwal Ardiona.
"Aku pikir nanti. Ke bandung enaknya naik Woosh atau Parahyangan atau naik mobil ya Brina?' Ardiona menoleh ke pengawalnya.
"Tergantung sih pak. Jika mau santai tidak memikirkan macet, naik kereta lalu selama di Bandung naik Uber. Tapi kalau..."
"Naik kereta saja! Bandung jalannya lebih sempit dari Jakarta dan aku malas bertemu macet !" potong pria itu.
"Baik pak."
"Yuk jalan lagi ... Muter GBK sekitar dua kali lagi, setelahnya pulang. Eh, sarapan dulu. Kamu mau soto Betawi atau bubur ayam?" tawar Ardiona sambil berdiri dan diikuti Sabrina.
"Terserah bapak saja. Saya suka dua-duanya tapi maaf, no seblak."
Ardiona tertawa kecil. "Oke Brina."
Keduanya pun berjalan memutari GBK sambil mengobrol tentang rencana Minggu ini dan Ardiona sudah yakin akan membawa pengawalnya ke Bandung. Bukan apa-apa, mengingat Ika begitu niat mengejarnya, bukan tidak mungkin dirinya semakin tidak nyaman jika berdua di Bandung.
Sementara pengawalnya satu ini, macam cewek robot tanpa ada ekspresi jika berbicara dan tidak ada caper atau apapun yang memang berusaha menggoda dirinya.
***
Kediaman Dokter Lucky dan Daisy
Daisy menatap foto keluarganya saat acara lahiran Kenzie di Turin. Ya, Kenzie memang kelahiran Turin karena Daisy ingin melahirkan di kota kelahirannya dengan ditemani keluarganya disana. Hampir semua anggota keluarganya datang menjenguk saat lahiran Kenzie. Mata hijaunya menatap wajah tiga orang disana.
"Maaaaaassss!" panggil Daisy membuat Dokter Lucky dan Kenzie yang sedang membersihkan taman menoleh.
"Apa sayang?" jawab Dokter Lucky sambil berdiri dan menghampiri istrinya.
"Sabrina ... Mirip Tante Brindil dan Sena nggak?" Daisy memperlihatkan foto di ipadnya.
Dokter Lucky melihat layar iPad istrinya.
"Nggak sayang. Nggak mirip sama sekali," jawab Dokter Lucky.
***
Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
dasar ardiona, ngaku aja kalo sudah jatuh hati sama Brina
tuh bktinya,lngsng ngejar mskpn lg d rs ktanya.....
langsung ajak Akad aja Ardi biar fariz bkn RM gk bs nyolong start lagi 🤣🤣🤣
apakah nikah dulu baru nyatakan perasaan..
tapi tanda2 cinta udah adaaa....
tumben g ikutan bilang kamprett 🤣🤣🤣🤣🤣