Seorang jendral bernama Calsida tewas terbunuh karena sahabat baiknya yang bersekongkol dengan tunangannya. Tapi saat dia terbangun karena cahaya yang datang menghampirinya dia sudah ada di kamar yang tampak berbeda. Calsida yang bertanya kepada dirinya. Saat dia sedang mencari jawaban itu datang pelayan yang memanggil dia dengan sebutan Nyonya Eliza. Pada saat itu juga dia tersadar kalau dirinya berpindah tempat ke tempat lain."Apa ini tubuh milik Eliza,"ucap Calsida.
Tapi apa yang akan terjadi setelah ini. Lalu akankah Celsida menemukan hal yang dia tidak ketahui nantinya tentang Eliza.
jika ingin tahu silakan baca ya kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
E.S 13
Ben yang duduk menuggu Charlie selesai dengan tugasnya datang kedepan meja.”Ada apa kamu Ben?,”ucap Charlie.
“Tuan muda sebaiknya anda baca dokumen ini dulu sebelum anda bertanya,”kata Ben memberikan dokumen yang dia bawa dari kamar Eliza.
“Apa ini?,”ucap Charlie memegang semua dokumennya dan dia baca dengan hati-hati. Tapi baru setengah dia membaca dia menatap ke arah Ben dengan wajah serius.
“Kamu dapatkan ini dari mana?,”ucap Charlie.
“Saya mendapatkannya dari nyonya. Dia memberitahukan kalau pengeluaran yang selama ini kita dapatkan salah ada yang menggelepkan dana dari kediaman duke. Untuk dokumen yang ada baca itu adalah hasil pekerjaan nona Fayza,”ucap Ben dengan wajah serius tapi tetap berhati-hati.
“Apa kamu yakin semua ini adalah pekerjaan dari Fayza,bukan dari Eliza,”ucap Charlie yang masih tidak percaya dengan dokumen yang dia baca.
“Itu tidak mungkin dilakukan oleh nyonya Eliza. Anda juga tahu kalau nyonya baru dua hari memegang dokumen itu. Bagaimana dia bisa memalsukan dokumen ini?,”ucap Ben. Charlie yang dalam kondisi bimbang tidak tahu harus berkata apa.
“Kalau begitu selidiki semua ini. Aku ingin tahu siapa yang ingin menyakiti Fayza,”ucap Charlie.
“Baik tuan muda,”ucap Ben. Ben segera pergi untuk mencari kebenaran dari dokumen yang dibuat oleh Fayza termasuk penggelapan dana yang tidak tahu kemana uang itu disalurkan.
Di kamar Eliza yang sedang sendirian sedang duduk melihat teras menatap langit malam.”Aku bosan untuk malam ini semua urusan telah selesai aku tangani.Tapi kenapa aku merasa kalau hari ini akan panjang ya,”ucap Calsida mendapatkan firasat buruk akan datang.
Tepat Eliza duduk santai dengan buku yang dia pegang. Fayza yang bertemu dengan Charlie sedang berbincang soal hubungan mereka. Tepat satu pelayan yang baru saja selesai membersihkan ruangan kamar nyonya duke terdahulu datang ke ruang kerja Charlie.
“Tuan ada pelayan yang mencari anda. Katanya ini masalah serius?,”ucap penjaga didepan ruang kerja Charlie.
“Ada masalah apa sampai pelayan mencari kamu Charlie,”ucap Fayza yang tidak tahu dengan wajah bingung.
“Suruh dia masuk,”ucap Charlie dari dalam ruangan.
“Maaf tuan, saya hanya ingin menyapaikan kalau ada perhiasan dari mendiang nyonya yang menghilang,”ucap pelayan.
“Apa katakan kamu ada yang hilang dari kamar ibuku. Perhiasan yang mana yang hilang?,”ucap Charlie dengan wajah serius.
“Itu tuan muda kalung biru kesayangan mendiang nyonya terdahulu yang tidak ada di tempatnya,”kata Pelayan dengan wajah gemetar takut salah dalam menyampaikan informasinya.
“Apa?,”ucap Charlie dengan wajah garang dan penuh emosi.
“Charlie tenang dulu. Kita sebaiknya menggeledah setiap sudat ruangan ini untuk menemukannya. Kamu harus bisa berpikir jernih untuk masalh ini,”ucap Fayza yang menenagkan kondisi Charlie.
“Itu benar suruh para ksatria untuk berkumpul termasuk pelayan,”ucap Charlie yang langsung segera bergerak.
Semua orang sudah berkumpul dan mulai diperiksa dari pelayan yang bekerja. Jeni dan Mia yang ikut serta dalam pemeriksaan. Tapi keduanya bersih tidak ada masalah.”Mereka tidak ada di tubuhnya tuan muda. Apa kita mencari di setiap sudut ruangan untuk mendapatkannya,”kata ksatria Nezo yang ikut terlibat.
“Kalau begitu geledah saja semua ruangan untuk mendapatkan kalung itu. Aku ingin tahu siapa yang sudah mengambil kalung biru milik ibuku,”ucap Charlie.
“Tuan saya bukan tidak ingin menuduh, hanya saja saya pernah melihat nyonya Eliza pergi ke kamar nyonya terdahulu saat itu,”ucap Mia yang membuka mulut.
“Apa Eliza?,”ucap Charlie.
“Mia apa yang kamu katakan. Nyonya Eliza tidak mungkin pergi ke sana. Diakan amnesia tidak tahu kamar nyonya terdahulu tinggal,”ucap Jeni membela Eliza.
