kisah cinta dalam perjodohan, penuh luka dan air mata, hanya Demi mewujudkan wasian terahir dari kedua orang tuanya ia rela menikah tanpa cinta...
bagaimana. selajutnya apakah pernikahan dan juga cintanya bersambut atau hanya menambah luka di hatinya...
ikuti terus sahabat Nana imuet.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salsabilaimuet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semakin menjadi
Grep
Entah kenapa brian langsung memeluk falinda yang ingin terserempet motor saat hendak keluar kampus, Brian yang sejak tadi membuntuti falinda walau falinda Tidak mau ia selalu mencuri kesempatan itu hingga pelukan itu sedikit lama dan falinda juga terkejut, bahkan Brian lebih akan memeluk falinda karena ini momen langkah ..
Deg
falinda yang merasa di peluk langsung mengurai pelukannya itu, ia Tidak ingin ada banyak orang yang tahu, karena jujur falinda takut akan statusnya sebagai istri,
"Maaf... " dengan wajah yang sedikit berseri Brian meminta maaf karena sudah lancang..
"Gak papa Brian maafkan aku juga yang Tidka sengaja hampir jatuh tadi.."
setelah meminta maaf falinda langsung pergi ia Tidak ingin terjadi huru-hara, apalagi ia sudah mempunyai suami,, Tampa falinda tahu ada seseorang yang sudah memfoto dirinya dengan Brian tadi dan langsung di kirimkan ke no Tama..
"Hahaha tunggu tanggal mainnya, kamu tidak akan pernah bahagia falin..." ucap seorang wanita jangan jauh darinya, dan menyeringai tipis.
falinda langsung pergi ke supermarket dan membeli semua belanjaan yang ia butuhkan, setelah selesai ia langsung mencari taxi dan langsung pulang ke apartemen.. Di perjalanan ia masih memikirkan kejadian tadi, rasanya hatinya gelisah dan gak enak akan ada sesuatu yg terjadi nanti. Tapi falinda Tidak tahu itu apa..
Sesampainya di apartemen falinda langsung menyiapkan semuanya dan memasukan belanjaan di dalam kulkas..
Jam menunjukan waktu 5 sore sebentar lagi suaminya akan pulang dari kantor ,falinda memasak makan malam, dan langsung menyajikannya, dengan senyum yang mengembang sempurna saat yang di tunggu-tunggu ahirnya datang juga, falinda menghampiri Tama dan menyambutnya...
"Kak..."
Plak
Suara Tamparan menggema di seluruh apartemen itu, Tama yang pulang dengan keadaan marah Tampa basa-basi langsung melakukan. kekerasan kepada istrinya entah ia cemburu atau apa, setelah melihat sebuah pesan yang mengirimkan sebuah foto,buat dada Tama menjadi marah dan juga cemburu,
"Bukanya sudah aku peringatkan, jangan pernah dekat dengan laki-laki, apa masih belum puas peringatan kemaren sehingga kamu ulangi lagi hah..."
Falinda bingung harus menjawab apa, bahkan tangannya masih memegang pipi yang terasa kebas dan juga air mata yang entah dari mana jatuhnya.
"Apa sehina itu aku di mata kakak..."
"Jangan perlihatkan muka melasmu, karena itu Tidak akan mengurangi kebencian aku selama ini,"
Tama yang gelap mata langsung menarik tangan falinda menuju kamar pribadinya dan ia mendorong tubuh Falinda di atas tempat tidur..
falinda yang ketakutan akan kemarahan Tama, hanya bisa memohon agar kemarahan Tama reda.
"Kak, apa salahku sehingga kakak pulang-pulang dengan keadaan marah..." Dengan bergetar falinda masih berkata..
"Kenapa, apa kamu takut, dan betapa murahan dirimu mau di peluk yang bukan muhrim mu. Apa seorang dengan cara seperti itu kamu ingin kepuasan.." dengan wajah mendekat kearah falinda..
"Kakak mau apa..." dengan wajah ketakutan.
"Apa kamu lupa siapa aku, apa kamu takut, atau kamu lebih suka jika laki-laki itu yang memuaskan kamu, iya.." dengan nada tinggi
"Bukan itu kak, dan apa yang kakak pikirkan semuanya Tidak benar," dengan bergetar falinda membela diri..
