Menceritakan alur kehidupan Lovely Maudly yang memiliki masa lampau suram. Adanya adegan misterius yang bersifat supernatural dalam peristiwa Lovely The Tian. Masa lampau dari Lovely Maudly inilah yang menjadi rahasia dibalik dirinya menjadi pribadi yang pendiam dan rahasia kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syifa amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amnesia Lakunar
Setelah pertemuan antara Arsyilla dan Gracia telah usai. Suatu hari, Gracia mengikuti festival lomba mewarnai yang diselenggarakan dari sekolah nya. Seluruh siswa-siswi yang terpilih diwajibkan untuk mengikuti lomba tersebut.
Suasana di perlombaan itu terlihat sangat ramai.
Gracia berjumpa dengan banyak teman. Awalnya memang ramai. Tetapi saat lomba mewarnai berlangsung, Gracia tiba-tiba merasakan sakit kepala. Rasanya ingin muntah.
"A-aduh kenapa kepala ku sakit dan tempat yang ku lihat bergerak," kata Gracia yang mengeluh akibat sakit kepala.
Teman sebelahnya yang menatap Gracia dengan kasihan ia bertanya, "Gracia apakah kamu sedang merasakan sakit kepala?"
Gracia tidak mendengar pertanyaan temannya itu. Ia terus mengeluh akibat sakit kepala.
"Huekk!" suara Gracia yang hampir muntah. Gracia segera bergegas menuju kamar mandi umum yang telah disediakan.
Seluruh peserta lomba jadi salah fokus ke Gracia. Mereka melihat Gracia yang seperti kurang fokus dalam mengikuti lomba mewarnai itu.
"Anak-anak karena ada salah satu peserta lomba yang kemungkinan sakit. Maka kalian jangan terlalu memikirkan nya dan kembali fokus ke pekerjaan kalian masing-masing!" ujar seorang panita lomba. Setelah itu, suasana lomba mewarnai pun berlangsung normal kembali.
Sedangkan di sisi Alisa dan Reza.
Masih belum menyadari tentang kondisi anaknya terkini, mereka berdua sedang asik berkeliling di area mall untuk menghabiskan waktu bersama.
"Kringg," suara telefon dari ponsel milik Alisa.
"Haloo apakah ini dengan ibunya ananda Gracia?" tanya seorang panitia penyelenggara lomba.
"Ya benar ini dengan saya sendiri. Ada apa ya," sambung Alisa sedikit penasaran.
Panita penyelenggara lomba itu langsung mengonfirmasi bahwa Gracia mengalami sakit kepala berdasarkan laporan dari teman sebelahnya. Tidak hanya itu ia juga mengatakan bahwa Gracia diduga muntah dikamar mandi.
Mendengar informasi dari seorang panita penyelenggara lomba tersebut, Alisa panik dengan keadaan Gracia yang sekarang. Dia bergegas untuk menuju lantai pertama, tempat lomba mewarnai berlangsung.
Alisa berlari sekencang nya, sampai Reza hampir tidak bisa membuntuti Alisa itu. Sampai di tempat tujuan, Alisa menghela nafas.
Alisa membatin, "Huh akhirnya sampai juga dan semoga Gracia baik-baik saja..."
Reza yang tadinya mengejar Alisa akhirnya sampai didekat posisi Alisa.
"Lis dimana Gracia!?" tanya Reza mengeluarkan nada yang begitu panik.
"Aduh jangan panik dulu tenang dulu lah-" sambung Alisa dengan nada terpotong.
Reza menghela nafas.
"Bagaimana aku tidak panik. Gracia anakmu sekaligus anakku, jangan kekeh dong!" ujar Reza yang sengaja memotong pembicaraan Alisa.
Tidak banyak bicara dengan Alisa, karena sudah kesal. Pada akhirnya, Reza memutuskan untuk mencari panita lomba penyelenggara itu tadi.
Reza berjalan agak cepat. Ia membolak-balikan badannya untuk mencari seragam yang bertuliskan panita penyelenggara lomba mewarnai itu.
"Kak maaf untuk anak saya atas nama Gracia posisi dimana ya?" tanya Reza yang sudah menemui panita penyelenggara lomba itu.
Ternyata panita penyelenggara itu mengatakan bahwa kondisi Gracia terkini terbaring pingsan. Dia juga mengatakan posisi Gracia ada di puskesmas yang jaraknya berdampingan dengan mall itu.
"Baik terimakasih banyak untuk informasinya," kata Reza.
Reza segera menghampiri Alisa untuk mengajak ke puskesmas. Tidak perlu membawa kendaraan kembali, karena posisi puskesmas satu tanah dengan mal itu. Reza dan Alisa pun berjalan sembari menahan kecemasan nya pada kondisi Gracia terkini.
Pada akhirnya, mereka menemukan ruangan Gracia berada. Mereka juga melihat Gracia yang kondisinya terbaring pingsan dan kelelahan.
