Menjadi pedagang antar dua dunia? Apakah itu memungkinkan?
Setelah kepergian kakeknya, Sagara mewarisi sebuah rumah mewah tiga lantai yang dikelilingi halaman luas. Awalnya, Sagara berencana menjual rumah itu agar dapat membeli tempat tinggal yang lebih kecil dan memanfaatkan sisa uangnya untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, saat seorang calon pembeli datang, Sagara tiba-tiba mengurungkan niatnya. Sebab, dia telah menemukan sesuatu yang mengejutkan di belakang rumah tersebut, sesuatu yang mengubah pandangannya sepenuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kata Pandu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8 : Membangkitkan Keluarga Morgans
Sore menjelang malam. Suasana di dalam ruangan terasa hangat, meskipun percakapan yang terjadi penuh dengan keheningan yang berat. Setelah duduk dan menikmati teh yang disajikan oleh Rose, Fransiskus akhirnya membuka pembicaraan yang sejak tadi mengganjal di hatinya.
“Rose.” Fransiskus memulai percakapan dengan nada rendah, memandang wanita yang duduk di hadapannya. “Ada sesuatu yang harus aku sampaikan. Tuan Miles, sebenarnya telah wafat beberapa hari yang lalu, atau lebih tepatnya lima tahun yang lalu saat menghilangnya aku bersama dengan Tuan Miles.”
Rose menundukkan kepalanya. Dia sama sekali tidak terkejut, tapi kesedihan terlihat jelas di raut wajahnya yang kusam. “Aku sudah menduganya, Fransiskus,” jawabnya pelan. “Ketika kamu muncul sendirian tanpa Tuan Miles, dan terlebih lagi dengan adanya Tuan Sagara di sini, aku tahu sesuatu yang buruk telah terjadi. Tuan Miles selalu berjanji padaku akan selalu kembali bersamamu, dan jika dia tidak bersama kamu sekarang, maka hanya kematian yang dapat menahannya.
Fransiskus mengangguk, mengakui kebenaran yang terasa pahit itu. “Ya, Tuan Miles telah meninggalkan kita."
Sagara mendengarkan dengan saksama, meskipun pikirannya sedikit berkecamuk. Dia sendiri tidak memiliki perasaan apapun atas kepergian kakeknya. Lagipula dia belum pernah bertemu atau bahkan mengetahui penampakan kakeknya sendiri. Ini malah terasa aneh bagi dirinya jika ikut berduka atas kepergian sang kakek yang tidak dia kenal.
"Bagaimana menurutmu tentang kakekku? Aku belum mendengar alasan mengapa kamu sampai sebegitu setianya mengurus kediaman keluarga ini selama lima tahun lamanya."
Rose tersenyum lembut, tetapi matanya penuh dengan kenangan. “Tuan Miles adalah orang yang sangat baik dan bijaksana. Beliau menyelamatkan hidup saya dan memberi saya kesempatan yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Saya berhutang hidup saya dan selalu bersedia untuk selamanya mengabdi padanya.”
Lagi dan lagi sang kakek telah menyelamatkan orang lain dan menjadikannya berada di sisinya. Sagara bertanya-tanya, mungkinkah semua pekerja sebelumnya memiliki cerita yang sama dengan Rose dan Fransiskus? Apakah kakeknya ini memang orangnya sangat baik dan dermawan? Atau dia memiliki hobi yang unik yaitu menolong orang yang kesusahan? Sagara menjadi semakin tertarik dengan kehidupan sang kakek.
"Rose, apakah kamu pernah menyalahkan kakekku? Kamu pasti menyadarinya bahwa semua ini terjadi karena kakekku yang membawa Fransiskus bersamanya pergi dan baru sekarang ini dapat kembali setelah lima tahun berlalu."
“Saya tidak pernah menyalahkan Tuan Miles. Bagi saya semua pasti ada alasan dibaliknya. Saya juga menyadari bahwa kepergian Tuan Miles dan Fransiskus selama ini berkaitan dengan rahasia bisnis keluarga Morgans. Saya tidak memiliki hak untuk meragukan dan mempertanyakannya. Saya hanya harus percaya pada kehendak Tuan Miles.
Fransiskus sendiri meskipun wajahnya tetap terlihat tenang, tapi menunjukkan kedalaman perasaan yang jarang dirasakan orang yang berada di sekitarnya. Kesunyian sejenak menyelimuti mereka, seolah memberi ruang bagi mereka untuk mengenang sosok yang telah tiada. Namun, Rose akhirnya memecah keheningan tersebut dengan nada serius.
"Tuan Sagara, ada banyak hal yang jauh lebih penting dan perlu Anda ketahui tentang kondisi keluarga Morgans selama lima tahun ini,” kata Rose, menatap Sagara dengan penuh perhatian.
