800 setelah perang nuklir dahsyat yang melibatkan Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok, dunia telah berubah menjadi bayangan suram dari masa lalunya. Peradaban runtuh, teknologi menjadi mitos yang terlupakan, dan umat manusia kembali ke era primitif di mana kekerasan dan kelangkaan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Di tengah reruntuhan ini, legenda tentang The Mockingbird menyebar seperti bisikan di antara para penyintas. Simbol harapan ini diyakini menyimpan rahasia untuk membangun kembali dunia, namun tak seorang pun tahu apakah legenda itu nyata. Athena, seorang wanita muda yang keras hati dan yatim piatu, menemukan dirinya berada di tengah takdir besar ini. Membawa warisan rahasia dari dunia lama yang tersimpan dalam dirinya, Athena memulai perjalanan berbahaya untuk mengungkap kebenaran di balik simbol legendaris itu.
Dalam perjalanan ini, Athena bergabung dengan kelompok pejuang yang memiliki latar belakang & keyakinan berbeda, menghadapi ancaman mematikan dari sisa-s
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27: di Balik Tirai Kekuasaan
Di tengah lautan megah, Zenithia, ibu kota Atlantis, berdiri megah seperti oasis di atas reruntuhan dunia. Namun, di balik kemegahannya, ada jalinan ambisi dan konspirasi yang terus menggerogoti inti kekuasaan.
Di ruang sidang utama Istana Obsidian, Kaisar Lucien, pemimpin Atlantis yang dikenal cerdas dan kejam, duduk di atas singgasananya yang terbuat dari kristal hitam. Matanya yang tajam mengawasi setiap pejabat yang hadir. Diskusi tentang pemberontakan yang dipimpin Athena telah menjadi prioritas utama, terutama setelah berita tentang genosida Pulau Mistik mulai menyebar.
“Kabar tentang insiden di Pulau Mistik semakin meluas,” ujar Valeria, Menteri Informasi, sambil membuka laporan di tangannya. “Mereka memiliki bukti dan siap mengungkapkan kebenaran kepada dunia.”
“Dan itu harus dihentikan,” balas General Thrax dengan tegas. Ia adalah pemimpin militer yang setia kepada Lucien dan tidak pernah ragu untuk menggunakan kekerasan. “Pulau Mistik adalah simbol kekuatan kita. Jika rahasia di baliknya terbongkar, kita tidak hanya kehilangan legitimasi, tetapi juga kendali atas wilayah-wilayah bawahan.”
Kaisar Lucien mengetuk lengan singgasananya dengan jemarinya yang dihiasi cincin emas, memberi isyarat agar mereka semua diam. “Ketahui ini: Pulau Mistik bukan hanya soal rahasia. Ini soal kekuatan absolut Atlantis. Kita tidak bisa membiarkan siapa pun—baik Athena maupun kelompok penentang lainnya—menggunakan ini melawan kita.”
---
Namun, di antara para pejabat, ada perbedaan pandangan yang tajam. Darian Solus, Menteri Keuangan, bersikap hati-hati terhadap pendekatan Thrax. “Kita tidak bisa terus mengandalkan kekerasan. Dunia di luar Atlantis mulai mempertanyakan tindakan kita. Jika kita ingin tetap menjadi pusat kekuasaan global, kita harus mengontrol narasi.”
“Kontrol narasi?” Thrax mendengus, lalu menatap Darian dengan tajam. “Kita telah mencoba propaganda selama bertahun-tahun, dan lihat hasilnya: pemberontakan yang terus tumbuh. Ini bukan saatnya bermain lembut.”
“Kekerasan tanpa alasan hanya akan memperkuat simpati terhadap Athena dan kelompoknya,” balas Darian. “Kita bisa membuat narasi yang lebih kuat: bahwa mereka adalah ancaman terhadap stabilitas global. Bahwa mereka menggunakan teknologi kuno untuk menghancurkan apa yang telah kita bangun.”
Lucien mengangkat tangannya, menghentikan perdebatan. “Kalian berdua benar,” ujarnya dingin. “Thrax, teruskan operasi militer untuk menghancurkan pemberontakan secara langsung. Tapi, Valeria dan Darian, pastikan propaganda kita bekerja. Buat dunia percaya bahwa pemberontak adalah ancaman terhadap peradaban. Sebarkan narasi bahwa mereka adalah teroris yang mencoba menghancurkan perdamaian.”
---
Di luar kendali Atlantis, faksi-faksi penentang mulai bergerak. Di sebuah lokasi rahasia di utara, Magnus, pemimpin kelompok penentang dari Nordheim, mengumpulkan para pemimpin regional dalam sebuah pertemuan rahasia.
Di meja kayu panjang yang diterangi lilin-lilin kecil, Magnus meletakkan laporan tentang genosida di Pulau Mistik. “Kita memiliki bukti bahwa Atlantis melakukan genosida untuk menyembunyikan sesuatu yang jauh lebih besar dari yang kita bayangkan. Ini adalah kesempatan kita untuk menggulingkan mereka.”
