Cerita romansa mantan kekasih yang masih terhubung meski hubungan keduanya telah kandas. Akankah kebersamaan mereka sejalan atau hanya kenangan? Akankah berakhir di pernikahan atau datang sebagai tamu undangan?
Inilah cerita tentang kisah klise Regan dan Nahla. Dua manusia yang dipertemukan di bumi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsmeriseee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pick me girl
Jam enam pagi semua peserta ospek diharuskan kumpul di kampus. Sekitar lima bus sudah menunggu. Nahla, Ayra dan Zoya berdiri di atas rerumputan menunggu namanya di panggil. Zoya berbeda bus dari Nahla dan Ayra.
Nahla dan Ayra naik bus dan duduk di kursi yang tersisa nomor tiga dari belakang. Awalnya semua baik saja sampai akhirnya terdengar suara ricuh lelaki saat melihat panita satu mobil dengan mereka.
"Waw, satu mobil dong sama Aruna," Gumam Ayra terpesona. Nahla mengikuti pandangan mata Ayra. "Kira-kira Regan ikut nggak, ya?"
Seketika Nahla yang duduk di bagian dekat jendela menoleh ke samping. Perasaannya benar, Nahla melihat mobil Regan terparkir tidak jauh dari bus. Nahla mengerutkan keningnya melihat seorang perempuan keluar dari mobil Regan dengan senyuman manis.
Nahla mengikuti gerak perempuan itu yang ternyata masuk satu bus dengannya. Dia, Carissa.
"Sumpah males banget sama si cari perhatian," Ayra membuang wajahnya ketika melihat Carissa.
Nahla memperhatikan gerak-gerak Carissa yang kini duduk di samping Aruna. "Kenapa lo nggak suka sama Carissa?" Tanya Nahla penasaran.
"Lo lihat aja gayanya kecentilan kalau sama cowok, apalagi sama Regan. Btw, gue dapat informasi dari orang terpercaya. Lo mau tau?"
Nahla mengangguk cepat.
"Kabarnya, Carissa ini pacaran sama Kananta agar bisa dekat sama Regan." Bisik Ayra.
"Masa, sih? Dia kan teman Aruna,"
"Nahla, ini itu jamannya teman makan teman. Jangan sok polos deh," Ayra menguncir rambutnya asal. "Bukannya gue sudah bilang, Carissa ini orangnya nggak mau di kalahkan. Dan yang buat dia kalah itu adalah Aruna."
"Kalah dari?"
"Nggak bisa ambil hatinya Regan. Dia mau semua orang berpusat sama dia dan menjadi yang teratas dari segi apapun. Padahal Aruna orangnya baik banget,"
"Lo tau baik? Emang lo kenal?" Nahla tertawa kecil.
"Nanti kita kenalan," Ayra tertawa. "Tapi, Na. Si Carissa ini sering banget buat story sama Regan, alasannya karena dia Queen dan Regan King. Heran, ada aja yang mau mereka jodoh,"
Obrolan keduanya terpotong karena pemberitahuan dari presiden mahasiswa. Aruna berdiri di tengah dengan busana yang simple. Baju kaos putih dan celana jins, rambutnya di kuncir satu dan benar-benar menunjukkan kesederhanaan meski di lingkungan yang glamor.
"Hai, kita ketemu dalam ruang lingkup yang lebih kecil. Sengaja saya satukan dari berbagai jurusan agar kalian bisa mengenal satu sama lain di perjalanan kita selama dua jam." Aruna di sambut hangat. "Dan juga saya baru sadar satu mobil dengan seseorang yang sangat terkenal kalau kalian tahu. Seseorang yang juga berhasil mengambil gelar Queen, Ayrasme Gefanda." Semua orang bersorak dan bertepuk tangan.
Ayra tampak kikuk mendapat sambutan special sementara Nahla menatap Ayra bingung.
"Bisa kemari, Ayra,"
Nahla menatap Ayra tajam menagih penjelasan. Sedangkan Ayra membalas dengan senyuman termanisnya.
Ayra mendekati dan berdiri di samping Aruna, memperkenalkan diri secara formal. Namun Nahla tidak menemukan jawaban dari perkenalan Ayra. Satu hal yang Nahla dapatkan, Carissa menatap secara terperinci Ayra dari atas ke bawah dengan tatapan menyepelekan.
"—Terima kasih, mohon bimbingan untuk saya dan sahabat saya, Nahla yang duduk di sana." Ayra menunjuk Nahla membuat senyum Aruna perlahan menghilang.
