Kultus Iblis telah menunjukkan taringnya, mereka merekrut pengikut di mana-mana. Demi keselamatan Xue Yao yang diincar oleh Kultus Iblis, Xuan Ji membawanya ke Benua Tianwu. Namun, Kultus Iblis ternyata sudah mengakar kuat di sana, sehingga Xuan Ji memutuskan memamerkan kekuatannya.
”Aku adalah Pendekar yang mengalahkan Kaisar Iblis. Jika kalian bosan hidup, datanglah pada Kakek Ji! Dengan senang hati aku akan mengirim kalian ke dunia bawah,” cibir Xuan Ji sembari menyeringai lebar.
Catatan Penulis: Sebelum membaca Xuan Ji Season Tiga, baca dulu Xuan Ji dan Xuan Ji Season Dua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Artefak Kuno Belati Bayangan
Di tepian danau yang diciptakan oleh Xuan Ji, Gu Haitang yang merupakan salah satu Tetua Kultus Iblis sedang memperhatikan tempat itu. Dia merasa Cacing Iblis yang ia tanam di jantung nyonya besar berakhir di sana.
“Airnya masih mengandung energi spiritual yang sangat kuat. Mungkinkah penyamarannya terbongkar oleh para Tetua Sekte itu?” gumam Gu Haitang merujuk pada para Tetua dari berbagai Sekte di labirin makam Raja Siluman. “Sayang sekali, benih yang susah payah kubesarkan berakhir gagal panen.”
Monster kelelawar tiba-tiba hinggap ke pundak Gu Haitang.
Gu Haitang menatap mata monster kelelawar itu. Hal penting yang dilihat oleh monster kelelawar itu selama semalam ini langsung dilihat oleh Gu Haitang juga.
Sudut bibirnya langsung menyeringai lebar karena ia melihat sosok menarik dari apa yang dilihat oleh monster kelelawar itu.
“Seorang leluhur yang sudah hidup dari seribu tahun yang lalu, tetapi ingatannya tentang masa lalu telah menghilang. Menarik sekali,” gumam Gu Haitang. “Sepertinya akan menarik jika aku bermain-main dengannya, seorang Leluhur biasanya memiliki seni beladiri yang sangat kuat. Ya, setidaknya seperlima dari kekuatan ketujuh Tetua Agung yang sudah hidup abadi itu.”
Kultus Iblis memiliki Tujuh Tetua Agung yang sudah hidup sejak Kaisar Iblis belum dikekang dibalik pegunungan benteng besar. Berkat Ketujuh Tetua Agung itulah Kultus Iblis bangkit kembali menjadi sekuat aliansi beladiri.
Gu Haitang sendiri murid dari Tetua Ketujuh yang merupakan Pengendali Monster terkuat di Kultus Iblis.
Dari ketiadaan tiba-tiba muncul berbagai jenis monster yang setara Ranah Kaisar Surgawi.
“Sasaran kalian adalah si tua tampan ini,” kata Gu Haitang sembari mengirim gambar wajah Xuan Ji ke pikiran monster-monster yang ia kendalikan tersebut.
...***...
Li Ruoqing masih berlatih seni beladiri Assassin walaupun rekan-rekannya sedang sarapan pagi dan akan bersiap-siap melanjutkan perjalanan pulang ke kota Huayang.
Xuan Ji sendiri tidak menyangka Li Ruoqing sangat cepat memahami apa yang ia ajarkan. Kalau Li Ruoqing tidak memiliki keluarga di Benua Tianwu, maka ia akan mengajak gadis itu ke Sekte Pedang Abadi. Namun, dunia sedang memasuki masa kekacauan, kekuatan Li Ruoqing dibutuhkan oleh benua Tianwu untuk melawan Kultus Iblis.
“Master Ji, gerombolan monster melesat dengan kecepatan tinggi ke arah kita. Aliran energi spiritual mereka terlihat aneh, seolah-olah ada yang mengendalikan mereka!” seru Li Ruoqing melapor pada Xuan Ji, bukan pada tuan Wang yang mempekerjakannya sebagai pengawal.
“Apaaaaa? Gerombolan monster akan menyerang kita!” Tuan Wang terkejut mendengarnya. Dia langsung panik, wajahnya memucat. Kenapa gerombolan monster harus muncul saat mereka hampir sampai ke kota Huayang? “Jangan-jangan ada pihak lain yang mengetahui tentang Artefak kuno itu, atau ada mata-mata pedagang lain yang menyusup diantara para pengawal?”
Saat tuan Wang bertemu pemilik artefak kuno itu, ia menyuruh para Pendekar menunggu di luar rumah agar tidak ada yang melihat seperti apa bentuk artefak kuno tersebut. Namun, yang pasti semua orang akan menduga itu adalah artefak kuno yang sangat kuat, makanya dirinya rela mengeluarkan jutaan koin emas membayar biaya pengawalnya.
“Mohon tenang tuan Wang, kami akan mengalahkannya. Selagi tidak ada siluman setara Ranah Keabadian, maka kami pasti bisa mengusir mereka,” sahut Zhao Wu menepuk pundak tuan Wang yang sedang gelisah tersebut. “Berapa banyak monster itu, nona Ruoqing?”
