The Rise Of Savior

The Rise Of Savior

Kebangkitan

Masa lalu telah terhapus. Kota-kota yang megah kini hanya menjadi reruntuhan, tenggelam di bawah abu dan debu. Dunia tak lagi mengenal kedamaian sejak peristiwa yang dikenal sebagai 'Bang' mengguncang seluruh Zefia. Ledakan dahsyat ini menghancurkan peradaban yang telah dibangun manusia selama ribuan tahun. Hanya mereka yang beruntung, atau mungkin dikutuk, yang selamat dari kehancuran ini.

Namun, kehidupan tidak berhenti. Dari abu kehancuran, umat manusia yang tersisa mulai membangun kembali—bukan untuk mengembalikan yang telah hilang, melainkan untuk bertahan hidup. Kota-kota baru muncul, dibangun di atas reruntuhan yang lama. Namun, dunia yang mereka kenal telah berubah selamanya. Bangkitnya monster-monster dari dalam kegelapan, makhluk-makhluk yang lahir dari perut bumi yang terbelah, menjadi ancaman yang terus memburu para penyintas.

Di tengah kekacauan ini, legenda lama tentang akan kebangkitan Pahlawan yang tertidur ribuan tahun lalu kembali terdengar. Dan Para Refor mereka adalah kelompok manusia terpilih, yang dianugerahi kekuatan khusus untuk melawan kegelapan dan menjaga keseimbangan di Zefia.

Namun, satu hal yang lebih ditakuti dari monster itu sendiri adalah kehadiran sosok misterius yang disebut-sebut dalam ramalan kuno: sang Pembawa Cahaya, Arez.

Di sebuah kuil kuno yang tersembunyi jauh di dalam Hutan Terlarang, Arez terbangun dari tidur panjangnya. Matahari pagi yang pertama kali menyentuh wajahnya dalam seribu tahun terakhir terasa asing. Ia tidak tahu siapa dirinya, atau mengapa ia ada di sini. Namun, yang ia tahu adalah bahwa ia dipanggil oleh suara lembut namun penuh kuasa—suara seorang dewi yang memberinya kehidupan kembali.

“Arez, waktu kebangkitanmu telah tiba,” suara itu bergema di kepalanya, memecah keheningan yang telah lama menjadi bagian dari keberadaannya. “Bangkitlah, karena dunia Zefia membutuhkanmu. Kegelapan telah menyelimuti tanah ini, dan umat manusia berada di ujung kehancuran.”

Dengan setiap kata yang diucapkan sang dewi, ingatan-ingatan samar mulai kembali ke dalam benak Arez—tentang peperangan, tentang kehancuran, dan tentang janji yang pernah ia buat sebelum tertidur. Sebagai Pembawa Cahaya, Arez adalah harapan terakhir umat manusia. Ia adalah pelindung, prajurit terkuat yang diciptakan oleh para dewa untuk melawan kegelapan.

Arez tidak akan menghadapi dunia baru ini dengan ketidak tahuannya saat ini. mencari rekan yang bisa membantunya, ia harus mempelajari kembali cara bertarung dan menghadapi monster-monster yang menebar ketakutan di seluruh Zefia. Arez harus menemukan kembali tujuannya, dan mempersiapkan diri untuk perang yang menentukan nasib dunia.

Arez melangkah keluar dari kuil yang selama ini menjadi tempat peristirahatannya. Udara pagi yang dingin menyambutnya, menusuk kulit dan menyegarkan pikirannya. Di sekelilingnya, pepohonan besar dengan cabang-cabang yang menjulang tinggi menutupi langit, membiarkan hanya sedikit cahaya matahari yang menembus ke tanah di bawahnya. Hutan ini, yang dulu mungkin pernah menjadi tempat yang penuh kehidupan, kini terasa sunyi dan penuh dengan rahasia yang tersembunyi.

Arez memandangi tanda segitiga di pergelangan tangan kanannya, sebuah simbol kuno yang berkilau samar-samar di bawah sinar matahari yang menerobos dedaunan. Ia belum mengerti sepenuhnya apa arti tanda itu, namun ia tahu bahwa ini adalah kunci untuk mengetahui siapa dirinya dan tujuan yang harus ia penuhi di dunia ini.

