Setelah melewati seratus kali kehidupan, akhirnya Liu Feng bisa menjadi manusia yang memiliki budi pekerti luhur dan menjadi Penguasa Benua Biru selama beberapa ratus tahun. Hal tersebut tidak lepas dari campur tangan gurunya yang berasal dari kalangan Dewa, yakni Dewa Kehampaan.
Setelah semuanya berjalan dengan baik, pada akhirnya Liu Feng mendapatkan kesempatan untuk menuju Alam Dewa dengan kehidupan yang baru namun memiliki ingatan yang sama dengan kehidupan sebelumnya di Dunia Fana.
Belakangan Liu Feng baru mengetahui, jika Fang Yuan merupakan Dewa yang terusir dari Dunia Dewa akibat kecemburuan Kaisar Dewa atas kekuatan yang dimiliki oleh Fang Yuan. Kaisar Dewa meyakini jika kekuasaannya akan direbut oleh seorang Dewa yang ia yakini sebagai Fang Yuan.
Atas kecurigaan sepihak inilah yang membuat Fang Yuan dikirim ke Dunia Fana dan tersegel untuk selamanya, oleh karenanya ia yang merasa mengalami ketidakadilan pun bertaruh atas kehidupan Liu Feng yang ternyata memiliki bakat unik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nona Besar Klan Xiao
Menyaksikan temannya tewas begitu saja, ketiga Serigala Perak yang tersisa pun menjadi geram. Mereka segera mengelilingi Fang Yuan yang baru saja mengibaskan tangannya ke udara setelah menghempaskan mangsanya dengan mudah.
“Sepertinya kalian sedang terburu-buru?” ucap Fang Yuan dengan santai.
Sementara itu dari balik semak-semak tampak beberapa orang memperhatikan keadaan ini dengan serius, pemandangan yang terjadi di depan pasang mata beberapa orang itu membuat sedikit rasa penasaran.
“Paman, siapakah pemuda tersebut?” tanya seorang gadis tampak penasaran.
Sebagai nona besar Klan Xiao ia sama sekali tidak pernah melihat sosok pemuda yang kini tengah menjadi pusat perhatiannya itu, awalnya ia beserta ahli keluarga Klan Xiao ingin melakukan perburuan terhadap hewan buas untuk melatih kecepatan serta kekuatannya. Xiao Yan Li merupakan salah satu peserta yang sudah mendaftar untuk menjadi peserta Turnamen Kota Shaanxi yang sebentar lagi akan dimulai.
Sebenarnya dengan ranah kekuatannya ia cukup diperhitungkan sebagai kultivator wanita yang berada di tingkatan Petarung Kaisar Tahap Akhir, pesaingnya hanya Fang Dianzuo yang berasal dari Klan Fang yang sama-sama dengan dirinya akan bergabung dengan Sekte Gunung Pedang. Hanya saja beberapa waktu terakhir nama Xiao Yan Li sedikit meredup akibat munculnya Xiao Mei dengan tubuh sucinya yang langsung membangkitkan kekuatan terpendamnya di Sekte Teratai Jingga.
“Nona, aku belum pernah melihat pemuda itu, di Kota ini selain fang Dianzuo seharusnya tidak ada lagi bakat seperti yang dimiliki oleh pemuda tersebut” jawab pendekar ahli dari Klan Xiao.
“Hmm.. Apakah ia berasal dari Sekte Gunung Pedang?” tanya Xiao Yan Li lagi.
“Bisa seperti itu, namun dari pakaian yang digunakannya saya sedikit ragu” jawab ahli Klan Xiao itu.
“Sebaiknya kita tunggu saja, jika waktunya tepat maka saya akan menanyakannya sendiri” sambung ahli keluarga Xiao tersebut sambil menyentuh dagunya.
“Baiklah paman..” jawab Xiao Yan Li dengan patuh.
Sementara itu Fang Yuan yang tengah berhadapan dengan beberapa ekor Serigala Perak juga dapat merasakan kehadiran orang asing yang berada tidak jauh darinya. Namun ia menghiraukannya karena ancaman di depan mata lebih penting untuk ia selesaikan dengan segera.
Ketiga ekor Serigala Perak bergerak dengan beringas, mereka mengaum bersamaan menandakan kemarahan pada Fang Yuan. Dalam satu lompatan ketiganya menyerang Fang Yuan dengan cakar menyala setajam baja, aura ganas dari hewan buas yang masuk dalam kategori binatang iblis itu pun tidak bisa dicegah.
Menghadapi serangan secara bersamaan, Fang Yuan pun menunduk ke bawah dan segera memutar tubuhnya menghadap ke langit untuk membuat perisai perlindungan yang sudah ia kuasai dengan baik itu. Akibatnya dari serangan kuat itu hanya mengenai lapisan cahaya tebal yang justru membuat tubuh ketiga Serigala Perak terpelanting secara bersamaan.
“Ggrr.. Ggrr”
“Ggrr.. Ggrr”
“Ggrr.. Ggrr”
“Bagaimana rasanya merasakan serangan sendiri?” tanya Fang Yuan dengan santai.
Ketiga Serigala Perak pun saling tatap, ada jejak ketakutan di sorot mata mereka yang baru menyadari ancaman dari pihak lawan yang ternyata memiliki kekuatan di atas mereka itu. Bahkan seekor lainnya tampak segera berdiri dan mundur selangkah bersiap untuk melarikan diri.
