5 anggota geng pembuli baru saja lulus SMP dan kini mereka berulah lagi di SMK!
Novel ini merupakan serial pertama dari "5th Avenue Brotherhood". 5th Avenue Brotherhood atau yang sering dikenal dengan FAB adalah geng motor yang terdiri dari 5 orang remaja dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Jesika. Seorang gadis yang merupakan anak kandung dari kepala sekolah dan adik dari pendiri FAB itu sendiri. Sayangnya, Jesika tidak suka berteman sehingga tidak ada yang mengetahui latar belakang gadis ini, sampai-sampai para member FAB menjadikannya target bulian di sekolah.
Gimana keseruan ceritanya? Silakan baca sampai bab terakhir 🙆🏻♀️ Yang setuju buat bikin sekuel atau lanjut vote di grup chat author ya 🙏 masih berlaku untuk hadiah saldo Dana untuk gift terbanyak bulanan. bisa gift lewat iklan juga ya 🥰 maksimal 10 iklan/hari = 100 dukungan. Hadiah akan diberikan pada dukungan terbanyak dalam setiap bulan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13 Muka Lo Kenapa?
Sepulang sekolah hari ini, Wandra menjadi orang pertama yang melihat Jesika tertidur di sofa panjang markas mereka. Disusul oleh Haris dan Angga.
Pria itu mengambil ponsel dan merekam setiap lekukan tubuh Jesika yang hanya dibalut dengan pakaian kasualnya.
"Kok dia nggak balik?" tanya Wandra.
"Coba lo tanya Toleh," jawab Angga.
"Dia nginep di sini, semalem Toleh izin ke gue. Soalnya Jesika lagi ada masalah di rumah dia mau kabur gitu ceritanya," jelas Haris.
"Udah gue kirim ke grup. Lo semua liat!" ucap Wandra sambil tertawa.
***
Di rumah, Toleh menerima notifikasi dari grup dan melihat video yang sudah Wandra kirimkan. Rahang pria itu mendadak mengeras dengan detak jantung yang tak beraturan. Toleh meneruskan video tersebut kepada Rian.
Satu foto terbaru dari Wandra yakni potret dirinya sedang mencium ubun-ubun Jesika yang masih terlelap.
Toleh kembali memakai jaketnya dengan buru-buru dan mengendarai motornya menuju markas FAB.
Kedatangan Toleh membuat mereka berhenti membercandai tubuh Jesika.
"Jes! Bangun!" Toleh menyentuh pipi gadis itu.
Jesika malah merenggangkan otot-ototnya dan memeluk tangan Toleh. "Bakalan gue bunuh! Tenang aja!" racaunya.
"Bangun apa gue telpon abang lo?" tanya Toleh.
Mata Jesika mendadak membesar dan melepaskan pelukannya. "Anjir gue begadang .... Aaaahhh!" teriak Jesika sebab Toleh menggendongnya ke luar markas dan disaksikan oleh member yang lain.
"Nah, itu baru Toleh! Seperti Toleh yang dulu. Langsung banting aja, Leh!" ucap Angga.
"Lo gila ya?! Kalo gue jatoh, gimana?!" teriak Jesika.
"Abang lo nyuruh gue anterin lo pulang," ucap Toleh beralibi. Sebenarnya ia tak ingin Jesika berada di sekeliling teman-temannya.
***
Malam ini, Haris meminta semua anggota FAB untuk kumpul karena ada berita yang harus disampaikan. Wandra duduk terkapar dengan sejumlah luka memar di wajahnya.
"Kok bisa dipukulin Bang Rian? Masalahnya apa?" tanya Zaki.
"Ada yang cepu soal video Jesika tadi siang!"
"Jadi siapa yang cepu?!" teriak Haris dengan geram.
Wandra berdiri dan menghampiri Toleh. Satu pukulan melayang mengenai pipi pria itu. "Ada masalah apa lo sama gue?!" teriak Wandra.