“Ke mana aku harus pergi?” gumam Arez pada dirinya sendiri. Ia merasa seolah dunia ini asing, meski ada bagian dalam dirinya yang mengenal setiap sudutnya. Ia tahu bahwa ada sesuatu yang penting yang menantinya di luar sana, namun ia belum bisa mengingatnya dengan jelas.

Saat ia melangkah lebih jauh ke dalam hutan, ia mulai memperhatikan binatang-binatang yang berkeliaran di antara pepohonan. Seekor rusa melintas di depannya, bergerak cepat namun dengan gerakan yang anggun. Burung-burung kecil bernyanyi di atas dahan, menciptakan melodi yang lembut di tengah kesunyian hutan. Kehidupan di sini tampak damai.

Saat ia tiba di sebuah area terbuka di tengah hutan, Arez melihat seorang wanita muda sedang berjuang melawan makhluk yang mengerikan. Monster itu, dengan tubuhnya yang besar dan bersisik, menebarkan kegelapan di sekitarnya. Gigi-gigi tajamnya mengeluarkan suara geraman yang menakutkan, sementara cakar-cakarnya yang besar mencoba merobek wanita itu.

Wanita itu, yang tampaknya seorang Refor : Orang terpilih yang memiliki kekuatan elemen, dia memiliki tanda segitiga di lengan kirinya yang bersinar terang. Dengan gerakan yang cepat dan penuh keberanian, ia berusaha menghindari serangan monster tersebut, namun ia jelas kewalahan. Tenaganya mulai habis, dan Arez bisa melihat ketegangan di wajahnya.

Arez tidak bisa diam saja. Dengan langkah pasti, ia mendekati pertempuran tersebut, dan tanpa ragu ia mengangkat tangannya. Cahaya dari tanda segitiga di pergelangan tangannya semakin terang, dan Arez merasakan kekuatan yang mengalir melalui dirinya—kekuatan yang dulu ia miliki sebelum tertidur. Dengan sekali teriakan, ia melompat ke arah monster itu, menghunuskan pedang pekat yang muncul dari tanda di tangannya, tepat ke jantung makhluk tersebut.

Wanita Refor itu, yang tadinya hampir kalah, menatap Arez dengan mata penuh kekaguman dan rasa terima kasih. “Siapa kau?” tanyanya, suaranya terdengar lelah namun penuh rasa ingin tahu.

“Aku Arez...,” jawab Arez, masih berusaha mengingat siapa dirinya sebenarnya. “aku berjalan dihutan ini dan tiba tiba aku tidak sengaja melihat mu diserang jadi aku membantu.”

"Terima kasih," ucapnya dan senyum kecil muncul di wajahnya. “Kau adalah salah satu dari kami. Aku bisa melihatnya dari tanda itu" ucap Elara terkejut "apa kau prajurit pejuang juga?"

"Eh... Iyaa" ucap Arez dengan kebingungan "ya... Benar"

Elara menatap Arez dengan curiga " Hmm dasar pria aneh tapi terima kasih sekali lagi"

Arez hanya bisa mengangguk.

"Mengapa Kau dihutan ini? Apa kau tersesat" Tanya Erlana yang masih heran.

"aku hanya berkeliling dan aku menemukan mu disini, Mungkin saja saat aku membantu mu sekarang kau bisa membantu aku dimasa depan." ucap Arez dengan wajah datar. "sepertinya juga aku sedikit kehilangan beberapa memori jadi bagaimana kalau aku menemanimu" ucap Arez

Erlana menatap dengan tajam "Heh, aku tidaj mengerti tapi ya terserah kamu deh."

Meskipun ingatannya masih kabur, ia tahu satu hal pasti: ia merasa menemukan tujuannya. Dengan Elara ia akan melanjutkan perjalanannya, menemukan lebih banyak tentang dirinya, dan melindungi dunia Zefia dari ancaman yang mengintai

Arez menatap Elara yang sedang membersihkan sisa-sisa pertempuran dari pakaiannya. Dia merasa penasaran dengan alasan mengapa seorang wanita muda seperti Elara berada di tengah hutan sendirian, apalagi melawan monster yang begitu berbahaya.

