Kau Lah Hidupku

    Hari ini bisa di bilang hari ter sial Dian setelah mengantar Abi ke sekolahnya ban mobilnya kempes karena takut telat dia meninggalkan mobilnya di jalan.

   Dian kemudian mencari taksi tapi tak ada satupun taksi yang lewat terpaksa dia naik ojek baru sebentar naik ojek bensinnya habis terpaksa Dian jalan kaki.

    Saat Dian berjalan ada genangan air yang dilewati mobil Al hasil baju yang dia pakai kotor semua.

    Sampai di kantor Dian memang sudah telat meeting sudah di mulai dia tidak dibiarkan ikut meeting melainkan menunggu di depan pintu.

   Kali ini dia merasa seperti anak sekolah yang telat masuk dia malah teringat saat masih SMA dian dan andra telat berangkat sekolah dan berakhir di hukum berdiri di depan kelas.

    Tanpa terasa Dian tersenyum sendiri mengingatnya dia sampai tak menyadari kalau meeting nya sudah selesai.

   Dian kemudian masuk ke ruangan CEO yang baru selama ini dia belum pernah melihat orang yang menggantikan pak Hermawan yang dia tahu desas-desusnya CEO baru orangnya disiplin dan masih muda.

    Didalam ruangan CEO nafas Dian terasa pengap dia takut karena dia telat dia harus di pecat.

    "Kenapa kamu bisa telat?"Tanya Andra belum menyadari kalau yang di depannya adalah Dian karena dia masih duduk berbalik menghadap jendela.

   "Maaf pak tadi ban mobilku bocor jadinya".

    "Nggak ada alasan".

    "Saya tidak alasan pak"Kata Dian.

   Kali ini Andra berbalik karena dia ingin memastikan apa benar suara yang dia dengar adalah suara Dian atau cuma mirip.

   Antara tak percaya dan kaget ternyata yang ada di depannya adalah Dian,Andra sampai mematung melihatnya.

   "Dian"kata Andra lirih yang tidak di dengar Dian karena Dian Masih menunduk.

   Ingin rasanya Andra lari dan lansung memeluknya tapi dia tahan mengingat dia dan Dian sudah ada tembok penghalang.

   Jadinya dia mau mengerjai Dian saja dengan pura-pura marah.

    "Maafkan saya pak saya tidak akan telat lagi"Mohon Dian masih menunduk.

   "Kesalahanmu fatal sudah telat ke kantor dengan baju kotor sebagai sekretaris itu kesalahan yang tidak bisa di toleransi".

    "Aku mohon pak maafkan saya ke depannya saya tidak akan melakukannya lagi".

   "Kalau begitu pergilah"Suruh Andra sambil kembali membelakangi Dian lagi.

   "Pak aku mohon jangan pecat saya".

   "Pergilah ganti baju setelah itu temui aku dan sekalian bawakan aku kopi".

  Dian terasa tak percaya dia sempat bengong setelah itu dia buru-buru keluar dari ruangan itu dan ke toilet untuk ganti baju untungnya dia punya baju ganti.

   Sedangkan Andra tersenyum tadinya dia ingin memeluk Dian ingin menyalurkan rasa rindunya selama ini tapi mengingat ini di kantor Andra mengurungkannya dia malah mengerjai Dian.

    Banyak tanda tanya di benaknya kenapa Dian bisa sampai di jakarta dan bekerja menjadi sekretaris itu berarti Dian selama ini kuliah.

   Lalu pernikahannya dengan Lukman bagaimana itu akan ditanyakan nanti saja.

    Dian sekarang sedang membuat kopi untuk ceo nya dia di susul salah satu staf yang melihat kejadian tadi.

   "Kamu nggak di pecat di?"Tanya staf itu.

   "Belum tahu saya disuruh ganti baju dan buatkan kopi setelah itu baru kembali keruangan CEO".

    "Semoga kamu nggak di pecat ya kemarin saat kamu nggak ada salah satu staf keuangan melakukan kesalahan lansung di pecat".

   "Apa nanti aku di pecat ya kalau di pecat aku cari kerjaan kemana"Kata Dian dalam hatinya.

   "Kok bengong malahan cepat kasih kopinya ke CEO nanti malah dia semakin marah".

    Dian akhirnya mengantar kopi ke ruangan Andra dengan perasaan yang was-was tangannya sampai gemetar.

   Sampai di dalam Dian menaruh kopi diatas meja lansung berdiri di depannya sambil menundukkan kepalanya.

   Sedangkan Andra meminum kopi buatan Dian ternyata rasa kopi buatan Dian masih sama seperti dulu.

   Dian menunggu lumayan lama untuk mendengarkan keputusan atasannya sampai dia yang mulai mengawali pembicaraannya karena atasannya tak kunjung bicara.

   "Saya mohon pak jangan pecat saya,saya masih membutuhkan pekerjaan ini"Mohon Dian dengan suara yang serak dia kelihatan mau menangis.

    "Saya janji pak kedepannya tidak akan ada kejadian ini lagi"Tambah Dian akhirnya pecah juga tangisnya.

    Andra yang tak tega lansung berjalan ke arah Dian dan mendongakkan kepalanya agar menghadap Andra.

   Tangis Dian berhenti dia langsung melotot dan tak percaya dengan apa yang di lihatnya.

    "Andra"Kata Dian tak percaya.

    "Iya di ini aku Andra"Kata Andra sambil mengelap air mata Dian yang ada di pipinya.

   "Jadi kamu CEO baru disini".

   "Iya dan tidak akan memecat mu".

   Dengan reflek Dian lansung memeluk Andra tapi tidak lama karena Dian ingat ini di kantor.

   "Kata papa sekretarisnya bernama Dita sejak kapan kamu merubah nama?".

   "Pak Hermawan memang suka memanggil nama itu".

   "Kita perlu bicara di,aku ingin tahu apa saja yang telah aku lewatkan".

   "Ini masih jam kantor dra sebaiknya kita layaknya atasan dan bawahan"Kata Dian.

   "Setelah pulang kantor kita makan bareng"Ajak Andra.

   Dian hanya mengangguk setelah itu dia kembali keruangannya Dian akhirnya lega karena tidak di pecat tapi dia punya masalah baru yaitu tentang Abi.

Bagaimana kalau nanti Andra bertemu dengan Abi apa yang akan Dian bilang ke Andra.