NovelToon NovelToon
Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Lari Saat Hamil / Berbaikan
Popularitas:31.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nagita Putri

"Bisakah kita segera menikah? Aku hamil." ucap Shea Marlove dengan kegugupan ia berusaha mengatakan hal itu.
Tak ada suara selain hembusan nafas, sampai akhirnya pria itu berani berucap.
"Jangan lahirkan bayinya, lagipula kita masih muda. Aku cukup mencintaimu tanpa perlu hadirnya bayi dalam kehidupan kita. Besok aku temani ke rumah sakit, lalu buang saja bayinya." balas pria dengan nama Aslan Maverick itu.
Seketika itu juga tangan Shea terkepal, bahkan jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelum ia gugup mengatakan soal kehamilannya.
"Bajingan kau Aslan! Ini bayi kita, calon Anak kita!" tegas Shea.
"Ya, tapi aku hanya cukup kau dalam hidupku bukan bayi!" ucapnya. Shea melangkah mundur, ia menjauh dari Aslan.
Mungkin jika ia tak bertemu dengan Aslan maka ia akan baik-baik saja, sayangnya takdir hidupnya cukup jahat. ......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nagita Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13

_________

Tidak tahu sudah sebanyak apa Aslan menelpon nomor ponsel Shea namun tak ada satu panggilan pun darinya yang diangkat oleh Shea.

Aslan pun tampak frustasi, ia duduk menatap ponselnya dalam diam. Memikirkan soal panggilan, ada baiknya mulai ia merapikan dirinya yang tampak kacau. Lihat rambutnya yang sudah memanjang, bahkan ada beberapa rambut halus yang muncul di rahangnya.

“Sepertinya aku harus merapikan rambutku, mau bagaimanapun jika kelak aku bertemu kembali dengan Shea maka aku harus sama seperti yang dulu.” Ucap Aslan.

Bibirnya tersenyum tipis, jika bayangannya mengingat soal Shea maka Aslan menjadi rindu berkali lipat. Ia penasaran bagaimana lima tahun terakhir Shea menjalani hidupnya.

“Shea, aku merindukanmu. Kuharap kita bisa bertemu dan memperbaiki hubungan kita dengan baik.” Ucap Aslan menatap wajah Shea dalam sebuah bingkai foto.

Usai banyak berpikir, Aslan segera bangkit berdiri. Ia harus merapikan dirinya, ia mau bertemu Shea dengan wajah yang sama seperti dulu saat mereka masih bersama.

****

Di tempat lain.

Shea duduk di depan Putranya yang menatap wajah Shea.

“Apa Mommy tak lelah menungguku sampai pulang sekolah seperti ini? Padahal sudah aku katakan bahwa aku bisa sendiri, aku tak mau merepotkan Mommy.” Ucap Sean.

Shea mengukir senyum mendengar ucapan Putranya itu.

“Mommy tak punya teman, makanya Mommy disini bersamamu. Memangnya kau tak suka diperlakukan seperti itu? Lihat Anak yang lain, mereka bahagia ditunggu oleh Ibu mereka.” Ucap Shea.

Sean masih menatap wajah Shea.

“Aku yang cemas setiap melihat Mommy menungguku dengan antusias. Aku takut kalau Mommy bosan, aku selalu banyak berpikir bagaimana kalau ada orang yang mendekatimu sementara Mommy sudah memiliki Daddy.” Ucap Sean membuat Shea bingung.

“Maksudmu bagaimana Sean? Mendekati Mommy apanya?” Tanya Shea.

“Ya. Pria tua yang selalu menatapmu bahkan beberapa guruku yang memperhatikanmu, itu mengusikku Mom. Mommy terlalu cantik.” Ucap Sean membuat tawa Shea terbit.

Apa yang Sean katakan? Shea tak pernah merasa bahwa orang lain menatapnya, kalaupun memang ada maka itu hanya tak sengaja saja. Itulah pikir Shea.

