NovelToon NovelToon
THE HAUNTED VOW

THE HAUNTED VOW

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Cinta Terlarang / Kutukan / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:19.9k
Nilai: 5
Nama Author: Leona Night

Cassandra Dumont, seorang penulis muda yang mencari inspirasi untuk novelnya, tiba di desa terpencil Valea Umbrelor, Romania. Dikelilingi oleh hutan lebat dan danau yang selalu diselimuti kabut, desa ini memancarkan aura misterius yang segera memikat Cassandra. Di sana, dia mendengar tentang legenda Lacul Negru, tempat roh-roh terkutuk mengikat janji abadi—sebuah pernikahan yang hanya membawa kematian.

Ketika Cassandra mulai menyelidiki lebih dalam, dia bertemu dengan Lucas Văduva, roh dari abad ke-19 yang terjebak oleh cinta tragis dan dendam. Tertarik oleh pesona kelamnya, Cassandra mendapati dirinya terjerat dalam ikatan supranatural yang tidak bisa dia hindari. Bersama Adrian, seorang pria lokal yang mengetahui sejarah kelam desa itu, dan Madame Elara, cenayang tua yang menyimpan rahasia tentang kutukan Lucas, Cassandra berjuang untuk memutuskan ikatan yang mengancam jiwanya. Mampukah Cassandra mematahkan kutukan ini ataukah dia akan tersesat selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Witch Mansion

Siang itu Cassandra dan Adrian kembali mendatangi Kantor Arsip Valea Umbrelor. Kali ini mereka ingin mendapat informasi terkait The Witch Mansion. Setelah berbasa basi sebentar, petugas Arsip Desa mengeluarkan map yang berisi data pembangunan seluruh rumah yang ada di Valea Umbrelor sejak pertama kali desa itu berdiri. 

Dari Informasi yang ada di dapat dari dokumen Kantor Administrasi desa, diperoleh penjelasan, bahwa The Witch Mansion didirikan sekitar tahun 1830 an. Oleh keluarga Daciana. Cassandra terkejut membaca Nama Daciana. Nama itu adalah nama keluarga ibunya. Tepatnya nama ibu Cassandra adalah Mirela Daciana. 

“Keluarga Daciana adalah pemilik The Witch Mansion. Dan nama Fam dari ibuku adalah Daciana, sungguh ini sebuah kebetulan yang aneh,” Cassandra membuka percakapan dengan Adrian sembari mengamati laporan desa yang dipegangnya. 

“Mungkinkah kamu masih punya kaitan dengan The Witch Mansion? tanya Adrian.

“Aku tidak tau Adrian, yang jelas aku dibesarkan oleh keluarga Ayahku, Adam Dumont. Sementara ibuku sudah sejak aku kecil tidak terdengar kabarnya,” Cassandra menjawab getir.

Pada laporan itu juga didapatkan informasi bahwa The Witch Mansion pernah terbakar pada tahun 1940 an dengan sebab yang tidak jelas. Pemilik terakhir The Witch Mansion adalah Lily Daciana. Cassandra yakin ini adalah nama dari Bos Publishernya. Selama ini dia mengenalnya sebagai Lily Dupont. Jelas Dupont diambil dari nama keluarga suaminya, Malfoy Dupont. 

Setelah mencatat semua hal yang dirasa penting tentang The Witch Mansion, mereka undur diri dan berencana meninggalkan Kantor Arsip desa. Namun sesaat sebelum meninggalkan kantor itu seorang pegawai kantor Arsip yang bernama Margaret, seorang wanita paruh baya mengingatkan Cassandra tentang The Witch Mansion.

“Apa yang sebenarnya membawa kalian berdua mencari tau tentang The Witch Mansion? Aku harap kalian bukan mencari info karena berencana untuk tinggal disana, “ujar Margaret.

“Sebaliknya, Nyonya, saya justru memang berencana tinggal di Mansion itu untuk beberapa lama. Agent saya diparis merekomendasikan Mansion itu untuk proses kreatif penulisan novel saya, “jelas Cassandra.

Margaret tampak terkejut, dan wajahnya memandang Cassandra keheranan, lalu kembali berkata, “Berhati hatilah nona, karena konon kabarnya tempat itu angker. Apa lagi lokasinya hanya berjarak 1 Km dari Lacul Negru. Katanya, mahluk aneh sering keluar dari Danau itu dan masuk ke dalam Mansion secara misterius.”

Cassandra tersenyum kecut, dan menjawab,” Baiklah nyonya terimakasih informasinya, saya akan berhati hati.”

Tak berapa lama Cassandra dan Adrian sudah berjalan meninggalkan Kantor arsip desa. Kali ini mereka menuju toko kue Adrian. Mereka berencana menghabiskan hari itu di sana sambil bersantai minum kopi.

