Kanaya tidak pernah ada perasaan pada Bian saat pemuda itu menyatakan cinta nya tapi lambat laun rasa itu tumbuh untuk Bian, saat perasaan itu mulai tumbuh subur sebuah kenyataan harus dia terima tentang alasan selama ini sang kekasih mendekatinya. Aya sapaan Kanaya sakit hati mendengar sendiri kenyataan itu dari mulut kekasihnya. Apa yang akan dilakukan oleh Aya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon E.Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tetangga
"Nanti perempatan depan belok kanan Gas" Aya sedikit berteriak takut Bagas tidak mendengar ucapannya. Bagas hanya mengangguk saja tanpa menyahut ucapan Aya
"Masuk gerbang perumahan depan belok kiri ya Blok B4 no 30" terang Aya lagi
"Iya" jawab Bagas singkat, kemudian Bagas berhenti di depan rumah minimalis 2 lantai
"Ihh kok lo pas banget berhenti di depan rumah gue padahal tulisan nomor rumahnya udah agak pudar" ucap Aya setelah turun dari boncengan Bagas
"Rumah gue blok depan rumah lo" Jawab Bagas santai
"Hah? serius lo?" Aya kaget karena tidak pernah sekalipun melihat Bagas padahal dari SD kelas 5 dia sudah tinggal di sini
"Iya rumah pagar Coklat no 2 itu" jawab Bagas
"Yang rumah gede banget itu?" Aya memastikan lagi, soalnya jika benar rumah Bagas berarti temannya ini benar benar anak sultan karena rumah yang dimaksud itu benar benar besar dan terlihat bagus dari luar
"emm,, emang itu gede banget ya?" Bagas menggaruk kepalanya yang sudah terlepas dari helm nya
"Bukan gede lagi, itu udah kayak istana menurut gue" Aya terkekeh
"Btw,, lo baru pindah ya ke rumah itu?, soalnya gue ga pernah liat lo" Aya bertanya lagi
"Gue dari kecil di situ" jawab Bagas singkat
"Hmmm berarti kayaknya gue yang yang emang kuper hehe" Aya menggaruk kepalanya
"kita pernah beberapa kali ketemu, lo pernah nolongin gue" Bagas tersenyum yang membuat Aya terpana sejenak. Bukan apa sih, si Bagas ini orangnya irit omong plus irit ekspresi jadi langka banget liat dia senyum
"Masa?" Aya berpikir sejenak
"Gue anak yang lo tolongin waktu di bully sama anak-anak komplek pas lagi main di taman" terang Bian
Mata Aya memejam berusaha mengingat waktu dia pertama kali pindah kesini dan berniat jalan jalan ke taman malah melihat anak lain di bully di depannya
"Oh lo anak yang gendut itu yah?" ceplos Aya yang langsung menutup mulutnya
"Eh sorry bukan mau ngatain.." Aya meringis tidak enak pada Bagas
"Gapapa, emang dulu gue gendut kok makanya sering diledekin anak anak lain" Bagas tersenyum lagi
"Aya.. temannya kok gak di ajak masuk?" tiba tiba suara mama Ayu terdengar di belakang mereka yang membuat Aya dan Bagas menoleh
"Iya maa.." jawab Aya kemudian bertanya pada Bagas "mau mampir nggak?"
Bagas turun dari motornya dan menyalami mama Ayu yang sedang membuka pagar rumahnya
"temannya Aya ya? ayo masuk dulu" ajak mama Ayu ramah
"saya langsung pulang aja tante udah sore soalnya" pamit Bagas
"Gue pulang dulu ya Ay, mari tante" pamit Bagas pada Aya dan mamanya
"Iya hati hati" jawab Aya dan mama Ayu serempak
...*********...
"Itu tadi teman apa pacar kamu?" tanya mama Ayu menggoda putrinya
"Dia temen kelas Aya mama" jelas Aya
"Yahh kirain pacar, padahal ganteng loh mirip artis korea hihi" mama Ayu terkikik
"Pacar siapa ma?" Kevin tiba tiba menyahut di belakang mereka
"itu tadi Aya dianter temannya, mama kirain pacar" Mama Ayu menjelaskan pada Kevin
"Siapa dek? Bian?" tanya Kevin
"Bukan, tapi teman kelas Aya namanya Bagas rumahnya di komplek depan, abang tau nggak?" tanya Aya
"Oh si Bagas, pernah beberapa kali ketemu di tongkrongan komplek" jawab Kevin
"Ganteng ya Bagas cocok sama Aya" Mama Ayu menggoda putrinya lagi
"Gue bilangin Bian loh" ancam Kevin
"Ya bilangin aja orang Aya sama Bian temenan juga" cuek Aya
"Oh Bian yang cucu depan rumah oma itu ya?"tanya mama
"Iya itu pacarnya Aya" jawab Kevin sambil menarik kedua pipi adiknya
"Ihhh Abangggg..." Aya berteriak kesal
...***********...