NovelToon NovelToon
Kebebasan Berahasia

Kebebasan Berahasia

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Suami ideal / Office Romance
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Jojo ans

Kanesa Alfira, yang baru saja mengambil keputusan berani untuk mengundurkan diri dari Tano Group setelah enam tahun dedikasi dan kerja keras, merencanakan liburan sebagai penutup perjalanan kariernya. Dia memilih pulau Komodo sebagai destinasi selama dua minggu untuk mereguk kebebasan dan ketenangan. Namun, nasib seolah bermain-main dengannya ketika liburan tersebut justru mempertemukannya dengan mantan suami dan mantan bosnya, Refaldi Tano. Kejadian tak terduga mulai mewarnai masa liburannya, termasuk kabar mengejutkan tentang kehamilan yang mulai berkembang di rahimnya. Situasi semakin rumit dan kacau ketika Kanesa menyadari kenyataan pahit bahwa dia ternyata belum pernah bercerai secara resmi dengan Refaldi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jojo ans, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 4

"Mbak, nggak apa-apa kita sewa sampai dengan restorannya?" tanya Lilis dengan wajah sedikit panik.

"Nggak apa-apa," balasku kalem.

Mereka tidak tahu saja bahwa aku baru saja mendapatkan uang pesangon dan hadiah fantastis dari perusahaan dan mertuaku. Eh mantan mertua maksudku.

"Nggak usah nggak enak gitu Lis, pesangon manager mah seharga mobil," seru Dedi.

"Beneran Mbak?" tanya Miranda dengan antusias.

"Ya, tambah dikit udah bisa beli cash." Jawabanku membuat hampir semua

orang yang ada di sana menjerit. "Makanya kerja yang rajin Mir," sahut Mas Gibran disertai kekehan.

"IQ di bawah 100 nggak mungkinlah sampai diangkat jadi mananger," ejek Deon.

"Ish!" kesal Miranda.

Aku malah terkekeh melihat tingkah mereka.

"Yuk pesan. Habisin uang pesangon mbak Nesa," teriak Sania yang akhirnya memutuskan perang diantara Deon dan Miranda.

"Mbak, setelah ini mau langsung pulang ke Bandung?" tanya Deon

setelah melahap sushinya. "Nggak tahu juga, tapi pengennya gitu.

Cuman kayaknya mau pergi liburan." Aku hanya memesan salad buah, hari ini lagi tidak berselera.

"Widihh, liburan pakai uang pesangon," seru Mas Dedi dan yang lain pada ikutan berseru.

"Liburan sekalian nyari penggantinya pak Adi deh kayaknya," ucap Miranda sembari menyenggol pinganggku

dengan siku tangannya. "Kalau belum nikah, aku udah menjadi

pendaftar pertama Nes." Aku menepuk pundak Mas Gibran,

lelaki yang berusia 3 tahun lebih tua dariku itu malah cengengesan. "Ingat bini dan anak Mas," tutur Lilis mengingatkan.

Tapi tenang saja, Mas Gibran itu adalah tipe laki-laki yang setia pada

istri. Dia hanya sering menggombal tapi tidak berani bertingkah lebih dari itu. Rasanya pengen dapat tipe suami seperti Mas Gibran.

"Eh ngomong-ngomong tentang Pak Adi, kok bisa ya nggak ada hubungan apa-apa sama Tatiana? Si mak lampir

malah mau tunangan sama orang lain."

Lagi-lagi Deon membuka acara rumpi,

aku jadi ragu kalau dia itu laki-laki tulen atau laki-laki jadi-jadian. Kalian bisa lihat sendiri mulutnya yang

cerewet.

"Iya, udah jadi pelakor eh malah tiba-tiba tunangan. Kalau kata Mbak Nesa jangan sampai dia nikah sama suami orang.

Mereka terbahak sementara aku hanya mengulas senyum tipis. Tidak selera juga tertawa saat ini. "Mbak kok kayak nggak senang gitu?"

