Dilarang Boom Like!!!
Tolong baca bab nya satu-persatu tanpa dilompat ya, mohon kerja sama nya 🙏
Cerita ini berkisah tentang kehidupan sebuah keluarga yang terlihat sempurna ternyata menyimpan rahasia yang memilukan, merasa beruntung memiliki suami seperti Rafael seorang pengusaha sukses dan seorang anak perempuan, kini Stella harus menelan pil pahit atas perselingkuhan Rafael dengan sahabatnya.
Tapi bagaimanapun juga sepintar apapun kau menyimpan bangkai pasti akan tercium juga kebusukannya 'kan?
Akankah cinta segitiga itu berjalan dengan baik ataukah akan ada cinta lain setelahnya?
Temukan jawaban nya hanya di Noveltoon.
(Please yang gak suka cerita ini langsung Skipp aja! Jangan ninggalin komen yang menyakitkan. Jangan buka bab kalau nggak mau baca Krn itu bisa merusak retensi penulis. Terima kasih atas pengertian nya.)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENDUA 13
Masih di Hotel
"Angel ... sekali lagi aku cinta sama kamu, tapi gimana pun aku gak bisa kehilangan Stella dan Rafella, aku gak bisa ...." Rafael menatap intens sembari menggenggam erat jemari lentik Angel.
"Dan aku mohon sama kamu, sesuai dengan kesepakatan ... kita harus sembunyikan hubungan kita ini selamanya. Pokoknya inti dari semuanya adalah aku tidak mau kehilangan Stella, Rafella dan juga kamu ... aku gak mau kehilangan semua orang yang aku cintai, aku gak mau ...." Pinta Rafael dengan tegas mengatakan apa yang ada di benaknya.
"Aku juga gak mau kehilangan kamu Rafael ... aku cinta sama kamu, bahkan aku rela melakukan apapun demi kamu. Aku janji akan terus merahasiakan hubungan ku sama kamu." Ucap Angel dengan sungguh-sungguh sambil membalas tatapan Rafael begitu intens. Sorot mata nya memancarkan ketulusan dari hati Angel yang sangat mencintai Rafael.
"Kamu dengarkan aku baik-baik, sekarang aku harus berangkat. Pagi ini aku ada meeting dengan client untuk membahas proyek terbaru ku di kota ini." Tekan Rafael kembali sembari menangkup wajah Angel dengan tatapan dalam seolah dia ingin wanita yang ada di hadapan nya kini mengerti akan keinginan hatinya.
"Jadi, beneran kamu mau berangkat? Aku masih kangen." Angel menelisik wajah Rafael coba memastikan kembali apa yang di katakan oleh kekasih nya itu, dengan tangan kanan nya menyentuh lengan kokoh Rafael.
"Sayang ... kalau ngomongin kangen, iya ... aku juga masih kangen sama kamu. Tapi, ingat kita datang kesini bukan untuk sekedar jalan-jalan melainkan ada pekerjaan yang harus aku selesaikan disini, dan harusnya kamu sadar itu." Rafael menggenggam kembali jemari lentik itu dengan tatapan yang sangat dalam bahkan saat ini sudah tidak ada jarak lagi di antara keduanya. Tapi, sebisa mungkin Rafael bisa menguasai dirinya supaya tidak tergoda dengan bibir sensual Angel yang akhir-akhir ini telah berhasil membuatnya candu.
"Iya, Sayang. Tapi ... aku ikut kamu ya, aku takut di sini sendirian."
"Sekarang gini kalau kamu maksa aku untuk bawa kamu kesana, dan sampai semua colega ku tahu dengan keberadaan kamu yang berstatus sebagai kekasihku, lalu gosip itu menyebar dan sampai ke telinga Stella. Dengan terpaksa aku harus tinggalin kamu ya, kamu mau hal kayak gitu terjadi, hem?"
Sambung Rafael menerangkan segala hal yang akan terjadi jika dirinya memaksa ikut.
'Sial dugaanku benar, ternyata Rafael masih saja mengutamakan Stella daripada aku.'
"Angel!" Panggil Rafael dengan suara berat nya.
"Ok, fine . Maaf aku sudah egois, kamu berangkat saja gak apa-apa kok." Angel menunduk pasrah dengan apa yang di katakan Rafael, kemudian dia menatap wajah Rafael dan menghambur memeluk erat tubuh kekar Rafael.
Sebelum Rafael keluar dari kamar nya, terdengar bunyi dering telpon dari gawai nya yang tersimpan di saku celana nya. Sontak dia mengambil benda pipih tersebut, tertera sebuah nama di layar pintar nya, yang tak lain adalah istrinya, Stella.
