NovelToon NovelToon
Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / Duda / Romansa-Tata susila
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Kopii Hitam

Aina Cecilia
Seorang gadis yatim piatu yang terpaksa menjual keperawanannya untuk membiayai pengobatan sang nenek yang tengah terbaring di rumah sakit. Tidak ada pilihan lain, hanya itu satu-satunya jalan yang bisa dia tempuh saat ini. Gajinya sebagai penyanyi kafe tidak akan cukup meskipun mengumpulkannya selama bertahun-tahun.

Arhan Airlangga
Duda keren yang ditinggal istrinya karena sebuah penghianatan. Hal itu membuatnya kecanduan bermain perempuan untuk membalaskan sakit hatinya.

Apakah yang terjadi setelahnya.
Jangan lupa mampir ya.

Mohon dukungannya untuk novel receh ini.
Harap maklum jika ada yang salah karena ini novel pertama bagi author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GBTD BAB 15.

Semalaman Arhan tidak tidur menjaga baby nya. Arhan sangat menikmati status barunya sebagai seorang ayah. Saat sang baby menangis, dia dengan sigap menenangkannya.

Meskipun matanya sangat lelah, dia berusaha menahannya. Dia tidak mau membangunkan Aina yang tengah tidur dengan lelap.

Setelah membuatkan susu untuk jagoannya, Arhan duduk di sofa. Dia tersenyum menatap sang buah hati yang tengah menghisap dot susunya dengan lahap.

"Sayangnya Papa pintar sekali. Nanti kalau susunya sudah habis, kamu tidur lagi ya!"

"Jagoan Papa tidak boleh menangis, kasihan Mama. Mama harus istirahat!" ucap Arhan, dia memangku baby nya, sebelah tangannya memegang dot susu.

Tanpa Arhan sadari, ternyata Aina sudah bersandar pada tampuk ranjang. Aina tersenyum, dia tidak menyangka Arhan bisa segitunya menyayangi buah hati mereka.

"Kenapa tidak membangunkan aku?" gumam Aina, matanya melirik ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul 4 subuh.

Arhan terkejut mendengar suara Aina yang sangat jelas di telinganya. Dia menoleh dan tersenyum memandangi ibu dari putranya itu.

"Kenapa cepat sekali bangunnya? Tidur saja dulu! Aku bisa menjaga putra kita." ucap Arhan.

"Sini, berikan padaku! Aku tau kamu lelah." ucap Aina.

"Tidak apa-apa, aku tidak lelah." jawab Arhan dengan mata sayu nya.

"Jangan bohong, aku bisa melihatnya. Ayo kemari lah!" paksa Aina.

Arhan tak bisa mengelak lagi, dia sebenarnya memang sudah lelah. Dia bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Aina.

Kini baby mungil itu sudah ada di tangan Aina. Aina kemudian melanjutkan tugas Arhan memberi susu pada putranya.

"Tidurlah dulu! Kamu bisa sakit jika begadang seperti ini." ucap Aina.

"Baiklah, tapi aku ingin tidur di sini saja. Boleh kan?" pinta Arhan sembari naik dan duduk di samping Aina.

"Jangan, tidurmu tidak akan nyenyak jika di sini. Sebaiknya di ranjang sebelah saja!" ucap Aina.

"Tidak apa-apa,"

Arhan menguap lebar, matanya benar-benar mengantuk. Dia merebahkan tubuhnya di samping Aina dan mulai memejamkan matanya.

Dia tidak peduli dengan ucapan Aina, Arhan ingin berada di sisi Aina apapun yang terjadi.

……………

Pukul 8 pagi, Arhan terbangun dari tidurnya. Dia tersenyum melihat sang baby dan Aina yang masih terlelap di sampingnya.

Arhan mencium pipi merah putranya, kemudian menggerakkan tubuhnya dan bersandar pada tampuk ranjang.