“Sekitar 200 lebih, beberapa berukuran besar sehingga sulit dibunuh dengan cepat.” Walaupun belum melihat bentuk monster-monster tersebut, dari aliran energi spiritual-nya saja Li Ruoqing bisa menebak beberapa jenis mereka.
“Hmm, sepertinya artefak yang tuan Wang miliki itu beresonansi dengan seni beladiri yang digunakan oleh Li Ruoqing. Bagaimana kalau tuan Wang menjualnya saja padaku?” Xuan Ji sudah merasakan aura artefak kuno itu sejak pertama kali bertemu dengan mereka, tetapi ia tidak tertarik karena sudah memiliki Pedang Iblis Surgawi.
“Itu?” Tuan Wang tersenyum masam dan ragu apakah akan menjualnya pada Xuan Ji atau tidak.
Dia sebenarnya ingin melelangnya di kota Huayang dan mengundang seluruh Sekte-Sekte besar dan Klan-Klan besar menghadiri lelang itu, sehingga ia akan menghasilkan untung berkali-kali lipat dari harga belinya.
“Apakah ini cukup?” Xuan Ji mengeluarkan Kristal Siluman yang setara Ranah Keabadian yang ia dapatkan di labirin makam Raja Siluman Naga.
Mulut tuan Wang menganga lebar, kristal siluman setara Ranah Keabadian sangat sulit ditemukan. Karena Siluman yang memiliki kecerdasan seperti manusia itu selalu diburu oleh para Kultivator, sehingga jarang Siluman yang mencapai Ranah Keabadian.
“Oh, masih kurang, ya?” kata Xuan Ji sambil berpikir sejenak. “Baiklah, kutambah 100 Kristal monster setara Ranah Kaisar Surgawi.”
Tuan Wang langsung tersungkur saking terkejutnya, karena tidak menyangka leluhur Mu Ji di hadapannya itu sangat kaya sekali.
“Apa masih kurang?” Xuan Ji mengerutkan keningnya. “Kenapa harga artefak kuno mahal sekali? Apa aku memberikan Pedang Iblis Surgawi saja pada Li Ruoqing?” gumamnya. Akan tetapi gumamannya itu masih terdengar oleh tuan Wang.
“Leluhur Mu Ji, aku akan menjualnya padamu!” seru tuan Wang segera berdiri dan berlari ke depan Xuan Ji dengan mata berkaca-kaca.
Xuan Ji tersenyum masam melihat tingkah kekanak-kanakan tuan Wang dan berpikir apakah dirinya yang dulu terkenal pelit serta banyak hutang di Sekte Pedang Abadi itu telah tertipu? Padahal biasanya ia yang suka menipu orang lain.
Tuan Wang takut Xuan Ji berubah pikiran, ia segera mengeluarkan Artefak kuno dari cincin dimensinya. “Artefak ini dinamakan Belati Bayangan. Kecepatan penggunanya akan naik dua kali lipat, yang lebih hebat adalah penggunanya tidak terlihat selama sepuluh tarikan nafas serta membuat duplikat seratus Belati saat dilempar ke arah musuh.”
“Lumayan juga, memang cocok untuk seni beladiri Assassin,” sahut Xuan Ji. “Tetapi kenapa pemilik sebelumnya menjualnya, padahal itu adalah senjata yang sudah mencapai level artefak kuno.”
“Dia tidak berani memakainya, takut Klan-nya akan dimusnahkan oleh para Pendekar karena mereka hanya klan kecil. Artefak kuno ini sudah tersimpan di ruang bawah tanah Klan-nya selama ratusan tahun dan tidak ada catatan bagaimana leluhurnya menemukan artefak kuno tersebut,” kata tuan Wang.
“Baiklah, aku akan membelinya!” seru Xuan Ji sembari mengeluarkan Kristal Siluman dan Kristal monster dari cincin dimensinya. “Ini demi muridku walaupun kekayaanku menurun drastis,” keluh Xuan Ji dalam hati.
Tuan Wang sangat senang saat menerima Kristal Siluman dan Kristal monster itu. Kalau dilelang nanti, maka ia akan untung lebih banyak lagi. Sekte-Sekte besar pasti membutuhkan Kristal itu untuk berkultivasi murid-muridnya.
“Ambil ini dan bunuh monster-monster itu sebanyak-banyaknya. Jangan biarkan teman-temanmu membunuh monster lebih banyak darimu!” seru Xuan Ji melempar Artefak kuno Belati Bayangan pada Li Ruoqing.
“Ta-tapi master Ji, hadiah ini terlalu mahal untuk kumiliki. Aku rasa lebih baik Master Ji saja yang menggunakan—” Li Ruoqing belum selesai berbicara, tetapi Xuan Ji tiba-tiba menjentik keningnya.
“Tak boleh membantah ucapan gurumu, cepat selesaikan misi ini. Kalau kamu gagal, maka jangan mengaku-ngaku sebagai murid dari leluhur ini lagi!” sela Xuan Ji dengan raut wajah masam.
Li Ruoqing mengelus-elus keningnya dan tidak menyangka gurunya itu sangat murah hati sekali memberikan hadiah artefak kuno untuknya, padahal ia hanya murid tak langsung saja.
Li Ruoqing menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat. “Baiklah Master, aku akan melenyapkan monster-monster itu!”
kakek legend dilawan /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
luar biasa