Mendengar gawai nya yang terus berdering semakin kencang memekikkan telinga, terpaksa Rafael mengangkat panggilan tersebut dan ingin meminta maaf perihal kemarin dirinya yang lupa tidak memberi kabar pada istrinya.
Namun sebelum itu, Rafael segera mengurai pelukan nya dan menjauh dari hadapan Angel. Sedangkan Angel yang melihat itu hanya berdecak kesal saat tahu siapa yang sedang menelpon Rafael.
Tanpa menunggu waktu lama tangan kekarnya pun menekan tombol hijau di layar pintar nya, sambungan telpon pun tersambung.
"Hallo, Sayang ...." Sapa Rafael dengan nada lembut, berusaha menetralkan detak jantung yang berirama tidak teratur di dalam sana.
"Mas! Kamu kemana aja sih kemarin kok gak ada kabar? Rafella nyariin kamu terus, Mas. Kasihan Rafella ...."
"Emm, maaf Sayang ... kemarin Mas tiba disini sudah malam, mau kabari kamu takut ganggu kamu nantinya."
"Dan baru saja Mas mau telpon kamu, eh gak tahu nya kamu duluan yang telpon, Mas. Maaf ya, Sayang ... Mas benar-benar sibuk dengan proyek baru disini."
"Ya sudah, Mas. Baik-baik ya disana, jangan lupa makan tepat waktu. Kamu sudah sarapan kan?" Stella mengingatkan dan memastikan keadaan Rafael dengan nada khawatir.
"Iya, Sayang. Aku sudah makan kok. Kamu sendiri sudah makan belum?" Jawab Rafael, kemudian melontarkan pertanyaan kembali untuk Stella. menatap Angel yang masih berdiri di sudut ruangan dengan tatapan penuh kecemasan.
"Ini aku sedang sarapan bersama Rafella. Oh iya, Mas boleh gak kita video call sebentar? Aku rindu kamu, Mas. Kebetulan ini ada Rafella mau bicara sama kamu." Pinta Stella dengan nada manja.
Angel menatap Rafael dengan tatapan yang tidak bisa dia artikan. "Sekarang." Rafael mengeluh dalam hati.
“Ok, aku akan siap-siap. Tunggu sebentar,” jawab Rafael, berusaha meredakan ketegangan. Angel berbalik, menatap Rafael dengan bingung dan marah.
Rafael bergegas menyiapkan ponsel untuk video call, sementara Angel berdiri terdiam, merasakan gelombang emosi yang bertabrakan di antara mereka. Dia tahu bahwa keputusan Rafael akan menentukan arah hubungan mereka.
Dan beberapa menit kemudian Rafael mengubah panggilan telpon nya menjadi video call, dan tak lama terlihat jelas wajah tampan suaminya di balik layar saat ini. Wajah yang begitu Stella rindukan beberapa hari ini, wajah yang selalu tersenyum padanya, bahkan di saat dirinya merasa kesepian Stella selalu melampiaskan nya dengan membuka galeri di gawai nya untuk melihat wajah tampan suaminya.
Terkadang pula dia membuka album foto pernikahan nya, dimana pada saat itu mereka berdua tampak bahagia dengan sebuah lengkungan yang indah menghiasi wajah keduanya.
Benar-benar pasangan yang sempurna dan juga pernikahan impian untuk mereka berdua, tak jarang dari beberapa teman, sahabat, dan kerabat pun memuji pernikahan mereka. Sebuah pernikahan sempurna yang di berikan oleh Rafael pada Stella, tidak ada celah sedikit pun di antara hubungan keduanya, tetap harmonis dan bahagia mengelilingi mereka berdua.
Namun, semua itu mungkin hanya sekedar kenangan saja setelah semua fakta terungkap di saat waktunya tiba nanti. Dan pada saat itu lah Stella harus menelan pil pahit atas fakta yang ada terlebih saat dirinya tahu bahwa sahabat nya lah yang sedang affair dengan suaminya.
"Hallo, Dad ... aku merindukanmu." Sapa Rafella dari seberang telpon.
"Iya, Sayang. Daddy juga merindukanmu." Balas Rafael menampilkan senyum manisnya pada sang buah hati.
"Kapan Dad pulang?"
"Besok Daddy pulang sayang. Nanti Dad bawakan hadiah spesial untuk princess nya Dad."
"Yeah, thank you Dad. I love you."
"I love you too, Sayang. Mana Mommy, Dad mau bicara dulu sama Mommy."
