NovelToon NovelToon
CHANCE Memanfaatkan Waktu

CHANCE Memanfaatkan Waktu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Reinkarnasi / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: choirunnisa

💕 Apa yang kamu lakukan jika di berikan kesempatan kedua untuk hidup? 💕



Tasya dan Alexander di berikan kesempatan kedua untuk kembali ke masa dimana mereka harus memperbaiki masa muda mereka dan segala kesalahan yang mereka lakukan.

Dapatkan mereka memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan? Haruskan mereka mengorbankan seseorang yang mereka sayangi?



DISCLAIMER: Cerita ini murni karangan Pena dua jempol. Segala bentuk foto ilustrasi baik tokoh maupun property bukan milik pena dua jempol namun sudah mendapatkan izin untuk menggunakannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon choirunnisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23 - Mega proyek

Tasya berkutat di depan cermin. Memilih baju ini dan itu. Rambutnya sudah di kepang menyamping agar lebih rapih.

Ia ingat. Di daerah kabupaten bagian utara tempat mereka kunjungi nanti, sangat panas dan masih gersang. Sehingga Tasya sudah mempersiapkan diri matang-matang.

"Masker ... Tissue ... Sunblock ... Sunscreen ... Lipbalm."

Gadis itu mengabsen satu persatu barang yang harus ia masukan ke dalam tas ransel kecilnya. Ia terdiam. Mengingat apa lagi yang lupa ia bawa.

"Ahh ... Sunglasses and hat!" pekiknya.

Tokkkk

Tokkkk

Tokkkk

"Nona ... Tuan muda Melviano sudah menunggu di bawah."

Tasya dengan cepat menyambar ransel, mengenakan topi dan menggantungkan kaca matanya di baju bagian depannya.

Ia menuruni tangga. Menatap teman sekelasnya yang juga memilih berpakaian casual lebih sporty.

Alexander menatap Tasya yang berjalan ke arahnya. Gadis itu tidak seperti baru pertama kali akan ke tempat itu.

Alexander yakin, Tasya mengingat kehidupan pertamanya. Yang menjadi pertanyaan Alexander. Mengapa Tasya tidak membencinya?

Mengapa juga Tasya belum menghindari Lukas dan membenci Bianca? Alexander akan mencari tau.

Ia juga tidak ingin mengatakan jika dirinya mengingat kehidupan pertamanya. Ia takut Tasya membenci dan meninggalkannya.

"Sudah?"

Tasya mengangguk sebagai jawaban.

Alexander jalan lebih dahulu di ikut Tasya dari belakang. Ternyata Alexander berniat membukakan pintu untuk Tasya makanya lelaki itu memilih jalan lebih dulu.

"Thanks Xander."

Alexander hanya mengangguk dan tersenyum.

"Nanti Lo tunggu di dalam mobil aja kalau nggak kuat sama cuaca panasnya di sana."

"Gue bawa sunblock, kok. Lo tenang aja."

"Lo udah pernah kesana?" tanya Alexander.

Mobil sudah melaju bahkan sudah mulai memasuki tol. Alexander kembali fokus mengemudi.

"Belum." Tasya tidak bohong, di kehidupan keduanya. Dia memang belum pernah ke daerah sana.

"Tapi Lo kaya udah pernah kesana."

"Emang keliatannya dari mana?"

"Dari penampilan Lo. Seolah-olah Lo tau kondisi disana seperti apa."

"Gue browsing." Lagi-lagi Tasya mampu menjawab pertanyaan menjebak dari Alexander.

"Lo gimana? Pernah ke daerah sana?"

"Ya ... Tentu saja. Gue punya dua opsi. Di selatan atau Utara."

"Terus Lo pilih mana, Xander?"

Alexander menatap Tasya yang sedang menatap dirinya.

"Menurut Lo gue harus pilih mana?"

"Target pasar Lo siapa? Balik lagi gue tanya? Karena masing-masing punya cara penjualan yang unik. Rintangannya pun berbeda."

"Kalau Selatan bagaimana?"

Tasya diam sebentar. Lalu ia menjawab, "Kalau di Selatan. Lokasi dekat dengan PT beserta pusat administrasi kabupaten. Semakin cepat terjual meskipun dengan DP. Karena kita bisa menjual dengan sistem corporate sales."

"Sistem corporate sales? Maksudnya B2B?"

"Iya ... Betul. Bekerja sama dengan PT disana dalam rangka mensejahterakan karyawan yang belum memiliki rumah. Kalau kita bekerja sama dengan pihak HRD dan koperasinya. Otomatis pengumpulan dokumen untuk akad kredit lebih mudah, kan?"

Alexander mengangguk. Takjub dengan pemikiran Tasya yang sudah melangkah kesana. Ia akan menempatkan Tasya di bagian strategi marketing untuk Mega proyeknya ini.

