Cinta Di Waktu Yang Salah

"Ci,sudah lama ya kita tidak bertemu. Sekarang kamu sudah sukses saja." ucap Nissa.

"apaan sih...! Gue biasa saja kali Niss." jawab Cici.

"lo sekarang punya mobil. Suami lo kerja apa?" tanya Nissa.

"ini mobil bang Wanto. Bukan mobil gue. Suami? Nikah saja belum. Hahaha...." jawab Cici.

"di umur 25 tahun ini,lo belum menikah? Nunggu apa lagi lo Ci?" ucap Nissa.

"Tapi banyak yang mengira umur gue baru 19 tahun tuh. Hahaha.... Emangnya lo sudah menikah?" tanya Cici kembali.

"gue sama suami pertama gue sudah cerai Ci. Karena dia selingkuh. Gue kenal sama Ari ini baru 5 bulan ini Ci. Awalnya gue tidak tahu kalau dia itu bandar Ci. Hhhhaaahh.... Bodoh gue Ci. Mantan suami gue ninggalin gue di saat gue lagi hamil. Katanya gue sudah tidak cantik dan tidak menarik lagi bagi dirinya." jelas Nissa.

"Apa semua pria itu sama ya? Mempunyai sifat brengsek. Terus anak lo mana sekarang?" tanya Cici.

"disaat gue melahirkan di rumah sakit,mantan suami gue membawa kabur anak gue Ci. Katanya isterinya yang sekarang itu tidak mau hamil. Gue terus berusaha untuk mendapatkan anak gue kembali Ci. Tapi malah gue di tuduh penculikan anak. Dimasukan gue ke penjara Ci." ucap Nissa.

"terus sekarang umur anak lo sudah berapa tahun sekarang?" tanya Cici.

"2 tahun Ci. Gue pingin sekali bertemu dengan dia Ci. Tapi gue takut." jawab Nissa.

"kalau begitu,selesai dari kantor polisi,gue antar lo pulang ke rumah ya. Lo kumpulkan semua bukti-bukti kejahatan mantan suami lo itu. Nanti gue telepon pengacara gue,untuk mengatasi kasus lo ini ya." ucap Cici.

"Ci...! Huhuhu...! Gue bingung harus apa Ci. Dari dulu lo baik sekali sama gue Ci. Gue hanya bisa mengucapkan terimakasih ya Ci." ucap Nissa sambil menangis.

"lo bingung harus apa?" tanya Cici.

"iya Ci...!" jawab Nissa.

"lo harus dengari omongan gue ya...!" ucap Cici.

"apa saja yang lo perintahkan,gue akan lakukan Ci." jawab Nissa.

"sekarang lo hapus tu air mata lo buat laki-laki brengsek seperti mereka. Kita sudah sampai di kantor polosi nih...! sudah jangan menangis lagi. Jika masalah lo sudah selesai semua,lo harus berubah. Lo harus menjadi wanita yang kuat. Jangan lemah terus. Paham lo...!" ucap Cici sambil bercanda.

Cici menghubungi karyawan restorannya,bahwa Cici batal ke sana. Ya...! Begitulah sifat asli Cici sebenarnya. Sesibuk apapun jadwal dia,ketika melihat teman ataupun sahabatnya sedang mengalami masalah ataupun kesusahan,pasti yang di dahulukan oleh Cici itu temannya.

"halo bu..." ucap Karyawan Cici.

"hari ini saya cancel ke restoran. kamu tegur saja Dani itu ya. Jangan sampai terulang kembali." perintah Cici.

"baik bu. Akan saya tegur Dani bu."jawab Karyawan Cici.

Tidak lama Cici mematikan telepon,Irwan menghubungi Cici.

"ada apa bang?" ucap Cici.

"lagi sibuk kamu? Tanya Irwan.

"tidak terlalu sibuk sih bang. Tapi ada hal yang sangat penting yang harus aku kerjakan. Kenapa bang?" jawab Cici.

"masih meeting kah?" tanya Irwan.

"sudah selesai meetingnya bang. Aku sekarang di kantor polisi." ucap Cici.

"kenapa kamu di kantor polisi?" tanya Irwan.

"ada kasus yang harus aku tangani bang. Nanti saja aku telepon kembali ya." ucap Cici.

