Mengandung Benih Pria Tua

Sudah Empat Bulan berlalu, Ketty menaruh banyak perhatian pada Eileen. Namun dia belum tau jika Eileen mengandung anak kembar. Bahkan Dokter yang memeriksa Eileen berada di tangan Kenan yang artinya, Dokter tersebut menjaga rahasia Kenan dan Eileen.

Sedangkan Eileen, dia menerima perhatian Kenan. Dia ingin anak di dalam perutnya sebelum pergi bersamanya mendapatkan perhatian dari Kenan. Seperti saat ini, susu bahkan kemana pun dia pergi. Kenan dan Ketty akan selalu mengikutinya. Jika tidak ada Kenan sudah pasti ada Ketty.

"Ei aku membuatkan jus untuk mu," ucap Ketty. "Katanya jus mangga sangat baik untuk ibu hamil." Imbuhnya.

Eileen menerima dengan baik. Dia meneguk jus itu dan menaruhnya lagi di atas meja.

"Ei kau harus menghabiskannya agar bayinya sehat." Dia ingin Eileen dan anaknya tumbuh sehat. "Oh iya, Kenan tadi mengatakan pada ku. Dia akan pulang terlambat."

Selama masa kehamilan Eileen, dia banyak mengalah waktu bersama dengan Kenan. Ia berpikir, Kenan harus ada untuk anaknya.

"Ketty, jika anak ini lahir. Kau harus merawatnya dengan baik." Dia hanya ingin memastikan bahwa anaknya tidak akan kekurangan kasih sayang seorang ibu.

Ketty menggenggam tangan Eileen. "Iya Ei, aku akan merawatnya dengan baik dan memberikan seluruh kasih sayangnya padanya."

Eileen mengangguk, ia mempercayainya.

"Kau akan pulang ke Indonesia dan menetap di sana?" tanya Ketty. Berarti Eileen akan pergi jauh dan mungkin tidak akan kembali.

"Iya." Jawab Eileen. Jika ia membina hubungan yang baik, ia yakin bisa mendengarkan informasi tentang anaknya dari Ketty. "Aku tidak akan mengganggu mu dan anak mu, tapi aku ingin sekedar ingin tau saja keadaannya."

"Aku akan mengatakan keadaannya pada mu Ei." Selama Eileen menjaga batasnya, dia tidak akan melarang jika hanya menanyakan keadaan anaknya. Bagaimana pun juga, Eileen sahabatnya.

"Ei, aku tidak bisa menyuruh mu untuk menetap dan aku tidak bisa menyuruh mu pergi. Aku tidak tau, hanya saja aku ingin kau memahami ku Ei."

"Iya Ketty." Dia tidak berharap banyak hubungannya dengan Kenan akan seperti keluarga yang harmonis.

"Oh iya, aku akan mengantar makan siang. Kau bisa di tinggal sendiri kan?" tanya Ketty. Dia harus menganyarkan makan siang untuk Kenan agar prianya tidak makan siang di luar.

Eileen mengangguk, dia tidak keberatan di tinggal sendirian.

....

Eileen mengusap perut buncitnya. Dia melangkah dengan pelan sambil mengambil air minum. Di karena perutnya membesar, ia tidak boleh tinggal di lantai dua dan harus tinggal di lantai satu. Apa lagi Kenan yang suka mengomel.

"Eileen."

Eileen menahan gelas yang ia hendak menaruhnya di atas meja. Dia memutar tubuhnya dan melihat Kenzo. "Kau?" Eileen memundurkan langkahnya. Ia takut kejadian masa lalu terulang lagi. "Kau mau apa?" tanya Eileen. Dia memegang perutnya.

Kenzo melihat ketakutan di mata Eileen. Kedatangannya hanya untuk memastikan keadaan Eileen yang baik-baik saja. "Perut mu sudah besar."

"Kau tidak bermacam-macam. Aku akan pergi dari kehidupan Ketty, jadi jangan khawatir." Eileen teringat dengan masa lalunya. Dia sudah berusaha keras, menyerahkan salah satu anaknya pada Ketty.

"Aku bukan membahasnya."

Eileen terkejut, lalu untuk apa pria itu mendatanginya. "Lalu kau mau apa?"

Kenzo tersenyum, ia menyesali perbuatannya. Selama beberapa bulan ini dia merasa Eileen berbeda dari wanita lain. "Hemm, aku hanya ingin menanyakan kabar mu."

