NovelToon NovelToon
Kisah Kita Belum Usai

Kisah Kita Belum Usai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

"Aku rela melepasmu, asal kamu bahagia bersamanya."

Cinta itu tidak egois, Bagas rela melihat Adara kembali bersama Antares karena dia merasa sudah tidak sanggup membahagiakan Adara. Apakah akhirnya Adara tetap bersama Bagas atau kembali pada Antares?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24

Setelah satu bulan menjalani terapi intensif di rumah sakit, akhirnya Bagas diizinkan pulang. Meskipun sel tumor itu belum mengecil sepenuhnya tapi kondisi Bagas sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.

Saat mereka tiba di rumah, Aran sudah menunggu di depan pintu bersama neneknya. Begitu melihat mobil yang membawa Papanya mendekat, Aran berlari mendekat.

Adara buru-buru membuka pintu mobil, membantu Bagas keluar.

"Papa!" teriak Aran, suaranya penuh kegembiraan.

Bagas berjongkok dan membuka kedua lengannya lebar-lebar. Aran segera masuk ke pelukan papanya, memeluknya erat seakan tak ingin melepaskan. "Papa kangen sekali sama Aran," bisik Bagas.

Aran menatap wajah papanya dengan tatapan polos. "Aran juga kangen Papa. Papa jangan sakit-sakit lagi ya."

Bagas mengelus rambut anaknya dengan penuh kasih sayang. "Sekarang Papa sudah pulang. Kita bisa main bersama," jawabnya, berusaha menyembunyikan rasa lelah yang masih tersisa dalam tubuhnya.

Adara melihat mereka dengan senyum lembut. Dia tahu ini adalah momen yang sudah ditunggu-tunggu oleh Aran.

Bagas berdiri dengan bantuan Adara dan menggandeng tangan Aran menuju rumah.

Di dalam rumah, suasana terasa hangat. Bagas berjalan pelan menuju ruang tamu dan duduk di sofa. Aran langsung duduk di sampingnya dan menempel. "Papa mau main apa?" tanya Aran penuh semangat.

Bagas tertawa kecil. "Papa belum bisa main lari-larian, tapi kita bisa main lego. Bagaimana?"

Mata Aran berbinar. "Mau! Ayo buat istana!"

"Kak Bagas istirahat dulu," kata Adara yang khawatir dengan kondisi Bagas.

"Aku tidak apa-apa. Biarkan aku temani Aran main sebentar."

"Ya sudah." Kemudian Adara mengambil kotak lego dan meletakkannya di meja.

Bagas dan Aran segera mulai membangun istana mereka, sementara Adara duduk di samping mereka, menikmati pemandangan indah di depannya.

Aran terkekeh riang setiap kali mereka berhasil menambah satu bagian lagi pada istana lego mereka. Momen-momen kecil ini yang selalu dirindukan Bagas selama di rumah sakit. Melihat senyum di wajah putranya dan merasakan kehangatan keluarganya adalah obat terbaik yang tidak bisa diberikan oleh dokter mana pun.

Beberapa jam kemudian, setelah istana lego mereka selesai, Aran memeluk Bagas lagi. "Papa janji nggak akan pergi lama lagi, ya?"

Bagas menatap mata anaknya dan mengangguk. "Papa janji. Papa akan selalu ada di sini untuk kamu dan Mama."

Hari itu, mereka bertiga menghabiskan waktu bersama, menikmati momen-momen sederhana yang begitu berarti. Bagas masih harus menjalani terapi lanjutan, tapi sekarang dia punya motivasi yang lebih kuat untuk sembuh. Dia ingin kembali menjadi Papa yang sehat untuk Aran dan suami yang setia untuk Adara.

...***...

Malam itu, Adara berjalan menuju kamar dengan cangkir teh di tangannya. Saat dia membuka pintu, dia melihat Bagas sudah bersandar di tempat tidur, matanya terpejam, terlihat tenang dan damai.

Saat mendengar langkah kaki Adara, Bagas membuka matanya perlahan dan tersenyum hangat.

"Teh hangat, kesukaan Kak Bagas." Adara duduk di tepi tempat tidur, menyerahkan cangkir itu kepada Bagas.

Bagas menerimanya dengan tangan sedikit gemetar, mungkin karena efek terapi yang masih dirasakannya. Dia meneguk teh itu perlahan, membiarkan kehangatan teh itu mengaliri tenggorokannya.

Setelah beberapa tegukan, Bagas meletakkan cangkir itu di meja samping tempat tidur. Dia menarik napas panjang, lalu menatap Adara.

"Ra, Aku benar-benar kangen tidur di kamar ini."

"Aku juga. Setiap malam di rumah sakit, aku selalu berharap bisa duduk di sini, di sampingmu, dan mengobrol seperti malam-malam kita dulu."

Bagas mengulurkan tangannya, meraih tangan Adara dan menggenggamnya erat. "Maafkan aku karena membuatmu khawatir. Aku tahu ini berat buat kamu dan Aran. Tapi kamu tetap kuat, dan karena itu, aku bisa melewati semua ini."

Adara menggenggam tangan Bagas lebih erat, menatap matanya dalam-dalam. "Kak Bagas yang kuat. Kak Bagas yang berjuang lebih keras. Aku hanya bisa mendukung Kak Bagas."

Bagas tersenyum lembut dan menarik Adara lebih dekat. "Aku ingin kita menikmati malam ini, Ra. Kita sudah lama tidak punya waktu seperti ini. Hanya kamu dan aku."