“Mommy terlalu polos. Pria itu tanpa Istri, dia Ayah dari salah satu teman kelasku. Kedepannya jangan menungguku atau aku pindah sekolah saja.” Ucap Sean.

Shea menghela nafas pelan, tangannya terulur lalu membelai puncak kepala Sean dengan lembut.

“Jangan seperti itu, kedepannya Mommy akan lebih berhati-hati lagi.” Ucap Shea.

“Mommy keras kepala.” Ucap Sean.

Shea bangkit berdiri, ia meraih tubuh mungil Sean dalam gendongannya.

“Ayo kita pulang, sopirnya sudah datang.” Ucap Shea.

Sean hanya mengangguk pelan menerima saat tubuhnya digendong oleh Shea.

***

Keduanya tiba di kediaman mereka saat hari sudah siang, Shea kembali mengulurkan tangannya mau menggendong Sean lagi namun kali ini Sean menolak.

“Apa tak lelah menggendongku terus Mom? Aku sudah besar.” Ucap Sean.

Shea yang gemas akhirnya mengacak pelan rambut Sean membuat Anak laki-laki itu hanya mendengus kesal.

“Mommy tak akan pernah lelah menggendongmu, kecuali kalau kau punya tubuh melebihi Mommy.” Ucap Shea.

Tangan Shea terulur membuat Sean menyambutnya.

“Kelak aku akan punya tubuh yang besar melebihi Mommy karena aku adalah Anak laki-laki.” Ucap Sean.

Shea tersenyum.

“Mommy tahu itu.” Balas Shea.

Keduanya tampak masuk ke dalam kediaman mereka.

Saat berada di dalam sana, tampaknya Jane duduk di ruang santai dengan raut wajah lelah sekali.

“Jane.” Ucap Shea membuat Jane langsung menatap Shea.

Tubuhnya bangkit berdiri lalu memeluk Shea dengan erat.

“Kepalaku sakit sekali, aku banyak pekerjaan dan jujur aku lelah.” Ucap Jane mengadu.

Shea mengusap punggung Jane, beberapa detik setelahnya Jane lepaskan pelukan itu.

Tatapan Jane berubah pada Sean yang masih bertaut tangan dengan Shea.

“Keponakan mungilku ini, dia selalu tampan dan aku tak bisa untuk mengabaikannya.” Ucap Jane yang langsung berhambur memeluk Sean.

Sean hanya bisa diam, bukan hanya Shea yang memperlakukan dirinya seperti bayi mungil, Jane pun juga begitu terhadap Sean.

“Aunty, aku bau keringat. Aku akan mandi dan Aunty silahkan bicara dengan Mommy.” Bisik Sean.

Jane melepaskan pelukan itu, ia berikan kecupan di puncak kepala Sean.

“Anak yang pintar, Aunty pinjam dulu Mommy nya.” Ucap Jane.

“Hmm.” Balas Sean menganggukkan kepalanya lalu langsung berlalu pergi.

Tampaklah Shea melangkah mendekati Jane.

“Ada masalah ya?” Tanya Shea.

Jane langsung mengangguk, bola matanya memancarkan wajah permohonan.

“Pekerjaanku benar-benar melelahkan Shea, aku tak bohong. Menjadi seorang pemimpin di sebuah perusahaan membuatku merasa akan gila sebentar lagi.” Ucap Jane.

Shea menarik lembut tangan Jane agar mereka duduk kembali di sofa itu.

“Masalah apa Jane, coba ceritakan padaku mungkin saja aku akan membantumu.” Ucap Shea.

Jane menatap wajah Shea saat mereka berdua sudah duduk bersama.

“Aku tak kuat mengurus banyak meeting bahkan setiap hari aku harus dihadapkan dengan banyak pertemuan Jane. Aku pikir aku bisa tapi semakin kesini rasanya aku akan gila, aku benar-benar menyesal terlahir seorang diri saja.” Ucap Jane.

Shea menarik lembut tangan Jane, ia menggenggamnya.

