Ayana Malika Ifana, harus rela menjadi pekerja terselubung demi membayar uang sekolah, dirinya bekerja disebuah perusahaan sebagai cleaning servis karena usianya yang belum genap 17 tahun, jadi dirinya dipekerjakan diam-diam oleh tetangganya yang bekerja bebagai kepala bagian, dan karena membutuhkan uang AMI panggilan nama singkatan miliknya, rela menjadi pekerja terselubung untuk mendapatkan uang.
Dan dirinya juga harus terjebak dengan pria yang dia panggil OM, pria itu yang sudah membuat dirinya kehilangan semua mimpinya.
Bagaimana Ayana Malika Ifana, bisa melalui ujian hidupnya, dan dipertemukan dengan pria yang sudah matang untuk usianya yang belum genap 17 tahun.
Yukk ah, kepoin ceritanya, hanya di NovelToon, jika terdapat cerita yang sama maka itu adalah plagiat, karena saya hanya membuat karya ini hanya di NovelToon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sah
"Bagaimana saksi? sah?"
"Sah..!!"
"Alhamdulillah.."
Lantunan doa kembali dilanjutkan setelah kata Alhamdulillah didengar. Hari ini mereka resmi menjadi sepasang suami istri.
Aldrick Nathan Adhitama resmi menikahi Ayana Malika Ifana dengan mengucapkan ijab kabul di depan wali dan penghulu yang menikahkan mereka.
Sejak tadi Ami hanya menunduk ketika di bawa keluar, dan Nathan juga sama sekali tidak melihat wajah calon isterinya yang kini sudah sah menjadi istrinya.
Meskipun Nathan mendengar mama dan juga kerabat dekatnya mengatakan jika Ami cantik tapi Nathan sama sekali tidak tertarik untuk melihatnya, pria itu hanya diam dengan wajah datar, tidak ada senyum bagi kedua meskipun sudah resmi menikah.
"Selamat ya sayang, mulai hari ini kamu menjadi anggota keluarga Adhitama." Indira memeluk menantunya dengan senyum bahagia.
"Terima kasih Tante." Ucap Ami tersenyum sekilas. Dirinya sadar jika ucapan ibu mertuanya adalah sebagai pengingat dirinya yang sekarang bukanlah orang biasa, tapi Ami yang sekarang membawa nama besar Adhitama yang harus dia jaga.
Tanggung jawab seorang istri yang memiliki suami dengan nama besar tidak membuat Ami bahagia. Justru dirinya seperti akan terperangkap di kandang emas.
"Jangan panggil Tante sayang, panggil Mama." Indira mengusap wajah cantik Ami dengan dibalut riasan natural dan mengunakan pakaian adat modern.
Pernikahan sederhana dan tertutup tapi berjalan dengan khidmat membuat mereka semua bahagia. Kelaurga besar dan inti yang mereka undang, dan beberapa saksi seperti kepala sekolah dimana tempat Ami bersekolah, awalnya Ami terkejut mendapati kepala sekolahnya menghadiri pernikahan nya, tapi Ami mengingat kembali siapa Nathan suaminya yang tak lain adalah donatur terbesar di sekolahnya.
"Selamat nak, papa harap kamu bisa menjadi suami dan kepala kelaurga yang baik untuk istrimu." Ucap Allan memeluk putranya, Allan bisa melihat bagaimana kesedihan dan ketidakrelaan di mata putranya, sepetinya Nathan keberatan dengan pernikahan ini.
"Terima kasih pah." Hanya itu yang keluar dari bibir Nathan sedari tadi yang hanya bungkam.
"Selamat nak, sampai kapan pun kamu akan menjadi anak gadis bunda." Raya menangis dengan memeluk putri tunggalnya, yang resmi di nikahi pria tampan dan kaya raya seperti Nathan.
Awalnya Raya ingin menolak pernikahan ini karena tidak tega melihat putrinya nikah di usia yang muda, tapi disini Raya tidak bisa melakukannya apapun ketika mengingat konsekuensi apa yang dia dapatkan jika tidak mau menerima lamaran untuk Ami.
"Bunda jangan khawatir, Ami akan selalu ada untuk Bunda, bila perlu Ami akan tinggal sama bunda." Ami tersenyum dengan manis, senyum untuk menenangkan bundanya yang menagis terisak, jika bisa Ami ingin menangis meraung di dalam pelukan bundanya, tapi tidak Ami lakukan karena kahawatir dengan bundanya.
"Mana bisa begitu." Raya terkekeh dalam tangisnya, mendengar ucapan Ami. "Kamu harus ikut suamimu kemana pun pergi dan tinggal, doa bunda selalu menyertaimu." Raya kembali memeluk Ami, "Maafkan bunda yang belum bisa memberikanmu ke kebahagiaan."
Sekuat tenaga Ami tidak ingin menangis di depan bundanya, "Bunda adalah bunda yang terbaik untuk Ami, Ami sudah bahagia bersama bunda." Ami tetap menampilkan senyum nya yang tegar.
Mereka yang melihat ibu dan anak itu merasa haru, apalagi melihat pengantin wanita yang menampakan wajah tegar malah membuat mereka yang melihat sedih.
Nathan hanya diam tanpa mau ikut campur, dirinya memilih pergi mendekati saudaranya yang lain.
'Maaf bunda, Ami sudah menghancurkan harapan bunda.' Gumam Ami dalam hati, memeluk Raya.
gak prhatian ma istri harta juga gk hbis2 buat apa mngabaikan istri kmu.istri hilang baru tahu rasa kmu