Sejak paham akan jati dirinya, Ringgo berontak dan menjadi 'liar' hingga 'Papa' terpaksa 'mengkarantina' dirinya hingga menjadi seorang perwira. Hatinya pernah patah karena kekasihnya mencintai Rudha, 'kakaknya sendiri'.
Kericuhan masih belum usai saat tanpa sengaja dua gadis hadir dalam hidup Letnan Ringgo dan Letnan Arre tanpa ada hati pada dua gadis malang tersebut. Kelakuan bengal mereka nyaris membuat dua wanita nyaris bunuh diri hingga mereka harus menanggung sesuatu atas keadaan.
Ujian Tuhan belum terhenti hingga petaka datang dan mengubah jalan hidup mereka melalui hadirnya Letnan Ribas.
Akankah hati mereka bersatu atau malah akan menjadi masalah pada akhirnya dan di saat yang sama, seorang wanita itu menggoyahkan perasaan para pria??
SKIP yang tidak tahan dengan KONFLIK. PENUH KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Mencari cara terbaik.
Alur cepat.. fiktif. Tidak untuk di kaitkan dengan dunia nyata maupun bagian dari pihak tertentu. 🙏
🌹🌹🌹
Bang Ringgo dan Bang Arre tertegun dan saling lirik kemudian terfokus kembali pada rokoknya.
Bang Ringgo sampai mengusap wajahnya memikirkan semua prahara yang terjadi.
"Yang di bilang Papa itu benar atau tidak, Bang?? Abang masih ada hubungan dengan Laras??" Tanya Bang Arre.
"Kenapa tidak ada yang percaya, saya tidak ada hubungan apapun lagi dengan Laras. Semua hanya tentang kemanusiaan." Jawab Bang Ringgo.
"Tapi kenapa berita ini naik di jajaran perwira, Bang? Ini kalau sampai beritanya naik ke telinga Pak Ahlam, tamat kau Bang." Kata Bang Arre.
"Kau pun sama. Hanya orang tertentu saja yang tau kalau Dara bukan anak Papa. Bagaimana kalau kau jadi kena kasus pele_cehan. Dara tertulis sebagai anak Papa, kalau Dara sampai hamil tidak hanya Dara yang habis, kau pun sama." Imbuh Bang Ringgo mengingatkan.
"Kita tanggung jawab lah, Bang."
"Jelas kita pasti tanggung jawab, kita kuat saja menjalaninya. Istri kita ini lhoo.. saya takut mereka tidak kuat mental." Sambar Bang Ringgo.
Bang Arre begitu gelisah. Menarik nafas panjang pun rasanya tidak cukup untuk melegakan batinnya.
Saat mereka masih dalam tekanan pikiran, ponsel Bang Ringgo berdering. Bang Ringgo pun segera membacanya hingga beberapa saat kemudian Bang Ringgo beralih menatap Bang Arre.
"Hasil test DNA sudah keluar..!!"
"Apa hasilnya???" Tanya Bang Arre.
:
"Nggak.. jangan pernah mengada-ada. Saya tidak pernah melakukan apapun dengan Laras." Bang Ringgo begitu emosional melihat hasil surat DNA bahwa benar bayi perempuan Larasati adalah darah dagingnya.
"Ibuuu.. tolong jangan begitu, demi Allah Laras tidak pernah sekalipun mengkhianati Bang Zurman. Anak ini memang anak Bang Zurman." Kata Larasati sampai sesenggukan.
"Mana ada anaknya Zurman. Wajahnya bahkan tidak ada miripnya sama sekali dengan Zurman." Jawab Ibu almarhum Zurman dengan ketus. "Pokoknya saya tidak mau anak ini ada hubungannya dengan Zurman."
Jika saat ini Bang Arre tidak mendekap Bang Ringgo mungkin wanita tua itu sudah lebam terhantam tangan Bang Ringgo.
"Sabar, Bang..!! Istighfar..!!"
"Tanda tangan surat pengakuan ini, kalau tidak.. saya akan menuntut Larasati dan memenjarakannya. Anak ini akan saya kirim pada orang yang membutuhkan anak..!!" Ancam Ibu Zurman.
"Jangan berani kalian menyentuh Larasati atau pun anak itu..!!" Bentak Bang Ringgo. "Saya mau test DNA ini di ulang, di tempat lain..!!"
"Nggak, kamu licik dan kamu bisa melakukan apa saja..!!" Tolak ibu almarhum Zurman.
"Anda jangan macam-macam..!!"
"Ya terserah, memang itu kenyataannya." Jawab ibu almarhum Zurman.
"Kalau begitu anda tunjuk saja rumah sakitnya..!!" Kata Bang Ringgo sudah terhimpit dalam kekalutan.
"Baik..!!"
...
Sedari tadi Bang Arre melihat Bang Ringgo begitu murung. Mereka menyadari ada sesuatu yang salah namun tidak bisa gegabah dalam melangkah.
"Apakah memungkinkan jika ibu almarhum Zurman membuat rekayasa?? Dan apakah memungkinkan juga jika di tempat yang baru ini hasil test DNA nya akan tetap sama??" Ucap Bang Ringgo dalam keraguan.
"Bang, sungguh kah Abang tidak pernah melakukannya dengan Laras?" Tanya Bang Arre.
"Apa lah kau ini, jelas tidak pernah. Gaya pacaran saya ya gaya pacaran anak SMA. Waktu itu Laras masih kelas satu SMA. Laras gadis yang polos. Masa mau saya obrak abrik..!!" Jawab Bang Ringgo.
Bang Arre tersenyum sambil mengemudikan mobil. "Kalau Farin dan Niken??"
"Yo jangan di bandingkan. Sudahlah Ar, ngajarin istri jauh lebih memuaskan apalagi.........."
"Naahh.. berarti benar donk apa kata Papa. Lu sudah cuti start ya..!!" Kata Bang Arre.
"Lu juga nggak usah sok polos. Itu si Dara beneran selamet sama Lu????" Sambar Bang Ringgo masih terbawa kesal.
Akhirnya keduanya pun terdiam dan terfokus pada jalanan.
Keduanya kembali tersentak saat kemudian ponsel Bang Arre berdering. Ia meliriknya dan melihat nama pemanggilnya disana.
"Mantanmu??" Tanya Bang Ringgo yang baru saja melirik layar ponsel tersebut.
"Iya, Allea..!!" Jawab Bang Arre.
"Hati-hati. Kita bukan bujangan lagi..!!" Kata Bang Ringgo mengingatkan.
.
.
.
.
petinggi ma anak buah jg tenang
😂😂