Cici langsung mematikan ponselnya. Dan mengajak Nissa untuk masuk ke kantor polisi,untuk memberi keterangan.

"ayo kita masuk Nissa. Oh... Iya gue lupa menelpon pengacara gue. Tunggu sebentar ya. Biar cepat selesai masalah lo." ucap Cici.

"iya Ci...!" jawab Nissa.

"halo pak...! Bisa datang ke kantor polisi sekarang juga pak? Nanti saya chat kasusnya ya pak. Saya tunggu di kantor polisi sekarang juga." perintah Cici.

"baik bu...! Saya segera kesana sekarang juga." jawab pengacara Cici.

Cici mengirim chat ke pengacaranya tentang kasus yang di alami oleh Nissa. Wanto mendapat kabar dari pengacara Cici,bahwa Cici berada di kantor polisi. Wanto menghubungi Cici.

"halo bang...!" ucap Cici.

"kenapa kamu di kantor polisi? Kesalahan apa yang sudah kamu lakukan?" tanya Wanto.

"aku menolong Nissa bang. Tadi aku bertemu Nissa di jalan. Dia di pukuli sama pacarnya. Ternyata pacarnya Nissa ini DPO selama 1 tahun ini bang. Mana bisa aku lihat teman aku di ginikan bang. Makanya aku lapor ke polisi. Bukannya aku yang buat kesalahan bang." jelas Cici.

"Sungguh mulia sekali hati adik abang 1 ini ya. Abang salut sekali sama kamu." puji Wanto.

"lebay....! Aku matikan teleponnya ya bang. Aku urus dulu masalah Nissa ini." ucap Cici.

"jika butuh bantuan abang,kabari abang ya." ucap Wanto.

"siap Bos....!" jawab Cici.

Cici dan Nissa masuk ke dalam kantor polisi. Polisi meminta keterangan dari Nissa. 5 menit Nissa di introgasi kepada polisi,datang pengacara Cici.

"maaf saya terlambat bu. Tadi saya terjebak macet. Dimana ibu Nissa bu?" ucap Pengacara.

"tidak apa-apa pak. Saya mengerti. Nissa sudah di dalam di panggil sama polisi. Cek saja ke dalam pak. Saya menunggu di sini." jawab Cici.

Pengacara Cici meminta izin kepada polisi untuk mendampingi Nissa. Dan pengacara Cici mendapat izin dari pihak kepolisian.

1 jam Cici menunggu Nissa di interogasi oleh polisi,lalu polisi memanggil Cici buat memberi keterangan.

"ibu Cici,silahkan masuk kedalam bu. Kami butuh keterangan dari ibu sebagai pelapor." ucap Polisi.

"baik lah pak." jawab Cici.

Di ruang interogasi,Cici menceritakan semua apa yang sudah di lihat oleh Cici.

"tadi saya mencari tahu juga pak,bahwa Ari ini salah satu bandar juga ya pak?" tanya Cici.

"betul sekali bu." jawab Polisi.

"kalau begitu hukum dia seberat-beratnya pak. Kalau bisa hukum seumur hidup saja." ucap Cici.

"iya bu...! Pelaku mendapatkan hukum berlapis bu. Pengedar,pemakai,dan melakukan kekerasan bu. Dan juga ternyata pelaku ini salah satu komplotan rampok juga bu." ujar pengacara Cici.

"hhhhmmm....! Niss... Nisss...! Lo kenal dimana sih pria seperti itu." ucap Cici.

"gue juga di kenalin sama teman gue juga Ci. Apa jangan-jangan teman gue itu pemakai juga ya Ci? Soalnya dia pernah bilang ke gue kalau dia itu sudah cukup lama kenal dengan Ari." jawab Nissa.

"kemungkinan bisa jadi juga itu Niss. Apa lo tahu alamat rumah teman lo itu? Biar polisi langsung grebek ke rumahnya. Iya kan pak?" ucap Cici.

"benar yang di katakan ibu Cici itu. Apakah anda tahu alamat rumah teman anda itu?" tanya Polisi.

"saya tahu pak." jawab Nissa.

Nissa memberi tahu alamat rumah temannya itu. Supaya di periksa oleh polisi.