Adara mencubit kecil perut Bagas. "Menikmati malam ini? Kak Bagas kan baru ...."

"Sssttt, aku hanya ingin memelukmu."

Adara tersenyum. Perlahan dia berbaring di samping Bagas.

Bagas merangkulnya dan menariknya ke dalam pelukan. Saat itu, dunia di luar kamar mereka seakan menghilang. Tidak ada rumah sakit, tidak ada kekhawatiran tentang kesehatan. Hanya ada mereka berdua, dalam keheningan malam yang indah.

"Kak," bisik Adara sambil menyandarkan kepalanya di dada Bagas, mendengarkan detak jantungnya yang stabil. "Aku selalu merasa tenang saat mendengar detak jantung ini."

Bagas tertawa kecil, suaranya bergetar lembut di dada. "Dan aku selalu merasa lengkap saat memelukmu seperti ini," jawabnya jujur.

Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati momen itu. Bagas menatap langit-langit kamar yang redup, pikirannya melayang. Selama di rumah sakit, ada banyak malam ketika dia merasa begitu jauh dari Adara. Meskipun Adara selalu berada di sisinya, ada jarak yang tak kasat mata yang membentang di antara mereka—jarak yang diisi oleh rasa sakit, ketidakpastian, dan harapan yang tak menentu.

Tapi malam ini berbeda. Malam ini, Adara ada di pelukannya, nyata dan hangat. Bagas menunduk, mengecup puncak kepala Adara dengan lembut. "Terima kasih, Ra," katanya tiba-tiba.

Adara mendongak, menatapnya bingung. "Untuk apa, Kak? Sudah cukup terima kasihnya".

"Karena kamu tidak pernah meninggalkanku. Kamu selalu ada di sisiku, bahkan di saat-saat terburukku."

Bagas menatapnya dalam, merasakan cinta yang begitu dari tatapan mata Adara. Tanpa berkata-kata lagi, dia menunduk dan mencium bibir Adara dengan penuh kelembutan.

Adara membalas ciuman itu, menutup matanya dan membiarkan dirinya tenggelam dalam momen itu. Dalam ciuman itu, ada janji-janji tanpa kata, ada harapan untuk masa depan yang lebih baik, dan ada kebahagiaan yang mereka tahu akan selalu ada selama mereka saling memiliki.

Ketika mereka akhirnya melepaskan ciuman itu, Adara menatap Bagas dengan senyum penuh cinta. "Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu, Ra. Lebih dari apa pun di dunia ini."

💕💕💕💕

Kayaknya mau aku tamatin cerita ini. 😂

udah gak sesuai alur awal 😂 gara2 gak tega sama Bagas.

Antares sama siapa?

Nanti aku ceritain sendiri biar lebih fresh. 🤭

Dahlah. 😒

1
Yuli Ana
oh... karya baru...
kirain bakal launching kisah Ares..🥰🥰🥰
Salim S
nanti kaya ares mencintai adik sendiri walaupun tidak ada hubungan darah...tapi penasaran juga ok lah mampir....
Dina Yuliana
aaaah aq juga sulit berkata kata thooor 🤣😂😂😂 udah laaah tuh cowok dua duanya mending buat aq boleh ga thoor... limited edition 😭😭😭
fb/Ig: Author Puput: aku gak bakat buat yg sad. 🤭
total 1 replies
Yuli Ana
ya ampun... kk author nya juga Sampek enggak tega sama Bagas. .. aku juga GK tega lo kak... gak rela banget kalau orang sebaik Bagas harus meninggal....😭😭😭😭🤧🤧🤧
beruntung banget Adara dicintai begitu besar....🥰🥰😍
Salim S
gini kan enak ga ada yang tersakiti...ares nanti sama tokoh baru yang bar2 dan slengean/Slight//Slight//Slight/
Risma Waty
Ikuti alur yg sudah ada aja, mbak... 😀
Mrs.Riozelino Fernandez
iya kk,serasa gak sesuai dengan judul nya...
aku pikir Bagas meninggal dan Antares menggantikan Bagas karena amanat Bagas...😆😅
Mrs.Riozelino Fernandez: bisa aja kk Thor 😆
fb/Ig: Author Puput: kisah Bagas dan Ara yg belum usai. 😂
total 2 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
lho kk Thor...kok ganti Ayah???
tadi bukannya manggil papa 😁
fb/Ig: Author Puput: typo. 😂
total 1 replies
Yuli Ana
semangat.... semangat..... semangat....🥰
Mrs.Riozelino Fernandez
kuat ya Bagas...kamu harus semangat...ada Ara dan Aran yang menunggu mu sehat...
M Nurhalimah
kasihan jika bagas mati
dyah EkaPratiwi
semangat bagas
Risma Waty
Semangat Bagas....
Yuli Ana
semangat bagas... GWS ya...
semangat Adara.. .. yang kuat ya..
dyah EkaPratiwi
semangat Bagas pasti bisa sembuh
Salim S
yok bisa yok bagas sembuh kasihan ara sama aran...
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Jossy Jeanette
karyanya bagus..ceritanya menarik disampaikan dgn baik👍
Mrs.Riozelino Fernandez
nyata atau mimpi ini kk Thor???
Mrs.Riozelino Fernandez
dulu Azura terbawa emosi fans nya sehingga mampu memisahkan Ares dan Adara...
mengikuti skenario dari manager mereka..
tapi dilubuk hati Ares nama Adara tetap nomor 1.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!