NovelToon NovelToon
My Suspicious Neighbour

My Suspicious Neighbour

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cintapertama / Mata-mata/Agen / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Difar

Mbak Bian itu cantik.

Hampir setiap pagi aku disambut dengan senyum ramah saat akan menikmati secangkir kopi hangat di kafe miliknya.

Mbak Bian itu cantik.

Setiap saat aku ingin membeli produk kecantikan terbaru, maka mbak Bian-lah yang selalu menjadi penasehatku.

Mbak Bian itu cantik.

Setiap saat aku butuh pembalut, maka aku cukup mengetuk pintu kamar kost tempat mbak Bian yang berada tepat di sampingku.

Ah, mbak Bian benar-benar cantik.

Tapi semua pemikiranku sirna saat suatu malam mbak Bian tiba-tiba mengetuk pintu kamarku. Dengan wajah memerah seperti orang mabuk dia berkata

"Menikahlah denganku Cha!"

Belum sempat aku bereaksi, mbak Bian tiba-tiba membuka bajunya, menunjukkan pemandangan yang sama sekali tak pernah kulihat.

Saat itu aku menyadari, bahwa mbak Bian tidaklah cantik, tapi.... ganteng??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Difar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Dua Manusia Aneh

 

Aku mencoba merenggangkan badan, sesekali menguap lebar sambil memandang pintu yang tak kunjung terbuka. Sudah pukul tiga sore, tapi jika kuhitung, baru delapan pelanggan yang menyambangi cafe ini. Kalau dipikir-pikir, sudah hampir dua bulan aku pindah kosan dan bekerja di cafe milik mbak Bian, si embak tetangga kos yang kebaikannya membuatku terkagum-kagum. Berkat kebaikan hati mbak Bian aku mulai terbiasa dengan lingkungan kosan. Hanya saja, entah kenapa ada perasaan mengganjal setiap aku melihat kosanku. Bagaimana ya, memang tante Ella bilang rata-rata yang menyewa kamar di kosan itu adalah pekerja yang super sibuk, oleh sebab itu sulit bertemu atau berpapasan adalah sesuatu yang wajar. Tapi entah kenapa menurutku ada yang aneh.

 

Rasa penasaran muncul di diriku saat melihat para penghuni lantai dua di kosanku. Di antara seluruh penghuni kos tante Ella, hanya penghuni kos lantai dua lah yang tak pernah berbaur dengan penghuni kos lain. Selain itu masih banyak keanehan yang membuat jiwa detektifku meronta-ronta, meminta untuk dilepaskan!

Mulai dari pria-pria bertubuh tinggi besar yang tak sengaja kulihat memasuki salah satu kamar di lantai dua saat aku baru pulang sehabis ngelembur di perpustakaan. Suasana siang yang riuh di lantai dua dan mendadak sepi di saat malam. Seakan menegaskan bahwa aktifitas para penghuni kos di lantai dua baru dimulai saat malam tiba. Belum lagi tatapan-tatapan dingin dari penghuni lantai dua. Dan yang paling membuatku bertanya-tanya adalah suara rintihan seperti menahan sakit yang pernah ku dengar saat tak sengaja melewati lantai dua ketika ingin membuang sampah.

 

"Perasaan kamu aja kali!"

Hanya begitulah tanggapan mbak Bian ketika aku menanyakan pendapatnya tentang kemisteriusan penghuni lantai dua kosan ini.

"Mungkin mereka kerja di club atau tempat yang bukanya tengah malam kali!"

Mbak Bian terus menyangkal setiap fakta yang kubeberkan.

"Lalu, suara rintihan itu mbak?"

Tanyaku sengit yang langsung membuat rona merah menjalari pipi mbak Bian.

"Hush, anak kecil nggak boleh tahu!”

Ucapnya malu-malu yang sukses membuat wajahku ikut memerah begjtu menyadarimaksudnya. Akhirnya aku memutuskan untuk mengacuhkan saja segala kecurigaan itu.