“Aku tidak menuduh dia kok, hanya saja aku pernah melihat kalung yang sama dengan nyonya terdahulu dikamar nyonya Eliza saat bersih-berish,”ucap Mia yang tertunduk. Dimana wajahnya tidak di tampakan.
“Kalau begitu ayo kita pergu ke kamar Eliza untuk memastikannya,”ucap Fayza yang mendukung rencana Mia. Segera mendapatkan izin dari Charlie mereka pergi ke kamar Eliza. Di saat mereka sedang sibuk Eliza membaca buku dengan santai di bawah sinar rembulan.
Tapi lama kelamaan dia mendengar langkah kaki dengan jumlah orang yang banyak datang ke tempat dia berada.”Kurasa sudah dimulai,”ucap Eliza menutup bukunya dengan wajah tersenyum dia menatap langit.
Tanpa permisi mereka langsung masuk ke dalam kamar Eliza. Eliza yang bersikap tenang merasa terkejut dengan sikap Charlie yang datang tiba-tiba.”Kenapa kamu datang ke kamarku suamiku. Apa ada masalah?,”ucap Calsida yang sedikit takut dan gelisah.
“Cepat geledah ruangan ini dan temukan kalung biru itu berada?,”ucap Charlie yang sama sekali tidak berduli dengan Eliza. Semua orang mulai menggeledah kamar Eliza hingga ruangan tampak berada.
“Maaf tuan kalung yang ada cari tidak ada dikamar nyonya Eliza,”ucap ksatria yang telah selesai memeriksa bersama dengan beberapa pelayan.
“Itu tidak mungkin aku yakin aku melihat di salah satu rak disana,”ucap Mia yang mulai gelisah.
“Sebenarnya apa yang kalian cari di kamarku. Suamiku bisa kamu jelaskan apa yang sedang terjadi di sini. Kenapa kamu membawa para ksatria dan pelayan datang ke kamarku dan mulai mengacau lagi. Apa kamu tidak menghargai aku sebagai nyonya dirumah ini. Kamu melanggar janji kita suamiku. Aku minta kompensasi dari kamu,”ucap Calsida dengan wajah tegas dan tidak terima.
“Eliza tenanglah dulu. Ini ada kesalahpahaman,”ucap Fayza yang bersikap baik. Tapi mata Fayza menatap tajam ke arah Mia yang juga menatapnya. Jeni yang saat itu menatap ke atah Mia merasa ada aneh dengan tatapannya. Apa lagi tatapan itu tertuju ke arah Fayza.
“Bagaimana bisa aku tenang setelah kalian melakukan aku seperti ini?,”ucap Calsida yang mencoba untuk berwajah sedih.
“Bagaimana apa masih tidak ada?,”ucap Charlie bertanya kepada Mia. Mia yang tidak tahu dimana kalung itu berada tidak bisa menjawab.
“Nyonya ini semua salah Mia yang menuduh kamu mengambil kalung biru milik mendiang ibu tuan muda,”ucap Jeni memberitahukan kebenarannya.
“Apa Mia kenapa kamu melakukan semua ini. Aku melakukan kamu dengan baik. Tapi sikap kamu ini tidak pantas tahu tidak. Kalau kamu menuduhku apa semua ini adalah rencana kamu. Jika begitu suamiku aku ingin kemar Mia juga digeledah agar adil bukan,”ucap Calsida dengan tegas.
“Baiklah untuk tanda minta maafku aku akan menyuruh para pelayan dan ksatria menggeledah kamar Mia,”ucap Charlie yang sama sekali tidak perduli dengan perasaan dari Eliza dan tatap mencari kalung ibunya yang dia sayangi.
Semua pindah ke kamar Mia. Setelah lama menggeledah salah satu ksatria menemukan sebuah kotak perhiasan. Dibuka kotak perhiasan itu tampak kalung biru,”Tuan muda apa ini kalung yang anda cari?.”
“Itu benar. Mia kenapa kalung ibuku ada di tempat kamu. Apa kau mencoba mengambing hitamkan aku dengan Eliza. Sementara kamu mengambil kalung berharga ibuku,”ucap Charlie yang sangat marah.
“Itu tidak mungkin tuan muda. Aku tidak pernah mengambil kalung itu. Pasti itu ulah dari nyonya Eliza,”ucap Mia. Tapi disaat yang sama juga pelayan lain menemukan sebuah kantong lain setelah dibuka itu adalah daun ungu.
“Tuan muda saya menemukan ini di bawah kasur Mia,”ucap pelayan memberikan kantong itu. Charlie yang membuka kantong itu berisi daun ungu. Nezo yang melihat sangat terkejut sampai dia berkata,”Daun ungu kenapa ini ada dikamar kamu Mia. Siapa yang ingin kamu racuni dengan daun ungu ini?.”
“Apa maksud kamu Nezo racun?,”ucap Charlie yang juga sangat terkejut.
“Maafkan saya tuan muda. Sebenarnya saya dengar dari dokter kalau daun ungu ini adalah daun beracun jika sering digunakan,”ucap Nezo yang mencoba untuk menyembunyikan kebenarannya.
“Suruh dokter untuk mencari tahu tentang daun ungu ini dan siapa yang mengkonsumsi ini sekarang juga,”ucap Charlie yang segera mencari tahu siapa orang yang akan di bunuh oleh Mia. Tapi bagaimana dengan Mia setelah ini akankah dia selamat. Apa Fayza akan membantu Mia?.