"Sayang, besok aku pulang. Dan nanti aku kabari lagi. Ya sudah aku tutup dulu ya soalnya hari ini aku ada pertemuan dengan client."
"Baiklah, hati-hati disana Mas. Aku tunggu kamu dirumah."
"Iya, Sayang. I love you."
"I love you too."
Sambungan telpon pun terputus.
Rafael akhirnya bisa bernafas lega karena dia selesai video call bersama anak dan istrinya, tanpa melihat keberadaan Angel di dalam kamarnya.
Pada saat Rafael tengah sibuk menyiapkan kamera, Angel meninggalkan ruangan dengan langkah cepat, dan membiarkan Rafael terjepit antara dua cinta. Oleh sebab itu Stella tidak mendapati Angel disana, membuat Rafael tersenyum lebar karena apa yang dia rahasiakan saat ini masih tersimpan dengan rapi, tanpa seorang pun yang mengetahuinya.
🍁🍁🍁
Mansion Rafael
Siang pun tiba, kini seorang wanita tengah duduk santai di bad sofa ruang keluarga, tak lain adalah Stella. Seperti biasa Stella selalu duduk di depan layar kaca lebar menonton serial Drama Cina kesukaan nya sambil menikmati camilan di kotak Tupperware yang sedang dia pegang.
"Mom ..." Teriak Rafella dari luar mansion sambil berlari menuju ke ruang keluarga mencari keberadaan Mommy nya.
Anak kecil itu memang sudah tahu bagaimana kebiasaan Mommy nya yang hobby menonton Drama, setiap Rafella pulang sekolah selalu mendapati Mommy nya stay di depan layar kaca lebar.
Oleh sebab itu, saat ini dirinya langsung masuk menuju ruang keluarga yang dia yakini bahwa sang Mommy ada di sana. Dan benar saja saat Rafella sudah berada di ruang keluarga, dia mendapati Mommy nya tersenyum lebar dengan sorot matanya yang tertuju ke depan dimana ada sebuah drama yang jadi tontonan nya saat ini
"Mommy ...." Panggil Rafella berjalan mendekat dan mencium tangan Mommy nya.
"Sayang, kamu sudah pulang?" Tanya Stella yang sudah mendapati putrinya berdiri di hadapan nya.
"Sudah Mom! Rafella naik ke atas dulu ya, mau ganti baju dulu." Ucap Rafella melangkahkan kaki nya menaiki anak tangga menuju kamarnya.
"Baiklah, sebentar lagi kamu turun dan makan siang bersama ya." Seru Stella pada putrinya.
"Yes, Mom." Sahut Rafella yang sudah berada di anak tangga.
15 menit kemudian, Rafella turun ke lantai bawah menghampiri Mommy nya. Stella yang sudah tahu kedatangan putrinya kemudian dia beranjak, lalu mematikan TV.
"Ayo, Sayang. Kita makan siang dulu, Mommy sudah siapkan makanan kesukaan kamu." Ajak Stella menggandeng tangan mungil putrinya berjalan menuju ruang makan.
Dan disini lah mereka berdua berada, di sebuah ruang makan yang sudah tersaji berbagai macam makanan dengan rapi di meja makan. Stella menarik sebuah kursi untuk Rafella lalu menarik kursi satu lagi untuknya. Di meja makan sudah ada menu makanan kesukaan Rafella di antaranya adalah butter rice, stik ikan salmon, dan beef teriyaki sesuai yang di katakan Stella tadi pada putrinya. Stella sengaja menyuruh Bi Yati masak menu favorit putrinya untuk menambah mood makan Rafella yang akhir-akhir ini memang susah makan.
"Sayang, makan yang banyak ya." Stella meletakkan piring yang sudah terisi butter rice dan beef teriyaki di hadapan Rafella.
"Ok, thank you Mom." Sahut Rafella sambil menikmati makanan yang di sajikan Mommy nya.
Setelah selesai makan siang, Stella menyuruh putrinya untuk mengerjakan tugas sekolah dan 20 menit kemudian tugas sekolah Rafella pun selesai bersama sang Mommy yang mendampingi nya. Kini Stella menemani putrinya untuk tidur siang di kamar Rafella.
*
Tiga hari kemudian, sesuai dengan janjinya hari ini Rafael akan pulang dari luar kota.
Saat ini Stella sedang berada di dalam kamarnya, dan tidak sengaja Stella menemukan beberapa kertas.
"Top up Diamond? Untuk siapa ini?"
.
.
.
🍁Bersambung🍁