 

Aku menepuk-nepuk pipiku, menghentikan segala lamunan dan kembali fokus mengamati layar laptop. Inilah poin lainnya yang membuatku bahagia bisa menjadi karyawan mbak Bian, dia mengizinkanku mengerjakan skripsi ketika tak ada pelanggan yang harus dilayani. Duh pokoknya mbak Bian is the best lah! Tanganku mulai bergerak lincah, teringat lagi jadwal revisi yang sukses membuat kepalaku pusing tujuh keliling, ya walaupun tidurku masih nyenyak dan makan masih enak sih. Aku rasa itu menjadi kelebihan tersendiri untukku, se-stres apapun diriku, tak pernah berimbas pada pola tidur atau makanku.

 

"Zheyeng!"

Sebuah bisikan beserta hembusan nafas pelan ditelingaku langsung membuat aku terperanjat kaget.

Refleks tanganku langsung terangkat, memukul sesuatu yang ada di samping telingku.

 

"Buset, bar-bar banget!"

Suara eluhan langsung terdengar begitu tanganku mendarat mulus di pipi milik tersangka yang sudah berani-beraninya menghembuskan nafas di titik sensitifku. Aku hanya mengangkat bahu sambil memandang wajah kesal mas Raka, salah satu karyawan di kafe mbak Bian yang bertugas sebagai barista. Tangan mas Raka masih mengelus pipinya, gumaman kesal masih terdengar dari mulutnya.

"Kalau gue iseng nyium lo, bisa masuk rumah sakit gue karena babak belur kali ya."

 

Aku berpura-pura tak mendengar gumaman mas Raka dan memilih melanjutkan aktivitasku.

"Cha, ooo Cha!"

Dia lalu menarik bangku dan duduk di dekatku.

"Hmm?"

 

"Kencan skuy?"

 

"Hah?"

 

"Ho oh, kencan, jalan-jalan keliling kota, makan jagung bakar terus.."

"Cari mati?"

Aku menyela ucapan mas Raka. Memandangnya tajam dengan ekspresi kesal sambil mengepalkan tanganku. Entah sudah berapa kali aku mendengar ajakan kencan darinya seharian ini.

Mas Raka nyengir, memamerkan gigi yang putihnya yang rapih, melebihi brand ambassador merk sebuah pasta gigi.

"Cari cinta dong Zheyeng."

Lanjutnya lagi, sambil menaik turunkan alis tebalnya.

 

Aku hanya bisa menghela nafas melihat tingkah mas Raka. Sejak hari pertama aku bekerja di cafe, lelaki playboy cap mangkok bakso ini tak henti-hentinya mendekatiku. Memang harus kuakui, mas Raka punya penampilan yang mempesona, bahkan pelanggan cafe kami yang di dominasi oleh wanita selalu memandang mas Raka. Bak gayung bersambut, mas Raka justru senang dengan perhatian para pelanggan. Dia bahkan selalu memasang ekspresi sok keren setiap kali meracik kopi. Ah, mas Raka, kalaulah dia tak berbicara, pasti aku juga bakalan terpana karena wajah mas Raka punya kesan dingin dan cuek yang alami.

 

Memandang wajah cakep mas Raka, membuatku teringat hari pertama masuk kerja. Pria dengan tubuh jangkung dan tatapan dingin, ekspresi datar serta terkesan cuek.

"Aku tebak pasti kamu suka bunga. Soalnya semua orang cantik pasti suka bunga!”

"Wah, ini kali pertama aku jumpa cewek secakep kamu. Minta nomor WA dong!”

Itulah kata-kata yang pertama keluar dari mulut mas Raka saat dia berbicara denganku. Aku hanya bisa terplongo mendengar ucapan mas Raka. Seketika aku mendengar suara retak dari di kepalaku. Semua khanyalanku tentang cowok cool dan kalem yang sesuai dengan tampangnya hancur berkeping-keping!

Setelah melontarkan kalimat gombal -gembel itu, mbak Bian langsung menyeret mas Raka ke dapur. Entah apa yang terjadi, tapi sayup-sayup aku mendengar benda jatuh ke lantai. Begitu keluar, mas Raka berhenti untuk mengucapkan kalimat gombal kepadaku.

