(Tahap Revisi)
Hani tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran pekerjaan dari sahabatnya, yakni menjadi pelayan di sebuah Villa mewah. Namun nasib naas malah menimpanya di villa mewah itu.
"Katakan, siapa yang sudah menghamilimu?" seorang wanita paruh baya langsung melabraknya.
"Laki-laki yang burungnya mati suri" Hani mengatakannya dengan judesnya di depan semua orang.
Yuk simak kisahnya hanya di cerita Dihamili Tuan Impoten!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Hans mengusap dagunya sambil melirik kearah tempat tidur, dimana sosok pelayan baru tengah berbaring di atas ranjang miliknya yang berukuran king size.
Gadis pelayan itu sudah tak sadarkan diri karena ulah salah satu bodyguardnya yang tak sengaja memukul leher belakang pelayan baru itu karena terus melakukan pemberontakan. Lebih tepatnya bodyguardnya terpaksa melakukannya, guna menaklukkan gadis pelayan yang pemberani itu.
Hans menjadi bingung sendiri, dia belum bergerak sama sekali untuk melancarkan aksinya. Tiba-tiba Hans teringat dengan kejadian beberapa jam yang lalu.
Flashback on
"Minum, minum, minum!" Teriak sorak-sorak riuh teman dan rekan bisnisnya untuk menyuruhnya mencicipi minuman beralkohol.
Teman sekaligus rekan bisnis dan beberapa tamu undangan lainnya ikut heboh meneriakinya untuk meminum alkohol yang tersaji di depannya.
“Minum”
“Minum”
"Ayolah bro, sekali teguk saja" ucap Evan tersenyum lebar.
Hans yang duduk di kursinya tampak mengepalkan tangannya sambil melirik kearah Andrew. Dia sangat yakin ini pasti ulah si Andrew playboy yang merencanakan semua itu.
Tak ingin dianggap pecundang, dengan terpaksa Hans meminum minuman yang disodorkan oleh teman-temannya. Hanya sekali tegukan, Hans berhasil menghabiskan satu gelas wine berkadar alkohol tinggi.
"Yeaaaa"
Prokk...prokkk
Mereka tertawa sambil bertepuk tangan melihat aksi Hans.
“Aaahhh” Hans sempat memejamkan matanya merasakan pahitnya minuman yang mengalir di tenggorokannya. Dia sampai berulang kali mengerjapkan matanya lalu meletakkan gelas di tangannya dengan kasar.
“Ha ha ha, aku salut kepadamu bro” ucap Andrew menyeringai licik sambil menepuk pundak Hans, seolah-olah baru saja mendapatkan durian runtuh.
“Selanjutnya, pilihlah wanita cantik yang ingin kamu tiduri. Aku bahkan sudah memesan kamar hotel untukmu bro, agar kamu bisa bersenang-senang malam ini” ucap Andrew berbisik di telinganya.
“Tak perlu repot-repot, aku bisa melakukannya sendiri.” Hans hanya meladeninya dengan cueknya.
“Aku tidak yakin, coba perhatikan ketiga wanita cantik kearah sana, pilihlah salah satunya yang ingin kamu tiduri, bro” ucap Andrew kekeh sambil menunjuk kearah ketiga wanita cantik yang super seksi dengan pakaian minim berdiri menghadap kearah mereka.
Hans hanya melihat sekilas ketiga wanita cantik itu. Dia sama sekali tidak tertarik sedikitpun terhadap ketiga wanita cantik yang super seksi, montok depan belakang, body ala-ala gitar spanyol. Bahkan salah satu wanita cantik itu mendekat kearah Hans guna menggodanya.
"Hai tampan" sapa wanita cantik itu sambil membusungkan tetek besarnya di lengan Hans, namun Hans merasa risih dengan tingkah wanita itu. Dia langsung menyuruhnya pergi dari hadapannya.
"Bro, kenapa kamu mengacuhkannya, padahal sebentar lagi kamu membutuhkan belaian seorang wanita. Aku jamin itu, kamu bisa gila tanpa menyentuh seorang wanita" ucap Andrew serius dan sangat menyayangkan sikap teman baiknya.
"Apa maksudmu?" tanya Hans dengan kening berkerut.
"Rahasia bro, yang jelas siap-siap terbang ke langit ketujuh, ha ha ha ha" jawab Andrew disertai gelak tawa. Evan yang juga duduk di sampingnya ikut tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Andrew. Mereka benar-benar sedang merencanakan sesuatu untuk Hans.
"Oh kalian main rahasia rupanya. Baiklah, aku akan batalkan kontrak kerja sama....."
"Jangan bro, bisa-bisa rugi bandar aku" sahut Evan cepat, dia sungguh tak ingin sampai rugi besar hanya karena adu taruhan dengan Andrew.
"Sekarang katakan, apa yang sedang kamu rencanakan bersama Andrew?" tanya Hans dengan sorot mata tajam.
"Intinya kami ingin membuatmu bersenang-senang bersama dengan wanita" jawab Evan tersenyum jenaka.
"Katakan dengan jelas!"
Hans mulai melipat lengannya di depan dada sambil menatap Evan dan Andrew secara bergantian. Kemudian menunjuk gelas kristal yang sudah kosong.