“Kau tahu sendirikan Shea kalau selama ini aku hanya menjadi seorang karyawan biasa, tapi tiba-tiba saja Daddy memintaku memimpin perusahaan besar. Ini cukup gila bagiku, ada banyak berkas yang bahkan tak bisa aku pahami. Sungguh, ini membosankan sekali untukku.” Ucap Jane menoleh pada laptop miliknya yang terbuka.

“Berkas semacam apa yang sedang kau periksa?” Tanya Shea.

“Coba kau lihat isi laptop ku Shea, aku sungguh tak bisa memahaminya.” Ucap Jane.

Segera Jane mengangkat laptop itu lalu memberikannya di pangkuan Shea.

Mata Shea memperhatikan berkas yang dimaksud oleh Jane.

“Apa kau mau aku mempelajarinya? Kalau kau memang mau maka aku akan mencoba mempelajari itu.” Ucap Shea.

Inilah yang Jane suka dari Shea, perempuan itu terlalu peka bahkan hanya Shea saja yang selalu bisa memahami tentangnya ditambah Shea adalah wanita serba bisa.

Jane tahu kalau Shea punya kemampuan dalam banyak hal termasuk mengurus sebuah pekerjaan, Jane sering memperhatikan Shea sejak dulu saat mereka sama-sama menjadi karyawan.

“Shea, terima kasih.” Ucap Jane langsung menggenggam satu tangan Shea.

“Hmm.” Balas Shea.

****

Sore itu.

Shea berkutat dengan laptop milik Jane yang berada dalam pangkuannya. Tadi Shea sudah mengecek keadaan putranya, rupanya Jane malah berakhir tidur di ranjang milik Sean membuat Sean memilih tidur di kamar milik Shea dan Matthew.

Belum sempat Shea mengecek ponselnya, lagipula ponsel Shea biasanya digunakan untuk bertelepon dengan Jane kalau tidak ya Matthew.

Jemari lentik Shea tak berhenti mengetik di laptop itu, kalau ia pikir hampir beberapa jam ia sudah berada di tempat yang sama karena berniat membantu Jane sampai beberapa menit setelahnya Shea merasa memahami semuanya bahkan ia selesaikan sisa yang kurang dalam berkas itu. Shea juga memberikan tanda perbaikan disana agar Jane nantinya memahami.

Baru saja Shea merebahkan kepalanya di sandaran sofa, terlihat Matthew masuk dengan wajah yang mengukir senyum untuk Shea.

“Love.” Ucapnya mendekati Shea.

Shea membalas senyum milik Matthew, wajah pria itu benar-benar sangat tampan.

Sebenarnya bukan hal sulit bagi Shea kalau mau mencintai Matthew, tapi setiap kali Shea ingin membuka hati untuk Matthew maka ingatan tentang Aslan kembali dalam otak Shea.

Matthew duduk di samping Shea, tangannya menarik tubuh Shea lalu ia peluk dengan erat.

“Apa yang terjadi dengan Istriku ini? Kenapa wajahmu lelah Love?” Tanya Matthew.

Matthew punya sikap yang lembut dan baik, sosok Matthew yang saat ini benar-benar mirip dengan perlakuan Aslan di masa lalu dengannya.

Shea membalas pelukan milik Matthew.

“Aku hanya melihat pekerjaan Jane saja, Matt. Tampaknya dia kelelahan.” Ucap Shea.

Matthew melepaskan pelukan itu, wajah Shea ia usap dengan lembut.

“Pekerjaan Jane? Jadi Jane sudah datang ya?” Tanya Matthew.

“Hmm.” Balas Shea.

Cup!

Matthew tak bisa mengabaikan wajah cantik Shea, ia tanpa ragu memberikan kecupan lembut di kening Shea membuat Shea sama sekali tak keberatan.

“Kalau Jane membuatmu lelah, aku akan sangat marah padanya.” Ucap Matthew.

“Hei, apanya yang lelah hm? Aku hanya belajar saja, tak masalah Matt.” Ucap Shea.

Matthew membingkai wajah cantik Shea.