“Sejak Tuan Miles dan Fransiskus menghilang, seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, sudah lima tahun berlalu di dunia ini. Dalam kurun waktu itu, banyak masalah yang telah terjadi pada kediaman keluarga Morgans. Barang-barang di toko keluarga Morgans semakin sedikit stoknya. Tidak ada pemasukan barang baru karena Tuan Miles dan Fransiskus tidak ada. Kerja sama dengan keluarga bangsawan lain terputus, dan stok barang berkualitas yang biasa kami kirimkan habis tanpa ada penggantinya.”
“Kabar tentang jatuhnya keluarga Morgans pun telah menyebar. Gosip yang tidak enak menyebar dengan cepat, menyebut keluarga ini sebagai keluarga bangsawan yang telah jatuh. Berita itu bahkan sampai di telinga Putra Mahkota, dan dia menarik dukungannya dari keluarga Morgans. Keluarga ini pun kemudian dikeluarkan dari jajaran anggota pendukungnya,” lanjut Rose.
“Keadaan semakin diperparah dengan banyak pekerja di mansion keluarga Morgans yang mengundurkan diri karena tidak kunjung mendapatkan gaji. Keuangan keluarga ini semakin parah, terlebih karena akuntan keluarga Morgans kabur membawa sebagian harta keluarga ini. Sebagian lagi ia bagi dengan kepala prajurit keluarga Morgans. Para pelayan juga melarikan diri, membawa barang-barang berharga sebagai bayaran gaji mereka yang tak terbayarkan.”
Fransiskus mengepalkan tangan di atas lututnya. Jelas terlihat betapa terpukulnya dia oleh berita yang baru saja diungkapkan Rose. “Semua ini terjadi karena ketidakhadiran diriku dan Tuan Miles di kediaman ini. Aku benar-benar tidak menyangka kepergian kami akan memakan waktu selama lima tahun."
“Jadi… Rose, sekarang hanya kamu yang tersisa di kediaman ini?” tanya Sagara.
Rose tersenyum tipis, ada kegetiran di balik senyum itu. “Sebenarnya, selama tiga tahun pertama, masih ada beberapa pekerja yang setia. Namun, sekarang sudah lima tahun berlalu, dan hanya saya yang masih bertahan di kediaman ini. Sementara yang lain telah berpamitan karena harus mencari pekerjaan lain untuk menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan keluarganya.”
Sagara menghela napas panjang. “Aku mengerti sekarang. Ini situasi yang cukup sulit, tapi bukan berarti tidak ada harapan. Kita dapat memikirkan bersama bagaimana caranya membangkitkan kembali keluarga Morgans.
"Apa yang kamu pikirkan, Rose? Fransiskus? Apa kalian memiliki ide?"
Fransiskus memandang Rose, seolah mencari petunjuk dari wanita yang sudah lama dia kenal. “Saya pikir, jika kita bisa kembali menjalankan bisnis seperti yang dilakukan oleh kakek Tuan, mungkin kita bisa membalikkan keadaan.”
"Bagaimana denganmu?" Sagara menunggu Rose mengungkapkan pendapatnya.
Rose mengangguk setuju. “Saya juga memiliki pendapat yang sama dengan Fransiskus. Namun, saya rasa ada baiknya menghubungi kembali para pekerja yang masih setia kepada keluarga Morgans untuk membantu membangun kembali keluarga ini. Saya yakin masih ada beberapa orang yang mau kembali jika mereka tahu pewaris baru telah muncul di dalam keluarga Morgans.”
Sagara berpikir sejenak, kemudian mengambil keputusan. “Baiklah. Rose, silakan hubungi para pekerja yang dirasa masih setia kepada keluarga Morgans. Saat ini kita membutuhkan banyak tenaga. Kita memerlukan mereka untuk membantu mengurus keperluan di mansion ini. Sementara itu, aku dan Fransiskus akan memikirkan cara untuk melanjutkan bisnis keluarga yang sebelumnya dilakukan oleh kakekku."
"Kita juga perlu menyebarkan kabar tentang kemunculan pewaris baru keluarga Morgans. Rose, aku percayakan hal ini padamu. Biarkan semua orang tahu bahwa keluarga ini belum sepenuhnya jatuh, dan aku akan membuktikan bahwa keluarga Morgans masih bisa bangkit dan membuat orang-orang itu terkesan. Aku tidak akan membiarkan orang lain meremehkan keluarga ini dengan mudah.”
Rose tersenyum dengan penuh harapan. “Baik, Tuan Sagara. Saya akan segera mengurus semuanya.”
Fransiskus menatap Sagara dengan rasa hormat yang semakin mendalam. “Saya akan berada di sisi Anda, Tuan Sagara, apapun yang terjadi.”
Dengan semangat baru dan rencana yang mulai terbentuk, mereka bertiga bersiap menghadapi tantangan besar yang ada di depan mereka. Sagara tahu, ini adalah awal dari pertaruhan dan perjuangannya untuk mengembalikan kejayaan keluarga Morgans, dan dia tidak akan mundur sebelum berhasil.