 

Tapi gombalan mas Raka hanya berhenti untuk sementara. Besoknya dia kembali melanjutkan gombalannya yang sukses membuatku kesal. Bahkan dia memaksaku untuk membalas gombalannya dengan gombalan juga. Aku menarik nafas sejenak, karena tak tahan mendengar rengekan mas Raka, akhirnya aku berkata,

"Aku tebak, pasti ayah mas Raka kerja di PLN"

"Aseekk, kok tahu?"

Balas mas Raka girang dengan wajah penuh harap

"Oh iyanya? Aku mau protes nih, listrik di kosanku sering mati padahal tokennya masih banyak!”

Sambungku dengan ekspresi serius. Dan selanjutnya, mas Raka langsung mencak-mencak, memaksaku untuk memberi gombalan yang sebenarnya. Untung mbak Bian muncul dan menyeret mas Raka ke dapur. Aku jadi penasaran apa yang dilakukan mbak Bian sampai mas Raka nurut dan tak berkutik seperti itu.

 

Oh iya, belakangan aku baru tahu bahwa mas Raka adalah sahabat mbak Bian sejak kecil. Mereka bahkan lahir pada jam dan hari yang sama di rumah sakit yang sama.

"Jodoh dong!"

Iseng aku meledek mas Raka saat mengetahui kenyataan tentang dia dan mbak Bian. Tapi ekspresi mas Raka selanjutnya membuatku sedikit kaget. Dia justru terlihat merinding, tangannya bahkan terus-terusan mengusap bahunya.

"Amit-amit, amit-amit!”

Ucapnya sambil memukul kepala dan lutut secara bergantian berkali-kali.

 

Aku hanya berpikir mas Raka berekspresi begitu karena dia sudah terlalu lama mengenal mbak Bian dan tahu betul seluk-beluk sifat mbak Bian. Sehingga gagasan menjadi kekasih atau suami mbak Bian agak membuatnya geli. Lagian mbak Bian dan mas Raka adalah defenisi sebenarnya dari kucing dan anjing, baku hantam adalah aktivitas favorit mereka setiap hari. Bahkan masalah sepelepun bisa membuat mereka saling mengeluarkan pukulan yang mereka namai dengan nama yang aneh.

Kalau pukulan mbak Bian namanya 'pukulan bang Toyib mencari nafkah' sedangkan pukulan mas Raka bernama 'pukulan cowok cakep se-galaksi bima sakti'. Setiap memulai memukul, pastilah mereka mengucapkan kalimat itu terlebih dahulu. Kalian bingung? Sama, aku juga! Entah apa korelasinya hingga mereka berdua menjuluki pukulan mereka dengan julukan yang aneh seperti itu.

 

"Jawab dong Cha!”

Suara mas Raka terdengar lagi, membuatku tersentak dari lamunan.

Mataku memandang wajah mas Raka yang masih sumringah. Aku lalu menarik nafas dalam-dalam sebelum berucap

"Kencan sama saya pakek tarif mas."

Jawabku asal.

Mas Raka tiba-tiba memasang ekspresi kaget, sebelah tangannya terangkat untuk menutup mulutnya.

"Ya tuhan Icha! Mas nggak nyangka kamu kayak gini!”

Aku hanya mengerlingkan bola mata malas, mulai deh kelebay-an mas Raka muncul di permukaan.

"Kamu itu cakep, nggak baik nyemplung di dunia seperti itu!"

Dia terdiam sejenak, lalu perlahan merangkul bahuku

"Mending sama mas Raka. Jadi istri yang sholehah. Kan lumayan, dapet suami cakep kayak mas Raka. Dimana lagi kamu nyari yang kayak mas coba? Lee Min Ho aja lewat!”

 

"Di tanah abang banyak!"

 

Suara mbak Bian langsung menghentikan gombalan receh milik mas Raka. Seperti yang kutebak, selanjutnya lagi-lagi kerah baju mas Raka ditarik menuju dapur. Perlahan seutas senyum terbentuk di bibirku. Ya beginilah rutinitasku di cafe mbak Bian. Tiada hari tanpa keributan receh yang meramaikan hidupku.

1
3d
iringan musik, thor🙏
emi_sunflower_skr
Kekuatan kata yang memukau, gratz author atas cerita hebat ini!
☯THAILY YANIRETH✿
Karakternya begitu kompleks, aku beneran merasa dekat sama tokoh-tokohnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!