Sesampainya di toko roti keluarga Adrian, Cassandra disambut oleh adik dan ibu Adrian dengan hangat. Segera mereka menghidangkan roti dan segelas Cappucino. Cassandra mengucapkan terimakasih dan mulai menyantap hidangan yang disuguhkan padanya. 

“Apakah anda pernah mendengar The Witch Mansion Nyonya Luisa?” Cassandra bertanya pada ibu Adrian.

“Ya saya pernah mendengar tentang Mansion itu. Keyakinan penduduk sini, Mansion itu dimiliki keluarga penyihir yang ternama. Mereka bisa berkomunikasi dengan Strigoi, bahkan iblis. Keluarga Daciana, pemilik Mansion itu, dikabarkan sebagai keturunan Penyihir yang sangat sakti di masa lalu. Penduduk juga beranggapan pada malam malam tertentu hantu hantu penghuni danau Lacul Negru, suka mendatangi Mansion dan menampakkan diri di sana,” ibu Adrian, nyonya Luisa memberi penjelasan.

Adrian mengedipkan mata pada ibunya untuk mengakhiri pembicaraan dan berkata,” Jangan terlalu mendengarkan omongan warga Cassandra. Banyak sekali keyakinan penduduk setempat yang tidak perlu  kau dengarkan.”

Ibu Adrian, Nyonya Luisa tampak kurang setuju dengan statement Adrian. Beliau mengerutkan kening, dan pergi meninggalkan mereka berdua.

Adrian memperhatikan wajah Cassandra yang sedikit muram dan tak secerah biasanya. Sepertinya dia menyadari ada keresahan yang amat besar menggantung pada benak Cassandra.

“Sudahlah Cessie, lebih baik kau tidak tinggal di Mansion itu. Sebaiknya kau tinggal di sini bersama kami. Letak Mansion itu terlalu jauh dan terpencil. Jarang ada yang berkunjung ke sana kecuali pemilik dan yah mungkin rekan dekat pemilik,” Adrian mencoba merayu Cassandra.

“Ya, tapi aku sudah mengabaikan naskahku sejak datang ke sini. Aku butuh segera menyelesaikannya, aku butuh ketenangan. Jika tidak,  aku tidak mungkin bisa mencapai deadline yang ditentukan. Agen dan editor, sudah berkali kali memintaku mengirim draft novel terbaru,” Cassandra mencoba memberi penjelasan.

Terdengar suara Adrian menghembuskan nafas panjang, pertanda dia tidak puas dengan jawaban Cassandra, tetapi mencoba untuk memahaminya.

“Jika kau tinggal di sana, maka aku tidak bisa melihatmu setiap saat Cassandra. Tidakkah kau juga merasa kehilangan?” Adrian berkata sambil menghisap rokoknya dalam dalam. 

“Adrian, please, aku tahu kita memang cukup dekat belakangan ini. Tetapi, aku belum siap membangun hubungan baru. Masih banyak hal dalam diriku yang perlu aku benahi untuk menerima cinta baru. Masih banyak pula pekerjaan yang harus aku selesaikan, baik itu pekerjaan secara literal, maupun secara mental dan emosi. Untuk itulah, biarkan aku menyendiri dan menyelesaikan semuanya dulu,” Cassandra menjawab lirih.

“Baiklah Cassie, jika itu kau anggap yang terbaik,” kata Adrian sambil berjalan mendekati Cassandra. Lalu Adrian memeluk Cassandra dari belakang, mendekatkan pipinya pada pipi Cassandra dan berkata lirih di telinga Cassandra, “Aku siap menunggumu Cassie.”

Cassandra menatap mata Adrian, berdua mereka saling pandang. Lalu cassandra berdiri dan memeluk Adrian. Air matanya menetes tanpa terasa, dia bisa merasakan ketulusan dan cinta adrian. Ingin rasanya dia membalas cinta itu. Tapi, sepertinya, bukan sekarang. 

“Terimakasih Adrian, kau sangat baik dan penuh pengertian. Aku merasa tersanjung,” Cassandra berucap lirih dan mencium bibir Adrian. Sejurus mereka diam, ada keheningan panjang diantara keduanya. Namun pelukan makin erat. Menandakan ada sebuah gejolak emosi antara keduanya yang tak tertahankan. 

***

“Ruth, aku sudah bersiap untuk pindah ke Mansion, bisakah kau atur semua untukku?” Cassandra berbicara melalui telepon pada Agentnya yang berada di Paris. “Baik cassie, setelah ini aku akan kontak Rudolf penjaga Mansion, untuk mempersiapkan segalanya bagimu,” jawab Ruth.