Karena sudah jelas bahwasanya Gracia pingsan, terpaksa mereka menunggu Gracia didalam ruangan tersebut sampai Gracia kembali sadar.
Beberapa menit kemudian.
"Aaaaa-" teriak Gracia yang baru terbangun dari pingsannya.
Alisa dan Reza kaget mendengar teriakan Gracia yang super keras itu.
"Gracia kamu baik-baik saja kan!?" tanya Reza dengan khawatir.
Gracia terdiam sejenak. Ia menoleh ke pandangan Reza. Pandangannya mulai seperti tidak mengenal sosok orang tuanya.
"K-kamu siapa," ucap Gracia dengan nada pelan. Semenjak terbangun dari pingsannya, Gracia mulai merasa lupa ingatan. Lupa ingatan ini atau bisa disebut dengan sebutan 'amnesia'.
"Apakah kamu tidak mengenal ayahmu.." kata Alisa yang agak sedikit shock.
Tidak lama kemudian, seorang Dokter yang bertugas untuk menangani Gracia telah hadir.
"Permisi pak bu maaf saya telat karena tadi ada urusan sebentar," ujar sang Dokter dengan penuh menghormati orang tua Gracia.
Alisa dan Reza menjawab secara bersamaan bahwa mereka tidak masalah bila sang Dokter telat. Mereka dengan senang hati tetap menjaga kehormatan dari sang Dokter tersebut.
Dokter itu langsung mengarahkan pandangannya ke Gracia. Ia melihat Gracia seperti kebingungan atas keberadaan. Ia juga menduga bahwa Gracia seperti amnesia.
Seorang Dokter membalikkan badannya. Lalu ia berkata, "Mohon maaf apa boleh saya mengetes ingatan anak perempuan ini. Karena sepertinya sedang amnesia..."
"Tentu boleh dan tidak ada larangan mengenai itu," sahut Alisa.
Dokter itu langsung menyelidiki ingatan Gracia. Langkah awal yang ia lakukan adalah dengan menanyakan identitas Gracia, mulai dari nama sampai ke tanggal lahir. Langkah terakhir, seorang Dokter itu ingin Gracia bercerita tentang kejadian yang pernah dialami oleh Gracia sendiri.
Ternyata saat di ketahui hasilnya, semua dikatakan bahwa Gracia mengalami amnesia lakunar. Amnesia lakunar adalah kondisi dimana seseorang mengalami hilang ingatan atas peristiwa tertentu.
Hal itu disebabkan karena dari langkah awal sampai dengan langkah terakhir yang dokter lakukan, Gracia menjawab dengan kebingungan. Perasaan nya seperti sudah asing untuk mengingat peristiwa yang pernah terjadi sebelum nya.
Setelah Gracia dinyatakan mengidap 'amnesia lakunar', ia dibawa pulang ke rumah untuk diobati dengan terapi okupasi sampai dengan perubahan gaya hidup. Semua dilakukan oleh orang tua Gracia yang sama-sama berjuang melawan penyakitnya.
Beberapa hari kemudian.
"Mama aku rindu!" kata Gracia sembari memeluk mamanya.
"Ya Tuhan sepertinya dia sudah balik ingatannya," batin Alisa dengan perasaan terharu.
Gracia pun menceritakan bahwa saat dirinya menuju kamar mandi, saat itu ia dalam keadaan sakit kepala dan tiba-tiba saja terbentur keras lalu pingsan dengan sendirinya.
"Tidak apa-apa sayang intinya semoga kamu selalu dalam lindungan sang kuasa ya. Tetap semangat berkarya karena mama yakin suatu hari nanti kamu pasti diundang untuk mengikuti lomba mewarnai lagi..." kata Alisa menuturkan nada lembut.
Gracia tersenyum sembari menatap paras mamanya yang begitu mengagumkan. Alisa juga terlihat secantik hatinya dimata Gracia dan membanggakan. Bagi Gracia, Alisa adalah sosok malaikat pendamping yang tak bersayap. Ia begitu bersyukur bisa memiliki ibu sebaik Alisa.
"Mama aku mencintaimu!" kata Gracia di malam hari sebelum tidur.
Alisa tertawa tipis mendengar perkataan Gracia yang sangat mengemaskan.
"Iya sayang. Oh ya jangan lupa besok ke dokter yuk mau tes kognitif buat kamu biar kedepannya kamu bisa terhindar dari amnesia lakunar," sahut Alisa.
Besoknya.
Tes kognitif bua Gracia berjalan lancar. Dikatakan bahwa hasil dari tes kognitif tersebut menandakan bahwa Gracia sangat teliti dan fokus.
"Dia sangat berbakat dalam bidang ini. Untuk besok sudah tidak perlu konsultasi ke saya karena perkembangan Gracia terlihat membaik," ujar sang Dokter.
Mendengar ujaran sang Dokter, betapa bahagianya ekspresi Alisa dan Reza ketika melihat ingatan anaknya kembali normal.