Seorang wanita bernama Myra, pemimpin kelompok militer dari wilayah selatan, menyilangkan lengannya dengan skeptis. “Dan bagaimana kita tahu bahwa Athena bukan ancaman baru setelah Atlantis tumbang? Jika dia memiliki akses ke rahasia teknologi kuno itu, apa yang membuat kita percaya bahwa dia tidak akan menggunakannya untuk keuntungan dirinya sendiri?”
Magnus menatap Myra dengan tajam. “Athena bukan musuh kita. Atlantis adalah musuh bersama kita. Jika kita tidak bersatu sekarang, kita tidak akan pernah memiliki kesempatan melawan mereka.”
Namun, tidak semua pemimpin setuju. Beberapa mengkhawatirkan risiko aliansi, sementara yang lain merasa bahwa ini adalah satu-satunya kesempatan untuk menggulingkan Atlantis. Ketegangan terus meningkat, tetapi pada akhirnya, Magnus berhasil meyakinkan sebagian besar kelompok untuk mendukung Athena, meskipun dengan hati-hati.
---
Sementara itu, di markas pemberontakan, Athena berdiri di tengah ruang pertemuan kecil bersama Kaiden, Elora, dan beberapa pemimpin baru yang bergabung dengan mereka. Kabar tentang rekaman Pulau Mistik telah menarik perhatian kelompok-kelompok lain, tetapi Athena tahu bahwa perjuangan mereka baru saja dimulai.
“Kita tidak bisa melawan Atlantis hanya dengan kekuatan militer,” kata Athena. “Kita membutuhkan dukungan dari semua pihak yang percaya pada kebebasan. Kita harus membangun aliansi, tetapi itu tidak cukup. Kita juga harus mengubah cara dunia melihat Atlantis.”
Kaiden mengangguk. “Tapi, bagaimana caranya? Mereka memiliki kendali atas informasi, propaganda, dan kekuatan militer yang jauh lebih besar.”
Athena memandang Elora, yang duduk diam di sudut ruangan. Wajahnya masih memancarkan kesedihan atas kehilangan keluarganya di Pulau Mistik, tetapi ada tekad di matanya. “Kita gunakan cerita mereka,” kata Athena. “Kita sebarkan kebenaran tentang apa yang terjadi di Pulau Mistik. Biarkan dunia tahu siapa sebenarnya Atlantis.”
Namun, Athena juga menyadari bahwa langkah ini penuh risiko. Jika mereka gagal, Atlantis tidak akan ragu untuk membantai mereka semua. Tapi ia tahu bahwa inilah satu-satunya cara untuk melawan.
---
Di Zenithia, Kaisar Lucien mulai menjalankan rencananya. Melalui Valeria, Atlantis menyebarkan berita bahwa genosida di Pulau Mistik adalah tindakan preventif untuk mencegah kelompok ilmuwan radikal yang mencoba membangkitkan teknologi kuno yang dapat menghancurkan dunia.
Pesan-pesan propaganda mulai menyebar melalui saluran komunikasi global:
> “Atlantis telah menyelamatkan dunia dari ancaman besar. Para ilmuwan radikal di Pulau Mistik mencoba menggunakan teknologi kuno untuk menciptakan senjata pemusnah massal. Dalam langkah berani, Atlantis memastikan bahwa rahasia ini tidak akan pernah digunakan untuk menghancurkan peradaban kita.”
Berita ini memecah belah opini dunia. Beberapa mendukung tindakan Atlantis, percaya bahwa mereka benar-benar melindungi umat manusia. Namun, yang lain mulai mempertanyakan kebenaran di balik klaim tersebut, terutama kelompok-kelompok penentang yang telah melihat kebrutalan Atlantis secara langsung.
---
Di kamp pemberontakan, Athena berdiri di depan sekelompok orang yang terus bertambah banyak. Ia tahu bahwa perjuangan mereka telah mencapai titik kritis. Dengan suara tegas, ia berkata, “Kita melawan bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi untuk semua orang yang telah ditindas oleh Atlantis. Ini bukan hanya tentang membongkar rahasia mereka, tetapi tentang mengakhiri tirani mereka sekali untuk selamanya.”
Di bawah kepemimpinan Athena, revolusi mulai mengambil bentuk yang lebih terorganisir. Mereka membangun jaringan komunikasi rahasia, melatih pejuang baru, dan mulai merencanakan serangan-serangan strategis untuk melemahkan cengkeraman Atlantis.
Namun, di tengah semangat perjuangan, mereka juga tahu bahwa musuh mereka tidak akan tinggal diam. Di kejauhan, badai besar mulai berkumpul, menandai babak baru dalam perang antara kebebasan dan tirani.