IRT Kere Jadi Nyonya Sosialita

IRT Kere Jadi Nyonya Sosialita

BAB 1

Mira membuka matanya yang terasa berat.

"Nyonya! Nyonya sudah sadar?"

Nyonya? Nyonya siapa?

Pandangan Mira masih samar-samar. Dari pembaringan, ia hanya melihat bayang-bayang seorang wanita yang menyebut-nyebut 'Nyonya' itu. Namun ia cukup yakin wanita itu bukan Asih, ibu mertuanya, ataupun Dian, adik iparnya.

"Istriku sudah sadar?"

"Sepertinya sudah, Tuan. Tapi belum sepenuhnya--"

"Cepat panggil dokter."

"Baik, Tuan."

"Sayang, are you okay? Aku khawatir banget denger kamu tenggelam tadi."

Mira hanya mengangguk pelan dari atas bantal. Pandangannya mulai terlihat lebih jelas, meski ia merasa sedikit pusing. Perlahan matanya terbuka, sedikit lebar, semakin lebar, dan...

Melotot!

"S-siapa kamu?!"

Refleks Mira melompat dari tempat tidur dan mengambil jarak dengan seorang pria yang tampannya seperti aktor Turki itu.

"Sayang-"

Bukannya kaget dengan reaksi Mira, pria itu memasang wajah cemas sembari menempelkan telapak tangannya pada kening Mira.

"Kamu gak ngenalin aku?"

Mira menggeleng dengan ekspresi kebingungan. Emang harus banget aku ngenalin dia, gitu?

"Aku Ben, suami yang paling kamu cintai."

"S-suami?!"

Mira meninggikan suaranya karena kaget.

"Kita tunggu sampai dokter dateng biar kamu diperiksa ya."

"Maaf Pak, saya bukan wanita gampangan. Saya wanita baik-baik, dan sudah bersuami. Meski gak seganteng anda, tapi ehm maksud saya, kemungkinan Bapak salah mengenali saya. Saya--"

"Mira, kan?"

"Iya, benar saya Mira. Tapi--"

Mira tak lagi melanjutkan kalimatnya, saat tanpa sengaja melihat pantulan diri dari kaca rumah sakit yang menghadap keluar itu.

"Ada cermin?"

Tak sabaran dengan Ben yang merespon lambat, Mira mencabut paksa infus yang menempel di tangannya. Wanita itu segera berlari ke arah toilet, lalu mematung di depan cermin. Napasnya semakin memburu.

"Sayang, kamu gak boleh nyopot infusnya gitu aja, kalau kamu kenapa-kenapa gimana?"

Ben segera membuntuti Mira yang seperti sedang kerasukan itu.

Mira menoleh lemas ke arah Ben.

"Kamu bilang saya siapa tadi?"

"Mira?"

"Mira siapa?! Tolong jelaskan sejelas-jelasnya sekarang juga!" Mira tak kuasa menahan emosi.

"Oke, tenang, Sayang. Kamu adalah Mira Mahalia Bratadikara. Istri tercinta Bennu Bratadikara, sekaligus dikenal khalayak sebagai menantu kesayangan Bratadikara Grup."

T-tunggu... Bratadikara Grup? Jaringan perusahaan multinasional terbesar di negara ini, yang biasa aku tonton di TV itu? Bagaimana bisa, aku Mira Dania berubah menjadi Mira Mahalia Bratadikara? Fix, ini pasti mimpi.

"Sayang!"

Ben panik melihat istrinya terjatuh dan kembali tak sadarkan diri. Bersamaan dengan itu, penjaga tadi akhirnya muncul bersama dokter.

***

Mira mengerjapkan kedua matanya, sebelum ia benar-benar terjaga.

Bagaimanapun juga, ia baru saja mengalami mimpi yang sangat tidak masuk akal. Mimpi yang membuatnya merasa geli sendiri.

Benar, selama ini Mira hidup susah. Mira selalu berkhayal tiba-tiba ada keajaiban yang membuatnya menjadi kaya raya. Tapi bukan mimpi jadi anggota keluarga Grup Bratadikara juga dong!

Sedikit Berlebihan.

Namanya juga mimpi--

"Akhirnya kamu sadar juga, Mira Mahalia Bratadikara."

Aku gak salah denger? Kenapa aku masih dipanggil dengan nama itu?!

Mira buru-buru bangun, melihat pantulan dirinya dari dinding kaca besar di ruangan VVIP rumah sakit itu. Ia lantas memukuli kedua pipinya berkali-kali. Lantas mengaduh sendiri karena kesakitan.

Astaga! Ini benar-benar gila, sakitnya beneran kerasa. Jadi ini aku gak lagi mimpi?

"Mama tahu kondisimu sekarang sedang tidak stabil, Mira. Tapi kamu gak boleh menyakiti diri sendiri seperti itu."

Mama? Mama siapa, dia? Mamanya Mira atau mama mertuanya? Atau mama angkat, mama tiri, mamamia? Mama siapa woi!

"Ingat, kamu bukan lagi Mira si gadis manja. Kamu adalah Mira sang menantu kesayangan Grup Bratadikara, wanita yang paling bikin iri seluruh wanita di Indonesia."

"M-mama... "

"Ya, Anakku. Kamu butuh sesuatu?"

"Anda... mama saya?"

Wanita tua itu tampak mengarahkan pandangan ke pintu ruangan. Lantas ia mendekat dan berbisik...

"Kamu beneran amnesia? Ini bukan strategi supaya Ben gak marah sama kamu lagi?"

Meski tak mengerti maksudnya, Mira menggeleng perlahan.

Wanita itu menghela napas sebelum memeluk Mira. Dibelainya kepala Mira lembut, "Mama harap ingatanmu bisa segera kembali, Mira."

Mira menelan ludah. Sebagai anak piatu sejak kecil, sudah lama sekali tidak merasakan dekapan seorang ibu. Rupanya terasa sangat hangat.

Sepertinya, menjadi seorang Mira Mahalia Bratadikara sama sekali bukan ide buruk.

Ia bisa segera menyesuaikan diri. Sehingga si ibu rumah tangga yang kere ini, bertransformasi menjadi sang nyonya sosialita, seutuhnya.

***

Terpopuler

Comments

Yunifda Hanum

Yunifda Hanum

gak sabar next😍😍

2024-11-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!