"Lalu pembayarannya menggunakan sistem potong payroll agar tidak menyulitkan karyawan. Ini hanya berlaku untuk karyawan tetap. Minimal gaji mereka 3-5 juta-an," lanjut Tasya.

"Jadi untuk di selatan, seharusnya kita nggak ada masalah ya, Sya?"

"Siapa bilang? Masalahnya nanti ada di team legal dan transportasi."

"Bisa Lo jelaskan?"

"Di selatan kita harus bicara dengan pemerintah disana terlebih dahulu. Mengetahui mana saja tanah yang di berikan tanda hijau untuk area yang bisa di jadikan pemukiman. Atau tanda kuning untuk area komersil seperti PT atau Mall."

"Berarti di sana perizinan agak sulit gue dapatkan? Karena pembelian lahan di sana yang turun langsung pemerintahnya, kan? Bukan hanya warga yang tinggal di sana."

"Iya betul. Selain itu transportasi umum tidak di lewati di daerah Selatan. Seperti KRL. KRL beroperasi di jalur Utara."

"Oke ... Nanti kita bicarakan itu dengan Izyaslavich dan Nakamura."

💕💕💕💕💕💕💕💕

Mereka telah sampai di sebuah lahan yang berada di pinggir jalan. Di penuhi rawa dan persawahan. Serta bedeng di pinggiran sawah tersebut.

Tasya dan Alexander turun dari mobil. Dengan segera memasuki salah satu bedeng. Untuk berbicara dengan seseorang yang sudah memiliki janji temu dengannya.

Sudah ada tiga mobil mewah di dekat bedeng itu. Plat mobil eselon dan dia lagi plat khusus. Tasya mendesah pelan. Ia menatap sekeliling lahan yang akan Alexander dan teamnya beli.

Merencanakan pembangunan Mega proyek. Untuk rumah komersil dan subsidi. Tasya yakin itu tidak mudah.

Sama saja Alexander dan team menciptakan tatanan yang baru serta perubahan habitat yang baru di lingkungan ini. Belum tentu masyakarat menerima kehadiran orang-orang baru.

Tasya ingat. Dirinya saja di sambut kasar saat pertama kali menempati salah satu komplek bersubsidi yang tidak jauh dari sini.

Mereka belum melewati. Lokasi lebih ke dalam. Dekat terminal yang sudah tidak beroperasi. Terminal angkutan umum kecil. Bukan terminal bus besar.

"Rencananya untuk lahan ini kita akan bangun perumahan komersil. Harga sekitar 300 juta-an."

Suara seorang laki-laki berambut pirang kecoklatan. Tubuh yang sangat atletis mirip atlet Smack down, The Rock. Terdengar berat di telinga Tasya.

Mereka baru saja keluar dari bedeng. Bersama Alexander disusul lelaki berwajah oriental. Mereka semua menatap Tasya yang berdiri di samping mobil Alexander.

"Who's that?"

"Ah ... Mister Marco ... His my girlfriend, Eleanor Tasya Sanjaya."

Kemudian Alexander mendekati Tasya. Menuntun gadis itu agar mendekat ke arah dua laki-laki asing di hadapannya.

"Tasya ... Ini Mister Marco."

Alexander memperkenalkan Tasya pada Marco. Laki-laki yang mirip Dwayne Johnson, The Rock. Hanya saja versi memiliki rambut.

"Saya Tasya," ucap Tasya ramah.

"Dan yang ini Kenzo Nakamura. Dia sahabat Kamandanu."

Tasya juga menjabat tangan dengan lelaki berwajah oriental mirip Shun oguri.

"Owh ... Sanjaya daughter, right?" tanya Kenzo memastikan.

Tasya mengangguk. "Iya benar."

Marco kembali fokus menatap lahan yang akan mereka garap. Ia ragu. Bagaimana bisa sebuah sawah dan rawa di sulap menjadi hunian.

Tasya melihat kekhawatiran di wajah Marco. Ia tersenyum maklum.

"Tidak mungkin rasanya ada rumah di daerah antah berantah ini dan di tengah sawah, benar begitu Mister Marco?" ucap Tasya yang sedang menatap hamparan sawah yang gersang.

"Anda berpikir yang sama dengan saya, Nona? Sangat sulit saya bayangkan ada hunian di daerah sini. Jauh dari peradaban seperti tempat wisata -- Mall."

Tasya menggelengkan kepalanya. "Meraka tidak begitu membutuhkan tempat wisata seperti itu, Mister. Cukup pasar modern, minimarket, sekolah dan transportasi untuk sehari-hari yang mereka butuhkan."

"Bagaimana anda tau, Nona?"

'Saya pernah tinggal di daerah sini,' batin Tasya.