Setelah mematikan ponselnya pagi itu, Cassandra bergegas berdiri, mengemasi semua pakaiannya, memasukkannya ke dalam tas, berikut semua gadget yang dia miliki. Salah satu yang paling Cassandra syukuri selama ada Valea Umbrelor adalah, sinyal handphone. Saat ini, meskipun di tempat terpencil, tidak ada hambatan baginya untuk mengerjakan draft tulisan terbaru dan mengirim pada editor yang ada di Paris. 

Setelah berkemas dan sarapan pagi bersama Adrian di rumah toko kue ibunya, Sekali lagi hp Cassandra berbunyi. Rupanya Ruth kembali menghubungi dan berkata, “ Cassie, semua sudah siap, Rudolf sudah aku beritahu untuk menerima mu di mansion itu. Berikut aku kirimkan pin untuk pintu kamarmu. Pin ini hanya kamu yang tau, sehingga kamu bisa mengunci kamarmu dan tidak takut jika ada orang menyelinap masuk. Meskipun Mansion itu sudah cukup tua, tetapi dia dilengkapi dengan peralatan keamanan yang lumayan canggih. So, meskipun ada di wilayah terpencil dan jauh dari masyarakat, jangan khawatir. Kamu akan tetap aman di sana.”

Cassandra mengucapkan terimakasih pada Ruth, lalu mengajak Adrian untuk segera berangkat ke Mansion dan membantu membawa semua barang yang dia perlukan.

***

Seperti yang telah digambarkan Ruth, lokasi The Witch Mansion memang jauh dari keramaian. Letaknya tepat di tepi Hutan pegunungan Munti Alunis. Jalan yang menanjak dan hanya berupa jalan setapak, membuat mansion itu hanya dapat dilalui oleh kendaraan bermotor atau jalan kaki. Hari itu Adrian meminjam Motorbike milik sepupunya, untuk membantu mengantar Cassandra ke sana. 

Mansion itu sendiri sangat megah, dengan cat berwarna putih atau mungkin lebih tepatnya dibangun dari bebatuan yang berwarna putih seputih pualam, membuat bangunan tua itu nampak bersih dan bersinar di bawah sinar matahari senja. The Witch Mansion, lebih pantas disebut sebagai Palace, dari pada Mansion. Karena begitu megah dan luas. Adrian dan Cassandra sampai tercenung beberapa saat mengagumi kemegahan bangunan itu. Mereka bergegas memasuki halaman Mansion.

Sesampainya di Mansion, mereka sudah disambut Rudolf. “Selamat sore, apakah anda Nona Dumont? “ Tanya Rudolf. Cassandra menjawab dengan cepat sambil menjabat tangan Rudolf, “ Ya benar Tuan Rudolf, dan ini teman saya Adrian.”

“Nona Dumont, anda cukup memanggil saya Rudolf. Nyonya Lily sudah memberitahu saya, bahwa anda akan menempati Mansion ini untuk beberapa saat lamanya. Kamar anda sudah saya siapkan, demikian juga dengan makan malam cukup untuk dua atau tiga orang. Selamat datang di Mansion ini nyonya, “ Rudolf berkata sambil membungkukkan badan. 

“Terimakasih Rudolf, kamu sangat baik dan perhatian. Bisakah kau tunjukkan kamarku?” tukas Cassandra. 

“Siap nona, silahkan sebelah sini,” Rudolf berkata sambil memberi tanda, jalan yang harus dilalui. 

Setelah menata semua barangnya di kamar yang telah ditunjukkan Rudolf. Cassandra dan Adrian menuju ruang makan untuk santap malam. Ruang makan Mansion itu sangat megah. Meja kursi makan cukup untuk menampung sekitar 20 orang sekaligus. Lampu Gantung Crystal bertengger di tengah ruangan memberikan kesan elegan dan mahal. Sementara Karpet merah yang melapisi lantai, membuat ruangan itu makin terasa eksotik. 

Berdua cassandra dan Adrian makan malam dengan lahap. Tak lama kemudia, Rudolf muncul, dari arah dapur dan membawa satu nampan kecil penuh berisi buah buahan segar. 

“Nona Dumont, Semua menu makan malam sudah saya hidangkan. Apakah ada lagi yang anda butuhkan? tanya Rudolf.

“Terimaksih Rudolf, rasanya saya tidak butuh apapun lagi,” jawab Cassandra sambil tersenyum ramah.

“Jika begitu, saya ijin pulang Nyonya, besok pagi jam 06.00 saya sudah sampai disini untuk melayani anda kembali,” jawab Rudolf.

“Maksudmu, Cassandra akan disini seorang diri? “saut Adrian gelisah.

“Maaf tuan, apakah tidak ada yang memberitahu anda jika Mansion ini selalu kosong pada malam hari? Saya tidak tidur di sini tuan. Jam kerja saya adalah dari jam 06.00 s/d 20.00, “ Rudolf menjelaskan.

