Mira adalah seorang IRT kere, memiliki suami yang tidak bisa diandalkan, ditambah keluarganya yang hanya jadi beban. Suatu hari, ia terbangun dan mendapati dirinya berada di tubuh wanita lain.
Dalam sekejap saja, hidup Mira berubah seratus delapan puluh derajat.
Mira seorang IRT kere berubah menjadi nyonya sosialita. Tiba-tiba, ia memiliki suami tampan dan kaya raya, lengkap dengan mertua serta ipar yang perhatian.
Hidup yang selama ini ia impikan menjadi nyata. Ia tidak ingin kembali menjadi Mira yang dulu. Tapi...
Sepertinya hidup di keluarga ini tak seindah yang Mira kira, atau bahkan lebih buruk.
Ada seseorang yang sangat menginginkan kematiannya.
Siapakah dia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rina Kartomisastro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Entah apa yang ada dalam pikiran Mira, wanita itu datang mendekat, lalu memisahkan Ben dan Shandy yang tengah asyik berpagutan, dengan kasar.
"Mira... " Ben tampak kaget.
Tak sempat berpikir, tahu-tahu tangan Mira melayang begitu saja ke pipi Ben.
Plak!
"Dasar pasangan gak tau malu! Bisa-bisanya kalian selingkuh di siang bolong begini, di tempat umum pula! Gila ya!"
Shandy tampak mencemaskan pipi Ben yang memerah, "Kamu gak apa-apa, Sayang?"
Mira tertawa sinis.
"Dimana-mana pelakor memang cocok dengan pecundang!"
Shandy kaget mendengar ucapan Mira, "Aku? Pelakor? Justru kamu yang merebut Ben-"
"Shandy, bisakah kamu tinggalin kita berdua?" Ben memotong sebelum Shandy menyelesaikan kalimatnya.
Awalnya hendak menolak, namun melihat ekspresi Ben yang serius itu, Shandy pun menurut dan pergi.
Setelah memastikan Shandy benar-benar pergi, Ben membawa Mira ke sudut.
"Lepasin aku!" Mira menarik tangannya kasar.
Ben menatap Mira agak lama, ia tampak berpikir sejenak. "Sepertinya kamu benar-benar gak ingat semuanya."
"Bicara yang jelas!"
"Selama 5 tahun ini, kita gak pernah benar-benar menikah. Bahkan waktu itu, mungkin alam bawah sadarmu menolak sendiri saat akan bercinta denganku, bukan? Itu karena kita belum pernah melakukan apa-apa. Semua hanya rekayasa."
Mira kaget, air mata tiba-tiba saja jatuh dari sudut matanya. Kepala tiba-tiba terasa pusing, hingga Mira memegangi kedua pelipisnya.
"Kamu kenapa, Mira?"
Ben menunjukkan kekhawatirannya, namun Mira segera menepis tangan pria yang hendak mendekat itu.
"Aku mau sendirian."
Sambil menahan rasa sakit di kepala, Mira berjalan memasuki lift. Meninggalkan Ben seorang diri di rooftop.
Saat ini Mira bingung sendiri mengapa ia menangis saat mendengar perkataan Ben.
Mungkinkah ini reaksi dari jiwa pemilik tubuh yang asli? Atau sekedar empati Mira Dania pada si malang Mira Mahalia yang tampak sempurna dari luar itu?
Terlebih, belum lama ia memergoki Pram bersama wanita lain. Yah meskipun Pram tidak termasuk kategori selingkuh. Bagaimanapun Mira Dania sudah meninggal dunia, jasadnya.
Dalam kebingungan itu, Mira terus melangkah keluar lift di lantai satu.
Dengan pikiran yang melayang kemana-mana, wanita itu asal saja berjalan, tanpa tahu arah tujuan. Ia hanya menyusuri jalanan di depannya.
Tahu-tahu, Mira telah berada di taman outdoor. Ia terus melangkah melewati kolam renang yang saat itu sedang tidak banyak orang.
Mira bahkan tidak sadar jika ia tengah berjalan tepat di tepi kolam renang. Padahal kakinya masih mengenakan high heels 7 sentimeter.
Benar saja, lantai yang setengah basah itu berhasil membuat Mira kehilangan keseimbangan. Sekonyong-konyong, tubuhnya oleng dan Mira benar-benar tidak dapat mengontrol tubuhnya lagi selain pasrah.
Tepat di detik terakhir Mira nyaris terjatuh ke kolam renang, seseorang menahan tubuhnya dengan sigap.
"Kalau mau renang, dilarang pakai gaun. Pakai baju renang," kata Theo, pria tampan yang wajahnya mirip Oppa Korea itu.
Mira yang sudah terlanjur menutup mata, sontak membuka matanya.
Wanita itu tampak kaget.
Bukan, bukan kaget karena terpesona ketampanan pria yang baru saja menyelamatkannya itu.
Mira kaget dengan gambaran yang tiba-tiba saja muncul di kepalanya, bak potongan-potongan film yang acak.
Ia lantas teringat kejadian yang menimpanya sebelum jiwanya masuk ke tubuh Mira Mahalia.
Mira ingat dirinya bukan mengalami kecelakaan kerja. Saat itu ia mencoba menyelamatkan seorang wanita yang tenggelam di kolam renang.
Samar-samar, Mira melihat sosok wanita itu adalah wanita yang saat ini tubuhnya ia pakai. Ya, wanita yang berusaha diselamatkan Mira Dania adalah Mira Mahalia.
Beberapa detik kemudian, Mira kehilangan kesadarannya di pangkuan Theo.
***