Sania, orang pertama yang menyadari. "Nggak apa-apa, Mbak cuman nggak

enak badan aja," kilahku. Entah kenapa hari ini aku tidak bersemangat, padahal harusnya ini

menjadi hari bebasku. "Mbak nggak rela pisah sama Pak Adi?"

Aku melotot mendengar ucapan Miranda, enak saja dia menuduhku belum move on.

"Enak aja, Mbak malah senang terbebas dari kantor dan mantan suami. Mbak mau refreshing serta cari jodoh," belaku.

Siapa juga yang sedih karena berpisah dengan Mas Adi? Aku malah berdoa

setelah ini tak bertemu lagi dengannya. "Udah, makan dulu. Udah ditraktir

sama Mbak Nesa malah dianggurin," sahut Lilis dan kami pun kembali

dengan aktivitas makan malam.

Mataku sudah benar-benar

mengantuk, untung saja aku tadi masih

bisa mengemudikan mobil dengan baik. Sambil menunggu lift terbuka aku mengecek ponselku untuk melihat sudah pukul berapa kira-kira saat ini.

23.20 WIB

Ya ampun kami terlalu keasikan

makan malam sambil ngerumpi banyak hal hingga banyak waktu yang terlewat. Namun rasanya nggak

habis-habis bahan pembicaraan mulai dari masalah gaji, pimpinan,

sampai kisah cinta lokasi para OB

dan OG. Kapan lagi aku merasakan

momen-momen seperti ini, kalau sudah pulang ke Bandung sudah pasti

lain lagi ceritanya. Aku pasti akan merindukan mereka.

Sampai di depan apartemenku aku mengernyit pelan. Ada sebuah paket

dengan boks berwarna coklat yang sudah dirangkai dengan pita bunga di

atasnya. Apa ini?

Aku melihat ke kiri dan kanan untuk

memastikan kalau paket ini memang untukku. Tapi tidak mungkin milik orang lain sedangkan barangnya berada tepat di depan pintu

apartemenku. Tapi ini bukan bom kan?

Tiba-tiba aku jadi parno karena ingat beberapa kasus bom bunuh diri atau bom paket yang diigunakan para

teroris. Tapi tidak mungkin karena benda ini sudah pasti melewati pintu metal detector di lantai bawah.

Dengan bingung aku memutuskan itu membawa paket itu masuk ke dalam apartemenku.

Setelah membersihkan diri, rasanya aku ingin sekali rebahan karena sudah sangat mengantuk namun rasa

penasaran akan isi paket itu juga

sedang melanda pikiranku.

Dengan sedikit malas aku menyeret

kakiku sampai ke sofa ruang tengah

tempat di mana tadi aku meninggalkan benda itu. Dengan penuh hati-hati dan penuh perasaan aku membuka

paket itu dan terpampang nyatalah

di sana ada sebuah gaun yang sangat

cantik dan menggiurkan untuk segera.

dipakai.

Saat mengambil gaun itu ada sebuah surat yang jatuh dari atasnya.

Ternyata itu merupakan sebuah undangan yang di dalamnya bertuliskan pertunangannya Gisha dan

Daru.

"Pergi tidak ya?"

Tapi kemungkinan untuk bertemu dengan Mas Adi sangat-sangat tinggi,

jelaslah pemilik acara itu adalah

adiknya sendiri. Namun kalau tidak

datang rasanya tidak enak, aku pernah menjadi bagian dari keluarga mereka.

Lagian aku baru saja mendapatkan hadiah fantastis dari mami dan papi,

sangat tidak tahu malu kalau aku tidak datang.

Notifikasi pesan whatsapp di ponselku terdengar. Aku mengambil benda

persegi itu dari atas meja.

Gisha Tano Mbak Nes, udah sampai paketnya

nggak? Gaunnya Pas nggak?

Jangan sampai nggak datang ya. Kalau nggak datang, aku marah Lho!

Aku menghela napas, sepertinya aku memang harus pergi.

1
Kakashi Hatake
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Jojo ans: baik, besok aku update ya😇❤️
total 1 replies
Yami CB
Ada apa thor, kok masih lama update? Aku berharap cerita ini tidak berhenti sampai di tengah jalan.
Jojo ans: besok update kok😇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!