“Ah, It's Ok Rudolf, silahkan jika saat ini jam kerjamu sudah berakhir,” saut Cassandra sambil mengedipkan mata memberi tanda pada Adrian, untuk tidak lagi memperpanjang urusan itu.

Tak lama Rudolf pun pulang, suara deru Motorbike nya terdengar samar menjauhi Mansion.

“Apakah kau yakin, sendirian di Mansion ini Cassandra?” Adrian bertanya cemas. 

“Tenang Adrian, Mansion ini dilengkapi sistem kemanan kelas satu. Tidak akan ada orang yang bisa masuk ke sini tanpa punya akses pin khusus. Bahkan kamar tidurku pun dilengkapi pintu kunci otomatis dengan pin khusus. Everything Fine Adrian. Tenanglah,” Cassandra berkata sambil mengantar ke pintu depan Mansion.

“Perlukah aku tidur disini menemanimu? “Adrian masih tampak cemas

“Adrian, percayalah, ini adalah tempat yang disiapkan Publisher untukku. Aku yakin semuanya akan baik baik saja. Sebaliknya, kamu harus segera pulang, karena besok pagi, kamu perlu membantu ibu dan adikmu mengelola toko kue,” kembali Cassandra menenangkan Adrian. 

Setelah berpelukan, mereka pun berpisah. Cassandra melihat motor Adrian menjauhi Mansion membelah kegelapan malam.

Malam itu, Cassandra tidur di dalam kamarnya dengan perasaan Campur aduk. Tanda tanya memenuhi kepalanya. “Bagaimana bisa pemilik Mansion ini punya nama Famili yang sama dengan ibuku?” bisik Cassandra dalam hati. 

Malam begitu sepi dingin dan gelap. Dari jendela kamarnya Cassandra bisa melihat di kejauhan, kabut mulai datang menyelimuti wilayah itu. Tiba tiba suasana menjadi begitu mencekam dan mistis. Jantungnya berdegup kencang. Samar namun pasti dilihatnya sebuah bayangan putih di kejauhan, tepat di lapangan belakang Mansion, sedang melambaikan tangan ke arahnya. Cassandra kembali memastikan apa yang dilihatnya. Namun sejurus kemudian, bayangan putih itu seperti terbang menghampiri jendela kamar Cassandra. Secepat kilat ditutupnya tirai jendela dan bergegas naik ke tempat tidur, lalu memejamkan mata dan menutup telinganya dengan bantal. 

1
Eko Arifin
Berhati2 lah dalam menggali informasi neng. Apa lagi kalau keluarga mu pernah gabung/di kaitanan dengan sekte Iblis.

Semangat thor 🔥
I Fa
tapi inikan dari sisi Lily yang menceritakannya bagaimana kalau dari sisi Lucas, siapa yang tahu?
I Fa
ohh tidak Lucas vaduva
APRILAH
wah keren ✌️✌️
I Fa
selalu menakjubkan dan tidak pernah kecewa
Leona Night: terimakasih /Heart/
total 1 replies
Eko Arifin
Ini nih, yang bikin gedek. Alurnya pelan, gantung tapi bikin penasaran.

Semangat kakak 🔥
Di tunggu update ya. /Good/
Leona Night: terimaksih.../Drool/
total 1 replies
nadya Cookies
lanjuut
Leona Night: siaap
total 1 replies
Nadeya Anastasiya
masih prnasaran
Leona Night
You Will see/Heart/
Nadeya Anastasiya
apakah casandraa sangat mencintai lucas ? sampai" ia rela berbohong dan masih membela
Nadeya Anastasiya
thor lanjut
nadya Cookies
lanjut
Nadeya Anastasiya
andrian tulus bgt tapiiii apakah lucas akan membiarkannya begitu saja
Nadeya Anastasiya
tapi aku penasaran sama lucas
Nadeya Anastasiya: oke thor ditunggu semangat ya
Leona Night: nanti ada episode khusus lucas
total 2 replies
Neng Aas
makan tuh cowok tampan 🤣 gemes gw sama Cassandra Thor
Leona Night: /Drool//Drool/
total 1 replies
Eko Arifin
Azazel? Apa kakak ingin membawa topik 72 Iblis dari Ars Goetia?
Leona Night: Pembahsan Fokus pada Azazel saja. Kebetulan saya sedikit paham dengan Pseudomonarchia Daemonum (ars goetia)
total 1 replies
Nadeya Anastasiya
selalu dibuat penasaran sama authornya
Nadeya Anastasiya
thor kata-katanya selalu menghanyutkan dan menenggelamkanku dalam imajinasiku
Nadeya Anastasiya
this is so beautiful
Nadeya Anastasiya
selalu indah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!