"Mister lihat di sekitar sini. Rata-rata pekerjaan mereka adalah petani. Petani padi, sayur, dan buah-buahan-- tergantung musim dan bibit yang mereka dapatkan. Hampir seluruh rumah di sini memiliki lumbung padi bahkan peternak unggas, kambing dan sapi pun ada."

"Jadi ... Yang mereka butuhkan adalah pasar yang layak. Pasar untuk transaksi jual beli. Transportasi umum. Pendidikan yang terjangkau," lanjut Tasya.

"Selain membangun perumahan di sini. Kita juga harus membangun peradaban agar pembeli semakin tertarik dan tidak merasa tinggal di daerah antah berantah," sambung Alexander.

Mereka semua mengangguk setuju dengan gagasan yang disampaikan Tasya dan Alexander.

Marco mencatat poin-poin penting untuk ia sampaikan ke tuan mudanya nanti.

...💕💕💕💕💕💕💕💕...

"Terima kasih, Tasya. Berkat Lo, proyek ini disetujui Izyaslavich dan Pioneer.".

"Gue? Gue nggak melakukan apapun." Tasya menunjuk dirinya sendiri.

"Tapi ide Lo, gagasan Lo dan planning Lo membuat mereka yakin kalau di sana akan menghasilkan cuan untuk mereka."

Tasya tersenyum menatap Alexander. "Gue harap projek ini bisa membantu banyak orang yang sedang membutuhkan rumah, Xander."

Alexander yang sedang fokus mengemudi, membalas tatapan Tasya. Wajah dinginnya menghangat kala menatap wajah Tasya.

"Semoga Tasya."

Di tempat lain, Lukas menatap ponselnya dengan kesal. Melihat story WhatsMax Alexander dan Tasya dari handphonenya. Ia tidak habis pikir. Sejak kapan Alexander dan Tasya dekat.

"Ini nggak bisa gue biarin. Mereka nggak boleh bersama. Apapun urusannya." Lukas meremas ponselnya.

"Ada apa, Luke?"

"Pih ... Sejak kapan Sanjaya dan Melviano memiliki relationship?"

Pablo -- ayah Lukas. Menatap sang putra sambil mengingat-ingat perihal Sanjaya dan Melviano.

"Mereka sepertinya sudah dekat sejak SMA. Dimitri dan Lexa juga Maretha dan Antonius, bersekolah di Jerman saat itu. Bahkan kuliah pun mereka bersama. Memang ada apa?"

Lukas memejamkan matanya sebentar lalu kembali menatap sang ayah. "Bagaimana hubungan Imanuel dengan Sanjaya? Apa-- apa kalian baik-baik saja?"

"Tentu saja, Luke. Papi harus menjalin hubungan baik dengan Antonius Sanjaya. Begitupun dengan Melviano."

"Lukas ingin Melviano di keluarkan dari jajaran Sanjaya, Pih!"

"Bagaimana bisa? Itu tidak mungkin, Luke. Melviano saat ini sedang menjalankan Mega proyek bersama Izyaslavich dan Nakamura."

"APA!"

TBC....

1
Casillas Marko
🌹 untuk author agar semangat up
Casillas Marko
lanjut kak author
Casillas Marko
lanjut thor
Casillas Marko
Thor ... keren bangett sih selalu di kasih visual
Casillas Marko
keren ... banyak pesan moral di sini! rekomendasi banget buat pembaca
samara betric
gede bgt dong
samara betric
Thor.... please lah keren banget kalau udah berkaya. Shasa dan Adrian aja belum kelar bapernya udah di timpa sampa Alex dan tasya
Pena dua jempol: happy reading kak Sam ... selamat merasakan kebaperan /Sob/ tapi karya ku yang ini nggak akan buat kak Sam menyiapkan tissue
total 1 replies
samara betric
gak Alex ...... gak Tasya ....... ngakak kalau udah ngomong
samara betric
nangis bisa colab ya... alex ... Alex...
samara betric
khas orang kabupaten banget klw bercanda /Facepalm/ ngakak
anggita
terus berkarya tulis, semoga novelnya lancar👍👌
anggita: sama". fokus saja dulu ke novelmu. semoga makin banyak pembacanya yah🙏.
Pena dua jempol: terima kasih kak Anggita. sukses juga untuk novelnya. aku bakal sering mampir 🫰🏾
total 1 replies
anggita
like👍☝iklan.
anggita
nama anaknya Prince dan Princes 👏👌
anggita
bayinya nangis tuh👶
anggita
gambar visual tokoh"nya keren👍
samara betric
uugghhh mantap dapat salam tempel pasti
samara betric
pena dua jempol kalau buat cerita selalu bikin baperrrrr 💐❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️ cerita terthebezzz
Fa🍁
semangat!! kuy kuy cerita nya sangat menarik.
Pena dua jempol: terima kasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!