Nahla dan Aruna saling melempar pandangan lama. Ayra kembali ke tempat duduk sementara Nahla membuang pandangan ketika melihat Aruna mengangkat panggilan telpon.
"Jadi, siapa lo?" Nahla mencekik Ayra.
Ayra tertawa kemudian memeluk Nahla. "Suka deh ada yang nggak tau gue,"
"Dih," Nahla tertawa kecil menepuk kepala Ayra yang memeluknya manja.
Setelah perjalanan panjang selama dua jam, akhirnya mereka tiba di sebuah hutan yang memang sering di gunakan untuk camping. Diberi waktu istirahat dipergunakan oleh peserta untuk berkeliling.
Nahla memilih duduk di atas pohon tumbang melihat Ayra dan Zoya yang sedang mengambil foto dengan pemandangan danau membentang.
"Hei,"
Nahla menoleh. Demi lautan membentang luas beserta isi di dalamnya yang tidak bisa terjangkau oleh manusia. Aruna menghampiri Nahla dan duduk di sebelah gadis tersebut. Seketika Nahla hanya bisa membeku dan tidak tahu harus berbuat apa. Nasib baik Nahla tidak lupa cara bernapas saat ini.
"Aruna," Tangan mulus tersebut terulur di hadapan Nahla. Dengan senyuman manis membuat Nahla semakin gugup seolah berkenalan dengan sosok malaikat pencabut nyawa.
"Nahla," Nahla mencoba mengendalikan diri.
"Nggak ikut gabung sama mereka?" Aruna menghadap ke depan. Tidak kunjung mendapat jawaban, Aruna kembali menatap Nahla yang menatapnya sejak tadi. "Ada yang salah?" Aruna memeriksa penampilannya.
"Nggak," Nahla tersenyum tipis.
"Santai aja, gue nggak akan kasih tau semua orang kalau lo pernah ada hubungan sama Regan," Aruna mengayunkan kakinya yang tergantung. "Gue juga manusia, sama seperti lo,"
"Kaget aja tiba-tiba hampirin gue," Kata Nahla pelan.
"Kalau butuh sesuatu kasih tau gue aja," Aruna melompat turun. "Regan minta gue jaga lo,"
Nahla mengangguk tersenyum melihat kepergian Aruna. Nahla akui, Regan tidak salah memilih perempuan. Nahla semakin hilang percaya diri di dekat Aruna. Perkenalan yang super singkat tapi bermakna.
"Aw!" Tangan Nahla di tarik oleh Ayra dan juga Zoya yang ternyata dari tadi memperhatikannya. "Kenapa?" Nahla mencari keseimbangan tubuhnya.
"Kenapa Aruna samperin lo? Lo kenal? Kalian bahas apa?" Cecar Ayra tidak sabar.
"Nggak, dia duduk aja. Terus ngajak kenalan,"
Ayra menyipitkan matanya. "Itu aja?"
Nahla mengangguk. "Iya. Ayo, kesana."
Tenda mulai berdiri satu persatu. Semua mendapat tugas pembagian masing-masing. Berbaur satu sama lain. Nahla menikmati momen kali ini, menghilangkan semua beban hidup dan perasaan. Kini terasa lebih santai dan jauh lebih terbuka terhadap siapapun. Ayra yang membawa aura positif menular pada Nahla yang akhirnya lebih bisa menghargai diri sendiri.
Di sisi lain sekelompok panitia sedang duduk membahas kegiatan. Aruna mengecek jadwal kembali sekaligus mengerjakan tugas kuliah di sela kesibukannya. Regan datang, menarik kursi lipat dan duduk di hadapan Aruna.
"Udah makan?" Regan mengetuk kepala Aruna pelan untuk menyadarkan Aruna.
Aruna membuka masker. "Belum,"
"Aku beli di jalan tadi, buat kamu." Regan mengambil alih iPad dan berkas di pangkuan Aruna kemudian menyerahkan kotak makan.
"Aruna aja yang dibeliin? Kita-kita nggak?" Ujar Carissa mendekat pada keduanya.
"Ada, khusus panitia. Di mobil gue, ambil aja yang mau makan," Regan membukakan kotak nasi Aruna.
Aruna mendekatkan bibirnya di telinga Regan. "Nahla kamu kasih nggak?" Regan mengerutkan kening. "Aku udah ketemu dia," Aruna tersenyum senang.