"Aku baik-baik saja, pergilah." Dia masih takut pada Kenzo. Selema ini ia mulai hidup tenang karena Kenzo tidak muncul di hadapannya. "Apa kau mencari Ketty? Dia tidak ada di sini, dia mengantarkan bekal untuk Kenan."

Kenzo melangkah ke arah ruang tamu. Eileen masih terdiam, sayangnya saat ini ia tidak membawa ponselnya dan ponselnya berada di meja tepat di hadapan Kenzo.

"Aku tidak akan membunuh mu." Kenzo masih merasa Eileen waspada padanya. "Aku hanya khawatir pada mu."

"Benarkah? Kau tidak ingin membunuh ku karena aku membuat Ketty menderita atau karena aku kau tidak bisa bersama dengan Ketty?"

Kenzo tersenyum tipis, apa dia seburuk itu di hadapan Eileen. Dia memang pantas karena ia mendekati Eileen dengan tujuan tertentu. "Tidak Ei, aku hanya khawatir pada mu." Sejujurnya ia kecewa Eileen hamil anak Kenan. Seandainya bisa, ia akan membujuk Eileen. "Apa kau akan tetap bersama dengan Kenan?"

"Aku sudah mengatakannya tadi, kau lupa?" Eileen merasa kesal karen dia harus mengucapkan kedua kalinya.

"Hah, tidak juga. Aku hanya memastikannya." Kenzo tersenyum. "Ei, bagaimana kalau kau ikut dengan ku?"

Eileen menganga, mana mungkin ia mengantarkan nyawanya. "Tidak, aku tidak ingin terlibat dengan mu dan Ketty. Tolonglah kalian jangan mengganggu ku, aku ingin hidup dengan tenang."

Kenzo terdiam, dia tak memaksa saat ini namun ia akan mencari cara agar bisa mendapatkan hati Eileen. "Baiklah, jika ada sesuatu hubungi aku."

"Dia pergi bergitu saja?" Eileen bertanya-tanya, di lihat dari wajah Kenzo. Pria itu tidak memiliki aura membunuh dan benci, tapi kenapa di kehidupan sebelumnya ia merasakan aura kebencian dari Kenzo.

...

Di tempat lain.

Kenan melihat kedatangan istrinya, Ketty. Dia membawakan bekal untuknya. "Ketty kau meninggalkan Eileen?" tanya Kenan. "Kenapa kau kesini?"

Ketty terkekeh lucu melihat reaksi wajah Kenan. "Eileen baik-baik saja. Dia justru yang menyuruh ku kesini. Sudahlah jangan khawatir, Eileen pasti baik-baik saja. Sekarang makanlah makan siang mu." Ketty membuka kotak bekalnya.

Kenan menghampiri Ketty, dia merasa Ketty sama sekali tidak mengkhawatirkan Eileen, bisa saja Kenzo mendatangi Eileen. "Kau sama sekali tidak mengkhawatirkan Eileen, bisa saja Kenzo datang."

"Kenzo tidak akan datang dia ..."

"Ketty!" Bentak Kenan. "Apa kau pikir nyawa Eileen mainan?"

Kenan melenggang pergi dan meninggalkan Ketty dengan marah.

"Kenan tunggu!" teriak Ketty. Air matanya mengalir, dia baru kali ini di bentak oleh Kenan. Rasanya begitu sakit di hatinya. "Kenan!" Ketty menatap nanar. "Sepenting itukah Eileen di mata mu Kenan?" Ia cemburu, selama ini ia selalu menahannya hanya demi keluarganya. "Siapa yang kamu akan pilih jika salah satu di antara kita berada dalam bahaya Kenan?"

...

"Eileen!" teriak Kenan.

Eileen membuka pintu kamarnya. Dia sedang menonton televisi. "Kenan."

Pria itu langsung memeluk Eileen dengan erat. "Kau baik-baik saja? Kenzo tidak datang ke sini dan mengancam mu? Ketty benar-benar keterlaluan meninggalkan mu sendiri."

Eileen melihat wajah Kenan yang ketakutan untuknya. Dia tidak bisa mengatakan bahwa Kenzo memang datang. Bisa jadi, Kenan akan tambah marah. "Tidak, Lihatlah aku baik-baik saja."

"Syukurlah. Aku sangat takut Eileen."

"Masuklah." Eileen menutup pintu dengan rapat. "Ke, kau tidak perlu marah pada Ketty. Tidak ada yang terjadi sesuatu pada ku."

"Aku sangat taku Ei, aku takut kehilangan mu." Kenan memeluk perut Eileen. Rasanya ia mendengarkan detak jantung kedua anaknya.