Berawal dari kesalahan yang Faiz Narendra lakukan di masa lalu, membuat hidup Keluarga Narendra terancam bahaya.
Berbagai teror, dan rentetan penyerangan dilakukan secara diam-diam, oleh pelaku misterius yang menaruh dendam kepadanya.
Namun bukan hanya pelaku misterius yang berusaha menghancurkan Keluarga Narendra.
Konflik perebutan pewaris keluarga, yang dilakukan oleh putra sulungnya, Devan Faiz Narendra, yang ingin menjadikan dia satu-satunya pewaris, meski ia harus membunuh Elvano Faiz Narendra, adik kandungnya sendiri.
Sedangkan Elvano yang mulai diam-diam menyelidiki siapa orang yang meneror keluarganya. Tidak sengaja dipertemukan, dengan gadis cantik bernama, Clarisa Zahra Amanda yang berasal dari keluarga sederhana, dan kurang kasih sayang dari ayahnya selama hidupnya.
Ayah Clarisa, Ferdi tidak pernah menyukai Clarisa sejak kecil, hanya karena Clarisa terlahir sebagai anak perempuan. Ferdi lebih menginginkan bayi laki-laki untuk meneruskan keturunannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laksamana_Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
"Kenapa kamu gak mau?" tanya Kevin.
"Enggak gitu tapi.." bingung Keysha yang masih terkejut dengan perkataan Kevin barusan.
"Tapi apa hmm? Rugi loh kalau kamu nolak kesempatan emas ini. Kapan lagi kamu punya pacar kek aku gini, yang tampan rupawan kek artis korea" ucap Kevin sombong sambil menyisir rambut kebelakang.
"Gimana, mau kan ?" tanya Kevin sekali lagi sambil mengedipkan sebelah mata. Bukannya terpesona Keysha malah ingin menyeret Kevin ke pantai selatan.
"Boleh nanya gak?" Kata Keysha.
"Apa tuh" jawab Kevin masih dengan gaya yang sok cool
"Kamu jadi orang kok percaya diri banget sih. Muji muji diri sendiri gak malu gitu atau gak takut di caci orang karna terlalu percaya diri" tanya Keysha
"Lah kenapa harus malu?" tanya balik Kevin.
"Prinsip ku cintai diri aku sendiri, buat apa perduli perkataan orang . Orang lain cuma bisa berkomentar tanpa tau apa apa" lanjutnya.
"Ini hidup aku yang ngejalanin aku, bahagia sedihnya cuma aku yang tau, kalau orang enggak suka sama hidup aku ya sudah. Lagi aku makan pakek uang aku sendiri,bukan ngemis ngemis minta uang mereka" ujar Kevin sambil tersenyum manis
"Wow" ucap Keysha.
"Napa kamu terpesona kan?" tanya Kevin yang masih mempertahankan senyum manisnya.
"Gak" cuek Keysha.
"Lah kok gitu sih" kesal Kevin.
"Lagi kamu ada-ada aja sih, itu bener kamu tadi minta itu?" tanya Keysha ragu.
"Hahaha, bercanda Key. Maaf jangan serius-serius amat" ucap Kevin cengengesan.
"Iya-iya, jadi gimana ni tentang cara aku ganti uang operasinya" tanya Keysha.
"Udah, aku dari kemarin kan bilang gak usah di ganti. Enggak papa kok" balas Kevin tersenyum.
"Ya gak bisa lah, lagi lo kenapa sih mau bantu aku. Padahal kita baru kenal kan?" tanya Keysha yang masih penasaran mengapa Kevin rela membantunya.
"Emm, terpesona mungkin" balas Kevin.
Keysha mengerutkan dahinya, "Maksudnya?"
"Ya karena kamu berani sekali bisa menantang Tuan Devan," balas Kevin
"Oh itu, kalau itu aku harus berani. Terlebih itu hak-hak kami para warga yang mempunyai tanah disana, dan tidak ingin menjualnya secara percuma kepada orang lain," ujar Keysha dengan tegas.
Kevin terdiam sejenak, mencerna kata-kata Keysha. Dia tidak bisa melupakan reputasi Tuan Devan sebagai pengembang properti yang tidak segan menggunakan taktik-taktik licik untuk mencapai tujuannya. Namun, Keysha terlihat begitu yakin dengan pendiriannya.
"Tapi, emang kamu gak takut. Jika sewaktu-waktu Tuan Devan balas dendam," tanya Kevin penasaran.
"Enggak, aku gak takut. Selama aku benar, ngapain harus takut," balas Keysha sambil tersenyum percaya diri.
Kevin merasa kagum dengan ketegasan Keysha. Dia belum pernah bertemu dengan seseorang yang begitu berani menantang Tuan Devan, apalagi dalam masalah sebesar ini. Namun, Keysha tidak terlihat ragu sedikit pun.
"Eh, tapi kan kamu anak buah dia, terus kenapa kamu seakan-akan perduli sama aku?" tanya Keysha yang masih merasa heran.
"Ya, nanya lagi. Udah aku bilang kan alasan aku mau bantu kamu" balas Kevin.
"Tapi ini sama kayak kamu mengkhianati bos tuan mu" ucap Keysha.
Kevin menghela nafas sebentar. "Jujur aku pengen berhenti dari pekerjaan ini, tapi aku gak bisa" balas Kevin.
"Kenapa?" tanya Keysha.
"Karena aku dan Devan adalah sahabat dari kecil" jawab Kevin.
"Kok bisa?" kaget Keysha.
"Kenapa nggak?" tanya balik Kevin
"Ayah ku dulu, pengawal setia Keluarga Narendra. Dan dari kecil, hidup keluarga ku di tanggung oleh Tuan Faiz" ujar Kevin.
"Dan aku sama Devan, memang sudah saling mengenal sejak kecil. Devan yang kamu liat sekarang, bukan Devan yang sebenarnya" lanjutnya
"Maksudnya?" tanya Keysha yang semakin penasaran
"Dia berubah karena mendapat tekanan dari ayahnya, yang selalu membanding-bandingkan dia dengan Elvano, adiknya" balas Kevin
"Dan itu membuat Devan merasa terabaikan, dan mencari segala cara agar ayahnya mengakuinya, tapi tetap saja Elvano yang selalu menang," lanjutnya sambil menghela nafas.
"Aku merasa kasihan melihat teman ku itu seperti mayat berjalan, yang dipaksa terus untuk maju, tanpa perduli beban apa yang sedang ia tanggung" ujar Kevin
Keysha yang mendegar itu merasa prihatin. Ia juga mengingat kemarin Devan yang sedang mabuk terus meracau tentang dirinya yang sudah terlalu lelah untuk hidup.
semangat nulis thoorrr...
gak bisa berkata kata banyak