Keduanya melempar senyuman.
"Bahas apa, nih?" Carissa mengambil sendok kemudian mencicipi makanan Aruna.
Bukannya terganggu, Aruna mempersilahkan Carissa yang ingin makan bersamanya. Regan yang melihat itu menyandarkan punggungnya ke belakang mengelus alisnya.
"Lo nginep, kan?" Tanya Carissa pada Regan.
"Em," Regan mengangguk.
"Gue ikut tidur di mobil lo, ya. Nggak terbiasa gue tidur di tempat ginian." Carissa menatap Aruna. "Nggak papa kan?"
Aruna mengangguk.
"Kananta nggak ikut sama lo?" Tanya Regan.
"Lagi di luar kota katanya."
"Oh," Regan menyerahkan kunci mobil. "Gue tidur di tenda aja,"
Carissa tersenyum miring. "Nggak tidur di mobil? Banyak nyamuk,"
"Nggak, lo aja."
Regan membungkuk, mengikat tali sepatu Aruna yang terlepas. Ia tersenyum tipis melihat Carissa yang sengaja menaikkan roknya dan menghadapkan pada Regan.
"Kegiatan mulai jam berapa, yang?" Tanya Regan memfokuskan pandangan pada Aruna. Mengurung tubuh Aruna dengan kedua kakinya seolah siapapun tidak bisa mengusiknya.
"Sebentar lagi, kenapa?"
Regan berdiri. "Aku turunin nasi dulu buat panitia."
Aruna mengangguk.
"Gue bantu." Carissa berdiri cepat menyusul Regan. "Regan," Panggil Carissa.
Regan terus berjalan mengabaikan perempuan itu.
"Regan gue—"
"Stop." Regan berbalik cepat. "Lo sakit." Tunjuknya tidak suka. "Gue menghargai lo disini hanya karena lo pacar dari teman dekat gue. Jangan lewat dari batasan."
"Gue udah jelasin semuanya sama lo."
"Apa?"
"Gue pacaran sama Kananta hanya buat dekat sama lo."
"Itu. Sakit jiwa. Penyakit lo kumat lagi." Regan mengibaskan tangan meninggalkan Carissa namun langkahnya terhenti melihat Nahla muncul tidak jauh darinya.
"Kenapa sih lo pilih Aruna? Dari segi apapun gue lebih unggul dari dia?!" Carissa berhenti di samping Regan menatap lekat lelaki itu. "Gue bisa kasih apapun yang nggak akan bisa Aruna kasih ke lo."
"Apa?" Regan mengalihkan pandangannya dari Nahla kini menatap Carissa dengan kesal.
"Lo hanya di manfaatin aja sama Aruna,"
"Apa bedanya sama lo?" Regan menatap tajam.
"Apa? Gue?" Carissa mengerjap. "Kita pasangan yang serasi."
"Menurut lo." Regan tersenyum miring. "Sadarlah Carissa. Dunia nggak selalu berputar dan berpihak seolah lo peran utama." Bisik Regan kemudian pergi menabrak bahu Carissa.
Tidak terima, Carissa melepas sepatu lalu berbalik melemparkan pada Regan. Namun sepatu itu mendarat di tangan Nahla. Carissa dan Nahla saling beradu pandang. Mendadak suasana menjadi hening, tapi Nahla memecah keheningan tersebut dengan berkata. "Sepatunya mau di buang, kak?"
Regan tersenyum menatap Nahla.
"Nggak. Sini sepatu gue!"
Tanpa basa-basi Nahla melempar sepatu tersebut dan mendarat di kening Carissa sampai perempuan itu tersungkur.
"Aw! Sialan lo!" Pekik Carissa.
"Maaf kak! Nggak sengaja!" Teriak Nahla balik dengan wajah bersalah dibuatnya.
Carissa dengan cepat berdiri memakai sepatu ingin menghampiri Nahla. Sebelum tangan itu berhasil menarik rambut Nahla, Regan terlebih dahulu menahannya.
"Dari ujung kaki sampai sehelai rambut pun yang terjatuh. Jangan pernah lo sentuh. Paham?"
Carissa terdiam sementara Nahla hanya bisa menatap punggung Regan di hadapannya.
ceritain aja ttg persiapan pernikahan mereka serta ujian² nya/Good/
Bikin penasaran aja
Giliran up paling cuma 2 bab doang, eehh vakum lagi 2 bulan 🤭🤭