"Bukanya kamu pandai membuat laki-laki itu terpesona dengan mu sekarang tujukan kepadaku bagaimana kamu bisa membuat aku puas dengan tubuh kotor yang sudah di jamah oleh laki-laki itu," dengan mulut yang masih terus menghina falinda Tama melakukan apa yang bisa membuat falinda jera..
Deg
ucapan Tama seakan membuat ia sakit hati bagaimana Tidak ia selalu di hina rendahan hingga membuat hatinya sakit,, sebenci itukah dirinya di hadapan Tama.. dengan derai air mata falinda Tidak berkutik saat Tama melakukan apa yang ia lakukanlah, dan falinda juga pasrah jika ia mengambil haknya malam ini, karena ia sudah lemas dengan kata-kata yang di lontarkan oleh Tama juga memberontak pun ia Tidka bisa melawan tenaga suaminya yang sangat kuat itu..
lumatan di bibir falinda berlanjut ke leher hingga meninggalkan jejak disana dan Tama melakukan itu dengan kadar falinda meringis menahan Tama yang terlalu kuat menghisap leher juga dua gunung kembarnya, air mata tak tertahan bahkan baju yang ia kenakan usaha tak berbentuk,,
Sssss
falinda mendesah dengan suara teriakan saat sang suami menjebol gawang keperawanan miliknya..
Aaaacccccchhhh..
Hingga pagi menjelang suaminya melakukan itu, walaupun saat penyatuan Tama Tidak sekadar saat ia menghisap bibirnya tapi badan falinda terasa remuk dengan bagian inti yang sangat sakit..
"Ssssss... Aucchhh..." falinda bangun dengan merasakan ngilu.. ia melihat suaminya yang tertidur lelap memeluk dirinya,
falinda memandang wajah suaminya, dengan perasaan. yang entah kenapa.. Ia rela mahkotanya ia berikan kepada suaminya karena ia sebagai istri Ridho karena memang itu kewajibannya, falinda juga merasa janggal dengan setiap ia berdekatan dengan Brian, suaminya selalu pulang dan marah kepadanya jujur ia ingin tahu siapa yang sudah memberi tahu akan tak kesengajaan itu..
"Kakak begitu gampan jika tidur seperti ini. Tapi ajunjuga takut jika kakak seperti tadi malam, tolong jangan buat hati ini patah kak dengan perlakuan kakak, bagaimana pun aku punya hati dan aku perempuan lemah, jangan pernah termakan hanya karena sebuah foto, itu akan menyakiti aku kak.." setelah mengungkapkan itu falinda ingin bangkit dan menyingkirkan tangan suaminya dengan pelan, rasa perih di area intinya begitu ngilu. Ia berjalan berlahan dan ingin berendam di bed up untuk meredakan nyeri di area intinya sebelum solat subuh nanti...
Tama bangun, ia mengumpulkan kesadarannya.. waktu sudah menunjukan jam 7 pagi, ia ingat semalam ia menggempur falinda hingga dini hari..
"Hoam..." Tama menyandarkam punggungnya di dinding ranjang, ia juga masih mengantuk dan juga biasanya pegal-pegal semua, akibat ulahnya yang bersemangat, tapi ia sudah Tidka melihat falinda di sampingnya bahkan ia melihat diatas sprei bercak merah melekat disana...
"Maafkan aku falinda, maaf sayang, jujur aku cemburu saat kamu berdekatan dengan laki-laki lain, apa dengan tindakan begitu kamu akan menjauhi semua laki-laki yang berusaha mendekatimu.." guman Tama yang masih terbayang akan dirinya yang memangsa istrinya,
Walaupun ia sedikit benci dengan tindakan dulu tapi ia sadar begitu besar juga cinta di hatinya untuk falinda..
kl falinda ttp bertahan ya perempuan pling bodoh, bertahan krn cinta pa krn harta, secara kn suaminya kaya.
dinikahi lelaki kaya kl mkn hati tiap hari ya ogah lah, mnding cpt cerai upgrade diri jd wanita sukses, jd nnti bisa dpt jodoh yg lbih keren.
hidup cm sekali dah penyakitan mnding cerai sembuhin diri hidup bhgia paling tidak seandainya gk sembuh bisa menikmati hidup dng bhgia.