Tak di sangka tak di duga,mereka yang dulu awalnya bermain bersama,bersekolah di sekolah yang sama kini menjadi sepasang suami istri.
Namun bukan restu yang menghalang mereka melainkan perasaan,kedua nya bahkan tidak sadar saling mencintai hingga sama sama merasa kehilangan.
Ria Maheswari,Dendy Prasetya akan kah lamaran Dendy berujung ke pelaminan atau hanya cinta yang beda perasaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 31 Positif
Bukan hanya Dandy dan Ria di sana,melainkan Tuan Azriel dan Noah.
Lelaki itu menyunggingkan senyum pada Dandy,dan tersenyum manis untuk Ria.
"Oke,tugas ku hanya sampai disini.Silahkan kalian berdiskusi sendiri!". Pak Wayan ijin undur diri dari sana dan membuat Dandy begitu pula Ria bingung.
Apa sebenarnya tujuan mereka?.
Tanpa basa basi,Tuan Azriel membenarkan duduk nya dan merapikan Jaz.
"Nona Ria,apakah benar kau saat ini sedang hamil anak Noah?".
Seketika Ria dan Dandy menegakkan punggung nya,kedua nya amat sangat terkejut mendengar itu.Bagaimana bisa Tuan Azriel menanyakan itu kepada Ria sementara Ria sendiri tidak tahu.
Dandy seketika menoleh pada Ria,mata nya tajam mengisyaratkan pertanyaan,di balas gelengan oleh Ria.
"Ehekmmm...". Noah mendekat,sangat dekat di sebelah Ria.Hal itu membuat Dandy risih,mata nya memicing menelisik.
"Kau tidak ingat Ria,kita melakukan nya sama sama sadar,kau bahkan mendesah di bawah ku,kau sangat liar saat berada di atas ku.Kau menjelajahi seluruh tubuh ku.Kau sangat menikmati ciuman ku,dan bibir mu sendiri yang bicara jika permainan ku sangat lah handal..."
Di lain sisi Tuan Azriel memijit kepala nya yang tiba tiba sakit mendengar itu.Dan Dandy,dada nya begitu sesak seperti ada bongkahan batu yang berada di sana.Mereka bahkan mendengar jelas dan sangat detail apa yang Noah ucapkan pada Ria.
"Kau juga berkata jika miliki sangat besar..." lanjut Noah.
Ria menggeleng,ia menelan saliva nya.
"Kau ingat saat aku bermain di sini mu?". Noah akan menyentuh pangkal paha Ria namun Dandy menepis nya,mata lelaki itu sudah membulat.
Noah tak kalah,ia mencondongkan bibir nya ke telinga Ria dan membisikan sesuatu.
"Kamu bahkan mencapai puncak berkali kali saat aku bermain disana,aku meminum nya honey". Suara nya lembut mendayu.
Ria mendengar nya,memejamkan mata sejenak.Ia beranjak dari kursi dan melangkah ke kamar mandi.
Hoek!
Hoek!
Seringai terlihat samar di wajah Noah,dan itu membuat Tuan Azriel menggeleng.Lain lagi dengan Dandy,lelaki itu sudah berwajah merah padam.Perasaan nya tak bisa di tebak.
"Lihat kan Pah,Ria mual.. Dia hamil anak ku Pah!" ucap Noah dengan percaya diri.
.
.
.
Mobil memasuki pintu gerbang dengan laju yang kencang,tanpa sopir,tanpa Bastian,begitu pula Sella.Kedua pengawal itu menaiki taxi bersama Ria.
Padahal Ria mengajukan untuk tes darah karena tes kehamilan cepat menunjukkan tanda positif,walau ia terus mengatakan tidak pada Dandy.Ria menyangkal jika ia tak pernah melakukan nya sekali pun,tapi Dandy ingat saat Ria menerima telfon dari Noah dan lelaki itu berkata 'Parfum mu masih tercium di bantal ku!'.