Dia benar-benar bahagia melihat keduanya. Rasanya seperti memiliki keluarga yang utuh bersama orang-orang tersayangnya.

Arhan mengusap pucuk kepala Aina lembut, hal itu membuat Aina tersentak dan membuka matanya perlahan. Tatapan keduanya bertemu untuk sesaat.

"Pagi," sapa Arhan sembari tersenyum sumringah.

"Pagi juga, kenapa sudah bangun?" tanya Aina.

Arhan tak menyahut, dia bergeser dari duduknya dan melabuhkan sebuah kecupan di bibir Aina. Hal itu membuat Aina terkejut dengan mata membulat lebar.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Aina gugup.

"Tidak ada, aku hanya ingin mencium ibu dari putraku. Apa aku salah?"

"Tentu saja salah. Jangan mencuri kesempatan dariku, aku tidak suka dengan caramu. Ingat, diantara kita tidak ada hubungan apa-apa!" ketus Aina.

"Seeeeer...,"

Bak disambar petir di siang bolong, darah Arhan menggelegak mendengar itu. Dia sedih dan kecewa atas ucapan Aina yang melukai sekerat raganya.

Arhan bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam kamar mandi. Dia tidak sanggup menahan kesedihan di hatinya.

"Aina, kenapa sulit sekali meluluhkan hatimu? Aku tau aku salah, aku ingin memperbaiki semuanya."

Arhan berdiri di depan cermin, hatinya hancur mengingat perkataan Aina.

Setelah mencuci wajahnya, Arhan keluar dan duduk di sofa. Tatapannya sangat tajam dengan mata merah padam. Aina bahkan tak menatapnya sama sekali.

Tidak lama, dokter datang bersama seorang suster. Dokter itu memeriksa keadaan Aina, sementara suster memandikan baby tampan mereka. Arhan memilih meninggalkan ruangan dan duduk di kursi tunggu.

"Bagaimana keadaan Aina Dok?" tanya Arhan saat dokter keluar dari ruangan.

"Sangat baik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Siang ini Ibu Aina dan baby nya sudah bisa dibawa pulang." jawab Dokter itu.

"Syukurlah kalau begitu, terima kasih banyak Dok." ucap Arhan.

Arhan menghela nafas lega, kemudian duduk menatap punggung dokter yang semakin jauh dari pandangannya.

Tidak berselang lama, ponsel Arhan berdering di dalam saku celananya.

"Ya, ada apa?" jawab Arhan saat sambungan teleponnya terhubung.

"Semua sudah siap sesuai permintaan Tuan, apa ada yang diperlukan lagi?" ucap Hendru dari balik sana.

"Tidak, nanti siang standby saja di rumah sakit. Aina sudah boleh pulang." perintah Arhan.

"Ok, baiklah." jawab Hendru.

Setelah mematikan sambungan telepon itu, Arhan kembali masuk ke dalam ruangan dan duduk di sisi ranjang.

Melihat sang buah hati yang tengah terlelap di pangkuan Aina, hati Arhan terenyuh dengan mata berkaca-kaca.

Arhan bergeser dari duduknya dan melingkarkan sebelah tangannya di pinggang Aina. Dia menempelkan wajahnya di pundak Aina dan menyentuh wajah sang baby penuh cinta.

"Maafkan Papa sayang, Papa sudah melakukan kesalahan pada Mama. Papa menyayangi kalian berdua, Papa ingin kalian tetap di sisi Papa." ucap Arhan lirih.

Aina menekuk wajahnya, ucapan Arhan membuatnya terenyuh. Dia tidak sanggup menahan dirinya, cairan bening itu tumpah membasahi pipinya.

"Tuan, maafkan aku. Aku...,"

"Sssttt, kenapa memanggilku seperti itu? Aku bukan Tuan mu, aku Ayah dari putramu." ucap Arhan.

"Tapi Tuan...,"

"Cukup Aina, jangan membuatku semakin merasa bersalah! Panggil namaku saja!" pinta Arhan, kemudian mempererat pelukannya.