"Kenapa, Wan?" tanya Angga.
"Lo kan yang cepuin ke Bang Rian?" tanya Wandra pada Toleh.
Pria itu bangkit dari duduknya dan mengusap sedikit darah di pipi. Dengan tatapan menancap ke wajah Wandra. "Iya! Hapus video itu sebelum lo mati di jalanan," ancam Toleh.
"Kenapa? Maksud gue, kenapa lo cepuin kita, Leh?!" tanya Angga.
"Lo suka sama Jesika? Lo kan udah punya cewek, Leh! Yang di lampu merah waktu itu!" sambut Zaki.
"Itu Jesika!" balas Toleh mengambil jaketnya dan pergi.
Zaki buru-buru mengecek ponselnya dan memeriksa foto-foto Toleh di waktu itu. Ia sampai pada foto terakhir yang menampakkan Jesika di pinggir jalan dengan pakaian yang sama.
"Hah? Anjing!!" pekik Zaki. "Kenapa gue nggak ngeh? Cewek yang Toleh bonceng gue kirim di grup hari itu. Ini!" Zaki memperlihatkan foto Jesika.
"Apa jangan-jangan Toleh pacaran sama Jesika diem-diem?" tanya Haris.
"Itu nggak penting, yang sekarang harus kita pikirin adalah gimana caranya supaya Bang Rian nggak bubarin FAB!" omel Wandra.
"Mending videonya lo hapus, Wan," ucap Haris.
"Udah gue hapus, Ris. Tapi udah diliat juga sama anak-anak yang lain! Soalnya gue kirim ke grup kelas!"
"Aduuh! Semua ini gara-gara lo, Wan!"
"Kok nyalahin gue?"
"Ya emang salah lo! Otak mesum lo itu malah nyeret kita semua ke dalam masalah! Puas lo?! Puas bikin FAB kayak gini?!" teriak Zaki.
"Meskipun gue videoin Jesika, kalo Toleh nggak cepu juga Bang Rian nggak bakalan tau!" bantah Wandra.
"Bang Rian tetap bakalan tau, Wan, soalnya anak-anak di sekolah udah liat videonya, dan Jesika juga bisa aja lapor abangnya," balas Haris.
***
Berita tentang video Jesika menjadi topik hangat di grup sekolah. Awalnya ia tak ingin menanggapi hal tersebut, namun setelah dibiarkan beberapa menit malah chat grup menjadi 3000 lebih pesan tidak terbaca, membuat Jesika merasa muak dan keluar dari grup sekolah. Jesika juga tidak mau pergi ke sekolah, meski sudah dipaksa oleh abangnya.
Ini sudah hari ke 5 Jesika mengurung diri di kamar dan tidak mau ditemui oleh siapapun. Bahkan ia merasa benci pada abangnya yang sudah menciptakan sekumpulan iblis bernama 5th Avenue Brotherhood.
Toleh mengunjungi kediaman Rian dan Jesika. Rian menceritakan keadaan sang adik. Kali ini Toleh berusaha mengetuk pintu kamar Jesika.
"Jes," panggilnya.
"Kenapa harus gue yang nikmatin kesialan hidup ini? Kenapa nggak gue aja sih yang mati?! Mama, boleh nggak sih aku nyusul Mama? Capek banget hidup di bumi!" bisik Jesika sambil menangis.
Toleh menelepon gadis itu dan Jesika menjawabnya.
"Jes, gue di depan pintu kamar lo," ucap Toleh.
Jesika membiarkannya dan terus menangis. Toleh dan Rian bisa mendengar isak tangis tersebut melalui ponsel.
"Pasti nangis lo nggak lega kan?" tanya Toleh.
~Cklek kunci pintu kamar dibuka Jesika. Dengan cepat Rian membukanya. Biasanya Jesika langsung memeluk Rian saat menangis, namun kali ini adiknya malah fokus pada wajah Toleh yang terdapat bekas luka di pipinya.
"Muka lo kenapa?"