“Oh, jangan seperti itu. Aku membutuhkan kalian untuk memenuhi kebutuhanku..” ucap Fang Yuan menyadari Gerakan mangsanya itu.
Sedetik kemudian tubuh Fang Yuan berkelebat dan kembali muncul di belakang seekor Serigala Perak yang ingin melarikan diri itu, ia pun segera melancarkan pukulannya untuk mengalahkan Serigala Perak kedua.
“Baaaamm…”
Kepala Serigala Perak kembali hancur berkeping-keping, tubuhnya jatuh ke tanah menggelepar dengan sangat mengenaskan. Bersamaan dengan itu, tinju Fang Yuan pun kembali melesat ke arah dua ekor Serigala Perak yang tersisa. Kejadian yang sangat cepat itu pun membungkam keterkejutan dua ekor Serigala Perak berikutnya untuk mengikuti jejak kawan-kawannya.
“Huh.. Selesai sudah” ucap Fang Yuan sambil menghela napas dalam.
Melihat hasil buruannya sudah tidak bernyawa, ia pun tersenyum senang lalu membalikkan tubuh ke arah semak-semak dimana ia merasakan kehadiran beberapa orang kultivator kuat.
“Keluar lah, tidak baik memperhatikan orang lain secara diam-diam” ucap Fang Yuan dengan keras.
“Hahaha.. Anak muda, sepertinya kamu memang memiliki keahlian” jawab pria paruh baya sambil melompat ke udara.
Di belakangnya tampak seorang wanita dan juga dua orang pria paruh baya lainnya dengan kekuatan yang berada di atas Fang Yuan.
“Salam tuan pendekar..” sapa Fang Yuan sambil menangkupkan kedua tangannya.
Ia jelas tahu kekuatan dari orang-orang yang kini sedang menghampirinya itu, jadi sebisa mungkin untuk tidak membuat mereka tersinggung. Bahkan jika mereka ingin merebut hasil buruan yang baru saja ia dapatkan tentu bukanlah perkara yang harus ia pertahankan. Tetapi melihat sosok wanita muda yang tidak memancarkan aura jahat maka ia masih beranggapan hal ini bukan pertanda bahaya yang perlu ia sikapi secara berlebihan. Apalagi kaki Gunung Pedang merupakan tempat yang semestinya menjadi tempat tujuan untuk berburu atau melakukan kultivasi seperti yang sudah ia lakukan sendiri.
“Anak muda, siapa namamu?” tanya pria paruh baya tersebut.
“Saya Fang Yuan..” jawab Fang Yuan dengan jujur, meski begitu ia merasa was-was.
“Apa hubunganmu dengan Fang Dianzuo?” tanya Xiao Yan Li yang penasaran.
“Dia adalah musuhku di Klan Fang” jawab Fang Yuan dengan nada datar.
“Oh, tetapi sepertinya kamu tidak begitu terkenal? Apakah kamu berasal dari keluarga cabang?” tanya Xiao Yan Li lagi dengan ekspresi kian penasaran.
“Ya benar, saya memang berasal dari keluarga cabang. Ngomong-ngomong apa yang nona inginkan?” tanya Fang Yuan kemudian.
“Karena kamu berasal dari Klan Fang maka aku tidak ingin memperpanjang hal ini lagi. Sebelumnya keempat Serigala Perak yang baru saja kamu bunuh adalah mangsaku yang sudah aku ikuti secara diam-diam” jawab Xiao Yan Li dengan tenang.
Klan Xiao dan Klan Fang memiliki kekuatan yang hampir sama, keduanya juga merupakan dua keluarga besar yang menguasai Kota Shaanxi secara luas. Jadi ia juga tidak ingin meributkan hal-hal sederhana kepada perselisihan yang lebih besar.
“Terimakasih Nona, jika demikian adanya aku bisa berbagi dengan hasil buruan ini. Aku hanya lapar dan ingin memanfaatkan sedikit dari Kristal jiwa untuk ditukarkan dengan beberapa Tael perak” ucap Fang Yuan dengan tulus.
“Tidak, aku tidak memerlukan hal-hal yang kamu sebutkan. Maksud kedatanganku ke tempat ini hanyalah untuk berlatih dan mengasah kemampuan bertarungku” ujar Xiao Yan Li dengan santai.
Sebagai nona besar Klan Xiao ia memang tidak kekurangan sumberdaya, apa yang ia butuhkan hanya pengalaman bertempur untuk mengasah keterampilannya menjelang turnamen Kota Shaanxi yang sebentar lagi akan dimulai. Ia juga mulai khawatir dengan keberadaan Xiao Mei di masa depan yang akan merebut posisi pimpinan Klan di bawah pengaruhnya yang besar, oleh karenanya ia sedikit tertekan beberapa waktu ini.
“Baiklah jika begitu, berhubung sudah seperti ini bolehkah saya mengenal nama nona?” tanya Fang Yuan.
“Namaku Xiao Yan Li. Karena usia kita juga tampak seumuran, maka kamu bisa memanggilku Yan Li..” jawab Xiao Yan Li.
“Apakah panggilan ini akan terdengar sopan...” Fang Yuan berkata dengan nada sungkan.
"Apanya yang sopan atau tidak? Sejak kecil aku sudah dipanggil demikian oleh keluarga maupun sahabat baikku" Xiao Yan Li memotong dengan cepat.
terima kasih Thor..
mudah2xan crazy up..
semangat