Arya Bima

" kenapa kesini" tanya bima heran dengan kedatangan tamu yang tak lain adalah wanita yang sebenarnya ingin bima hindari.

" ko gitu ngomong nya sih bim,,, padahal gue sengaja langsung ke sini dari bandara,,,"

" CK,,,gue sibuk man" jawab bima sedikit ketus

" gue tau ko,,,cuma pengen nganterin ini,,,,buat Lo,,, semoga suka " Amanda meletakkan paper bag ber logo sebuah toko oleh oleh khas Bali.

" heem" bima hanya melirik apa yang di letakkan Amanda.

" gue pengen ngobrol sebenarnya,,,tapi,, pasti Lo sibuk banget kan,,,"

" kayak yang lo tau sendiri "

" kenapa sih,,, segitu nya Lo nggak suka gue kesini,,, seberapa jijik lo Ama gue ,,,sampe ngga mau liat "

" maksud Lo "

" maksud gue,,,Lo nggak mau natap gue ,,,Lo jijik "

" ngga usah aneh man ,,, omongan Lo nggak berdasar "

" bukti nya Lo dari tadi ngehindar bim,,, cowok sama aja ya ,,,bre****k tau ngga " setelah mengatakan itu Amanda keluar dari kantor bima

Begitu pintu terbuka tampak Evan tengah mengangkat tangan nya ingin membuka pintu,namun sudah di dahului oleh Amanda, akhirnya pria itu kembali menurun kan tangan nya kembali.

".gue ngga akan nanya ,,, kenapa dengan Manda,,,tapi lebih ke,,,,Lo ada apa sama dia,,,ada sesuatu yang gue ngga tau " Evan sebenarnya penasaran melihat kedua nya, terlebih Amanda sudah yang ke berapa kali nya berkunjung ke bengkel ini,,, melihat gelagat mereka berdua,,,ada sesuatu yang di sembunyikan sahabat nya itu.

" ngga ada apa apa Van ,,,"

" serius,,,gue bukan bocah kali "

" yang bilang loh duda juga nggak ada kan "

" sa ae Lo belokin ,,," Evan melihat wajah bima,,, tidak salah lagi,,,ia bisa menembak telah terjadi sesuatu.

" belakangan ini Lo banyak missing di kerjaan Lo,,,bukan bima yang gue kenal,,,tapi yaah,,,it ok,,, kalau Lo lagi milih untuk di pendam sendiri,,,gue hargai,,,senyaman Lo aja bim "

" thanks,,,gue belum bisa cerita ke Lo kali ini,,,dan ini nggak se serius yang Lo pikir,,,masih bisa gue handle lah "

" dah lah,,, jadi lupa kan tujuan awal gue kesini,,,"

" apaan "

" gue mau ke Surabaya,,,ada pertemuan keluarga,,, "

" Lo mau tunangan "

" tunangan apaan,,,, gue ngga ada pacar ,,,Ngadi Ngadi Lo "

" gue mana tau,,, perasaan telponan terus ngomong sayang sayang "

" ponakan gue bim"

" oo,,, ponakan " bima hanya menanggapi sebiasa mungkin,,,ia tidak akan mengorek lebih dalam,bima menunggu sahabat nya itu sendiri yang menyampaikan tanpa ia paksa

Begitu juga dengan diri nya, masalah apapun yang di hadapi nya,ia berusaha sebisa mungkin untuk menyimpan sendiri, kecuali ada rasa beban yang tidak sanggup lagi ia pikul, baru bima mengutarakan bantuan pada kedua sahabatnya itu.

" kemana nih,,curut satu,,,dah jarang aja nongol,,, berasa paling sibuk dia " Evan menggerutu Ardi yang belakangan ini jarang mengetahui kabar pria itu.

" Lo kayak nggak tau dia aja,,, sibuk nya ngalahin presiden,,,full jadwal"

" Senen si ini ,,,Selasa si ono,,,Rabu si itu,,,Kamis Ampe ketemu Senen lagi ,,, selalu beda cewek dia ,,,gila ya,,,apa nggak cape tuh curut,,,kerja nya kapan coba " Evan mendikte sang sahabat Ardi yang hobi berganti pasangan setiap hari nya,ia hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah laku pria dengan gelar ia sematkan playboy curut.

" ada masanya memang seperti itu,,, jatuh di lubang yang salah,,,demi memuaskan keinginan sesaat,,, asalkan ada seseorang yang setia mendampingi menarik jauh dari lembah jurang " bima bermonolog seakan itu adalah peringatan untuk dirinya sendiri.

Sembari menerawang apa yang bima lakukan selama ini,,, terjerumus di titik yang menjerat nya, hingga membuat ia lupa, kenikmatan sesaat seolah menutup naluri semua hati dan pikiran nya hingga melupakan tujuan utama yaitu setia.

Evan yang duduk di samping pria itu, sedari tadi menatap sahabatnya, mulai dari kata-kata yang bima ucapkan sampai pria itu melamun tanpa sadar.

" Lo kenapa,,,kayak nya beneran ada masalah nih,,, ngga bisa bohong Lo bim,,," Evan mencecar bima dengan pandangan yang menghakimi, kemudian pria itu melanjutkan ucapannya, " atau ada masalah sama cewek Lo di sana ,,,putus " tebak Evan yang membuat bima langsung menoleh pada sahabatnya itu.

" gue ngga akan putus Van,,,masa depan gue itu dia,,," tegas bima memantapkan hati.

" ya trus,,, pikiran Lo melanglang buana,,, bermonolog,,, seakan lagi kesesat,,,," Evan baru menyadari ucapan nya yang keluar begitu saja, sontak ia menoleh pada sahabatnya , " Lo kesesat bim,,," pandangan Evan menghunus pada bima yang terbaca seakan mengatakan bahwa ucapan sang sahabat benar adanya.

bima seketika terkesiap,, hanya beberapa detik, namun setelah nya ia mampu menguasai mimik wajahnya dengan sangat baik.

dengan santai pria itu pun menjawab sambil menghisap vave yang ada di tangan kirinya.

" bahasa Lo kesesat,,, perasaan gue masih gini gini aja,,," bima masih berusaha menutupi apa yang ia pikirkan saat ini,asap vave ia hembuskan ke atas sembari berusaha tenang.

" kayak nya bener bener ngga bisa meskipun udah gue korek,,," Evan menghembuskan nafasnya dengan sangat kentara setelah nya pria itu melanjutkan ucapannya " Lo nggak mau ngasih gue duit jajan,,, minimal uang bensin gitu,,,gue lama di Surabaya bim" goda Evan agar suasana kembali mencair karena obrolan mereka yang cukup serius beberapa menit yang lalu.