"Sorry bro, kami menukar minumanmu dengan minuman pengantin pria" ucap Andrew tersenyum tipis.
"Kami ingin membuatmu kuat di atas ranjang dengan obat itu" ucap Evan dengan smirk nya.
Hans mulai mengerti arah pembicaraan mereka. Walaupun dirinya impoten, tapi dirinya tidak polos-polos amat.
"Sialan! jadi kalian mencampur obat perangsang di minumanku!" ucap Hans dengan entengnya sambil menunjuk kearah temannya.
"Hehehe...Iya bro, selamat bersenang-senang" ucap mereka dengan kompaknya.
Flashback off
Hans mengusap wajahnya dengan kasar, dia sudah tidak bisa berpikir dengan jernih. Obat laknat itu mulai menjalar di seluruh tubuhnya hingga merasuki akal dan pikirannya.
Tak ingin menunda-nunda waktu, Hans mulai membuka jasnya lalu melemparnya ke sofa, kemudian kembali membuka kancing kemejanya satu persatu dengan tatapan haus mengarah pada mangsanya.
Pakaiannya sudah tergeletak di lantai, hanya boxer yang tersisa dan masih melekat di tubuh atletisnya. Perlahan Hans merangkak naik ke atas ranjang.
Pandangannya tertuju pada benda yang menonjol di balik seragam Hani. Hans mengulurkan tangannya lalu menyentuh benda besar dan kenyal yang sudah membuatnya penasaran setengah mati, sampai-sampai membuat burungnya ikut terbangun.
Hans menatap lekat wajah cantik Hani. Dia memperhatikan dengan jelas sosok gadis yang akan di tiduri nya. Perlahan Hans mendekatkan wajahnya, dia mampu mencium aroma harum dari tubuh Hani. Seketika hasratnya tidak bisa dikondisikan, Hans lalu mencium bibir Hani, melum@tnya tanpa ampun.
Tubuh keduanya sudah polos, karena Hans begitu pandai melucuti pakaian Hani alias gadis yang berada di bawah kungkungan nya. Bahkan Hans begitu buasnya mencicipi tubuh suci Hani Handoko, si gadis perawan ting ting.
Tanpa permisi, kejantanannya langsung merenggut paksa mahkota Hani dan mengobrak-abrik nya tanpa henti. Bagaimana tidak, itu pengalaman pertama bagi seorang Hans Prasetyo Dirgantara yang terkenal sebagai pria impoten.
Hanya sekali tancap, burungnya sangat aktif dan langsung ketagihan menikmati surga duniawi, apalagi Hans dalam pengaruh obat hingga burungnya ikut menjadi-jadi. Mungkinkah itu juga salah satu efek terlalu lama mati suri.
Berkali-kali Hans menanamkan benihnya di dalam rahim Hani, walaupun Hani masih belum sadar, yang jelasnya dia mampu menuntaskan hasratnya.
Hans mengakhiri aktivitas tanam benihnya, dia pun ambruk di samping Hani. Namun, sayangnya burungnya masih mode on. Hans kembali melirik kearah gadis yang sudah dia renggut mahkotanya, lebih tepatnya dia memperkosa pelayannya.
"Argghhh, aku tidak mungkin terus melakukannya" gumam Hans sambil mengusap rambutnya yang basah akibat aktivitas tanam benihnya. Namun dia pun tidak mampu mengendalikan hasratnya jika tidak menuntaskannya sekarang juga. Jujur dia merasa ketagihan bercinta dengan pelayannya.
"Aku janji akan memberimu kompensasi setelah ini" ucap Hans bersungguh-sungguh, lalu memilih bangun tidur.
Hans turun dari ranjang, tenggorokannya terasa kering, dia butuh minuman dingin sebelum melanjutkan kembali aktivitas tanam benihnya. Dia mengambil satu botol air mineral dingin dari dalam kulkas yang tersedia di kamarnya, lalu meneguknya hingga tandas.
Kemudian Hans kembali naik ke atas ranjang. Dia tersenyum tipis melihat rambut pelayannya acak-acakan karena ulahnya.
"Aku seperti penjahat yang hanya menyentuh gadis yang tidak berdaya" ucap Hans tersenyum lalu merapikan anak rambut Hani.
Hans mulai terpesona memandangi wajah cantik Hani, pandangannya mengarah pada bibir ranum Hani yang sedikit tebal, namun dia sangat puas menciumnya.
Pukkk...Pukkk
Hans menepuk pelan pipi Hani untuk memastikannya apakah gadis itu sudah sadar atau belum.
"Yes, aman" ucap Hans berbangga diri, dia lalu memposisikan tubuhnya di atas tubuh Hani.
Hans mencium bibir Hani, namun kali ini caranya lebih brutal, karena sampai menggigit bibir bawah Hani untuk menjelajahi setiap inci mulut Hani. Namun ulahnya itu mampu membangunkan sosok gadis yang sudah tidak perawan.
Perlahan Hani mengerjapkan matanya, namun hal yang pertama dirasakannya adalah tubuh besar yang sedang menindih tubuhnya, dia juga sedang dicium dan satu lagi....
"Akhhh" Sontak Hani berteriak saat tubuhnya terguncang.
Bersambung....
Jangan lupa jempolnya 🤗