"Aku tidak terbiasa, lagian kamu lebih tua dariku. Mana mungkin aku memanggil namamu, itu tidak sopan." jawab Aina.

"Kalau begitu panggil sayang saja!" pinta Arhan sembari tersenyum dan mengecup tengkuk Aina lembut.

Aina melotot kan matanya, dia geram mendengar itu. Apalagi sentuhan bibir Arhan membuatnya gelisah dan gugup.

"Jangan seperti ini, ini tidak pantas!" gumam Aina, suaranya terdengar berat.

"Kenapa tidak pantas? Apa ada orang lain yang lebih pantas dariku?" tanya Arhan, dia menenggelamkan wajahnya di tengkuk Aina. Membuat jantung Aina berdegup kencang tak tentu arah.

"Tidak, bukan seperti itu. Ingat posisi kita, aku dan kamu...,"

"Cukup Aina, jangan membahas itu lagi!"

"Aku dan kamu memang tidak ada hubungan apa-apa. Tapi diantara kita sudah ada jagoan tampan ini. Apa kamu tega membiarkan dia kehilangan kasih sayang salah satu dari kita?"

Arhan melepaskan pelukannya, kemudian mengambil putranya dari tangan Aina dan mendekapnya erat. Mata Arhan berkaca-kaca memandangi baby mungil yang tengah tertidur itu.

"Lihat wajah putra kita! Apa kamu sanggup membiarkan dia besar tanpa kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya?"

"Kita memang bersalah, tapi dia tidak berdosa. Dia tidak seharusnya menanggung semua ini!"

"Buka hatimu Aina, aku janji tidak akan membuatmu menderita lagi. Beri aku kesempatan untuk menebus semua dosaku yang lalu!"

Arhan menitikkan air matanya, dia benar-benar menyesal atas perbuatannya di masa lalu.

Dia tidak ingin putranya menderita karena kesalahan mereka. Baby itu pantas bahagia dan mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

1
Sastri Dalila
👍👍👍
Nova Angel
keren
Dwi Estuning
Thor...tikus kecil...sgt tdk mendidik...bisa diganti...yg lain
Taufik Hidayat
kok didramatisir kayak sinetron..pertama gak ketemu2 si arhan dg aina..kedua masak gak ada feeling dr arhan kl itu anaknya
Chen Aya
baru mampir udah bikin mewek thor
Katherina Ajawaila
norak aina, lagunya malah kaya yg di pela2
Katherina Ajawaila
Aina sok kepede an, coba kalau bener kejadian. nyam2 loh di tinggal gitu aja. 😖
puji puput
seru.....ditunggu kelanjutan kisahnya.../Smile/
Nova Angel
keras kepala sih
Nova Angel
org jgn ambil kesimpulan gitu dl itu kan cuma masa lalu laki lo
Ananda Muthaharoh
lbih baik yg jadi istri si arhan sinayla aja, sikapnya dewasa, walau dia juga anak yg tertindas sm keluarganya, tp sikap nayla mencerminkan kedewasaan, ga kaya si aina, egois bin nyebelin.
Ananda Muthaharoh
si aina ini mesti dikasih jaran goyang kali ya biar dia lulut sm si arhan, kasian babang arhan pnya istri egois.
Nova Angel
mampus lo🤣🤣
Nova Angel
gila yg nyiksa ny bunuh kesel bgt
Nova Angel
jgn sampe celaka thor
Puji Utami
lama2 ga suka tokoh Aina
Yuliana Rahmawati
Luar biasa
Ananda Muthaharoh
udah arhan km tinggalin aja si aina itu, munafik jg egois, diksih hati sm jantug ga mau, mngkin lbih baik km ksih empedu aja kli arhan.
Nova Angel
ikut deg"🤣🤣🤣
Nova Angel
bodoh muda bgt percaya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!