"Baiklah, aku hanya tak ingin kau kelelahan." Ucap Matthew.

Shea mengangguk.

“Matt, apa kau sudah makan?” Tanya Shea.

“Belum, apa mau makan bersama? Ayo kita ajak Sean.” Ucap Matthew.

“Sean sedang tidur, apa kau ingin aku memasakan sesuatu untukmu?” Tanya Shea.

Matthew menggeleng.

“Kau pasti sudah lelah, ayo kita makan diluar berdua Love.” Ajak Matthew.

Shea ikut mengusap rahang Mark.

“Ya sudah, aku ganti baju sebentar.” Ucap Shea.

“Hmm.” Balas Matthew.

Shea bahkan meninggalkan kecupan lembut di pipi Matthew membuat senyum Matthew betah di bibir pria itu.

Bagaimana bisa ia tak jatuh cinta pada Shea? Selain cantik, Shea itu punya hati yang baik.

****

Malam itu.

“Aku sudah pesan makanan yang akan kita bawa pulang buat Sean dan Jane, lalu apa ada yang ingin kau beli lagi Love?” Tanya Matthew.

“Sudah tak ada Matt, apa kau masih ada?” Tanya Shea.

“Bagaimana kalau kita beli buah? Aku mendadak menginginkan buah Love.” Ucap Matthew.

Shea mengangguk.

“Iya boleh, kita nanti mampir ke supermarket saja.” Ucap Shea.

Matthew ikut menganggukkan kepalanya.

Selesai makan di sebuah restoran, dua orang itu kembali masuk ke mobil.

“Love, apa ponselmu ada yang menelpon? Sepertinya kau meninggalkannya di mobil sejak tadi. Lihatlah, layarnya tampak menyala.” Ucap Matthew.

Benar, tadi Shea mengeluarkan ponselnya namun tak berniat membukanya membuat Shea melihat notifikasi panggilan tak terjawab.

“Ada apa Love?” Tanya Matthew.

“Entahlah, ada nomor asing yang menelponku. Aneh sekali.” Ucap Shea.

Keduanya sudah berada di dalam mobil.

Matthew mengulurkan tangannya membuat Shea menyerahkan ponsel miliknya pada Matthew.

“Biar aku saja yang menjawabnya.” ucap Matthew.

Matthew langsung mengangkat panggilan itu.

“Ya, siapa ini?” Tanya Matthew lebih dulu.

Tak ada suara dari sana.

Matthew kesal, panggilan itu terlalu banyak di ponsel Shea.

“Halo? Jangan menelpon Istriku berulang kali!” Peringat Matthew seraya mematikan panggilan itu.

Matthew kembali menyerahkan ponsel itu pada Shea.

“Tak ada jawaban apapun, pasti nomor penipu. Blokir saja Love.” Ucap Matthew.

Shea menganggukkan kepalanya.

“Iya, aku akan berhati-hati atau nanti aku ganti saja nomorku yang pernah aku daftarkan di panti ini.” Ucap Shea.

“Hmm, itu lebih baik.” Ucap Matthew.

Mobil itu pun terlihat jalan usai percakapan singkat Shea dan Matthew.

**

Sedangkan di sisi lain Aslan mengeraskan rahangnya.

“Suami? Tidak! Shea tak mungkin sudah memiliki suami! Aku dan Shea tidak pernah memutuskan hubungan kami.” Ucap Aslan dengan tangan terkepal.

Emosi diwajah Aslan tampak terlihat jelas disana.

Bersambung…

1
Bandar Jayalampung
aku jd bingung . klo Mathew anaknya athur artinya shie sodara kandung sama matew ya 🙏
Bandar Jayalampung
smga shea slmt
Bandar Jayalampung
hRusnya kalian sadar she hanya untuk aslan
Lee Mba Young
lanjutt
Epijaya
pasti mommy Aslan yg memintak penjahat td utk mencelakankan Shea dgn memfitnah Aslan.
muna aprilia
lanjut
LISA
Aq mampir Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!