“Kenapa kau sendirian di hutan ini?” tanya Arez, masih menjaga kewaspadaan meskipun ancaman monster sudah tidak ada lagi.

Elara tersenyum tipis, lalu menjawab, “Aku sedang berlatih. Aku adalah seorang pemanah, dan selain itu, aku juga sedang belajar mengendalikan kemampuan magisku. Aku datang ke hutan ini untuk berlatih sendirian agar bisa fokus tanpa gangguan.” Dia mengangkat busur panahnya yang tampak kokoh dan elegan, menunjukkan bahwa ia memang mahir menggunakan senjata tersebut.

“Tapi, saat sedang berlatih, tiba-tiba monster itu muncul entah dari mana dan menyerangku. Aku tidak menyangka akan bertemu dengan makhluk seperti itu di sini. Biasanya, hutan ini cukup aman,” lanjut Elara, suaranya terdengar sedikit gemetar mengingat kejadian tadi.

Arez mengangguk, merasa kagum dengan keberanian Elara.

"Didekat sini ada kota apa kau ingin kesana? " Elara sambil menunjuk ke arah utara. “Kota tempatku tinggal bernama Panggea. Kota itu tidak terlalu jauh dari sini, dan biasanya hutan ini adalah tempat yang aman bagi penduduk untuk berlatih atau mencari bahan dari alam. Tapi sepertinya, keadaan mulai berubah…”

Arez menatap ke arah yang ditunjukkan oleh Elara. Ada rasa lega mengetahui bahwa mereka tidak jauh dari tempat yang aman. “Kalau begitu, mari kita pergi ke kota itu. Mungkin di sana aku bisa mendapatkan lebih banyak informasi tentang dunia ini… dan mungkin juga tentang siapa aku sebenarnya.”

Elara mengangguk setuju. “Ayo, aku akan menunjukkan jalannya. Kita bisa bicara lebih banyak di perjalanan.”

Dengan begitu, mereka mulai berjalan menuju Panggea, menyusuri jalan setapak di dalam hutan yang mulai terasa lebih hangat dan terang saat mereka mendekati kota. Sepanjang perjalanan, Elara bercerita lebih banyak tentang Panggea, sebuah kota yang berdiri kokoh di tengah dunia yang penuh kekacauan. Kota ini menjadi tempat berlindung bagi para Refor dan orang-orang yang berusaha bertahan hidup dari ancaman monster yang terus meningkat.

...****************...

...ELARA...

...seorang wanita muda berusia sekitar 18 tahun dengan penampilan yang sangat menarik. Dia memiliki wajah cantik dengan kulit yang halus dan berkilau, serta mata besar berwarna biru terang yang menonjolkan keindahan wajahnya. Rambutnya panjang, berwarna cokelat gelap dengan kilau alami yang mengalir lembut hingga pinggangnya....

...Elara memiliki tubuh yang sangat seksi, dengan lekuk tubuh yang menggoda. Dadanya besar dan proporsional, memberikan kesan yang penuh namun tetap anggun. Pinggangnya ramping, mempertegas bentuk tubuhnya yang menggoda, bokongnya besar dan padat, memberikan kesan sensual yang tak bisa diabaikan. Tanda segitiga Refor yang dimilikinya terletak di lengan kirinya, dan tampak bersinar ketika dia menggunakan kekuatannya. Penampilannya yang mempesona, dipadukan dengan keahliannya sebagai seorang Refor, Elemen magis Api membuatnya menjadi sosok yang memikat sekaligus mematikan....

Terpopuler

Comments

Her Highness Elsa

Her Highness Elsa

Saranku, lebih perlihatkan setting Post Apocalypticnya terlebih dahulu agar pembaca mulai meresap ke latar dari novel ini yg bertemakan Post-Apocalyptic seperti yg sudah disebutkan.

2024-09-01

0

Her Highness Elsa

Her Highness Elsa

Narasi ini ada problem karena penjelasannya kaya MC dan Elara ini sudah sangat dekat dan memiliki takdir yg berhubungan padahal baru pertama kali bertemu.

2024-09-01

0

Her Highness Elsa

Her Highness Elsa

ini dialog kedua respon untuk apa dialog siapa?

2024-09-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!