Ya kejadian itu satu bulan lebih sudah berlalu,tepat nya saat malam Midodareni kakak Ria yaitu Nia.
"Bisa lebih cepat lagi tidak Pak?" pinta Ria karena mobil Dandy sudah tak terlihat.
Lelaki itu sungguh melajukan nya dengan kecepatan penuh,hingga taxi pun tidak mampu menyamai karena memiliki SOP dari pusat.
"Sabar Mba Ria,Dandy pasti pulang ke rumah.Dia tidak tahu Bali,dia tidak mengerti jalanan disini". Ucapan Sella hanya sekedar menenangkan karena nyata nya mobil sekarang canggih dan sudah tersedia peta otomatis menuju rumah.
Nafas Ria tersengal.Ya pertunangan mereka mungkin tidak pernah terduga sebelumnya,namun Ria tidak ingin jika harus begini jadi nya.Dandy mungkin datang untuk memiliki nya dengan cara yang beda,Ria pernah tidak menyukai nya kala itu.Namun bukan berarti ia membenci.
Keberuntungan berpihak pada taxi yang ditumpangi Ria,Dandy melewati jalan umum sedangkan taxi melewati jalan pintas hingga ia juga tiba hanya hitungan menit dibelakang.Terlihat Dandy baru memasuki rumah.
Blam!
Bragk!
Suara pintu mobil terbuka dan suara Dandy membuka pintu rumah bersamaan.
Ria berlari kencang mencoba mengejar Dandy.
"Dandy,gua bisa jelasin Dandy!" teriak nya,namun lelaki itu terus melangkah dengan langkah panjang nya.
Tangan kanan nya masuk ke dalam saku celana,ia pun menaiki tangga setelah melewati ruang tengah.
"Dandy!!..." teriak Ria dari pintu depan.Ia berjalan cepat akan menaiki tangga sementara Dandy sudah sampai di atas.
"Dandy,Noah bohong! Gue gak pernah sekalipun tidur dengan nya apalagi melakukan itu dengan nya!".
Tidak terbayang bukan,untuk berjalan dengan cepat saja ia membutuhkan tenaga.Apalagi bicara berteriak berusaha lelaki di depan sana mendengar dan menoleh.
Dandy tidak langsung masuk ke kamar nya,ia membuka kamar Ria dahulu untuk mengambil sesuatu.Kesempatan Ria untuk mengejar.
"Dandy...". Suara Ria lirih.
Melepas cctv di atas pintu,meraih foto mereka saat bertunangan dan masa kecil,lalu Dandy menarik paksa telpon wireless di sana.
Ia membanting asal hingga semua itu pecah berhamburan.Ria menutup telinga,ia sungguh takut.Jantung nya berdetak cepat.
Berlalu begitu saja melewati nya tanpa ucapan apapun.
"Dandy,Lo gak mau denger pembelaan gua?"
Dandy lewat begitu saja dan keluar,terdengar ia membuka pintu kamar nya dan masuk.Ria yang masih berada di pintu,ia pun terdiam sejenak duduk di lantai bersandar tembok.
Tak lama pintu kamar Dandy terbuka,suara roda dari koper terdengar.Ria menoleh,mata nya membulat.Dengan cepat ia meraih lengan Dandy.
"Lo gak ingin lihat hasil tes darah gue dulu? Kalau Lo gak percaya sama gua,paling gak Lo percaya sama hasil dokter nanti.Ini rumah Lo,kalau Lo yang marah sama gue bukan berarti Lo yang pergi dari sini.Gue aja,jangan buat gue merasa bersalah lagi karena Lo yang pergi".
Menangis? Ya.Ria bahkan menangis tapi Dandy tak menghiraukan sama sekali.Ia menepis kuat tangan wanita itu hingga Ria mundur.
Dandy tetap pergi dari sana,dan entah kemana tujuan nya malam ini.
.
.
.
to be continue