Cinta Berujung Maut

"Mari kita tunggu dan lihat, apa yang akan diputuskan oleh mereka. Tapi, aku berharap mereka mau melakukan autopsy!”, ucap Bagas.

Bagas sangat berharap keluarga Laura setuju untuk melakukan autopsy pada jasadnya. Hal itu, sangat di butuhkan untuk menjadi bukti awal dalam penyelidikan kasus ini.

Bagas yang tidak mau lagi mendengar percakapan yang tak seharusnya ia dengar itu dengan pengertian pergi meninggalkan rumah Laura.

Ia memilih percaya bahwa keluarga Laura akan segera melakukan autopsy pada jasadnya, lantaran berbagai kejanggalan mulai terkuak disini.

Terlebih lagi pernyataan sang nenek terkait kondisi Laura sebelum penemuan jasadnya, terlihat sangat mencurigakan dimata Bagas.

...***...

2 Hari Kemudian.

Kring..

Kring..

“Emm, halo!”, ucap Bagas pada orang yang menghubunginya.

“Hei, bajingan. Dimana posisimu sekarang?”, ucap orang diseberang sana.

Tentunya, Bagas tau siapa pemilik nada suara ini. Siapa lagi kalau bukan bosnya, yang selalu menyebut Bagas bajingan disetiap awal percakapan mereka via telepon.

“Ada apa sih pagi-pagi begini?”

“Pagi katamu?! Hei sialan, sekarang sudah pukul 10.00, dan kau masih saja tidur nyenyak saat orang-orang mulai meliputi berita besar!”, ucap sang atasan.

Ia tidak habis pikir apa saja yang dilakukan oleh Bagas beberapa hari ini hingga tidak memperlihatkan batang hidungnya di kantor, terlebih lagi Bagas selalu saja ketinggalan berita.

“Hem, berita besar?”

“Ho, hoo. Lihatlah, kau yang tidak tau apa-apa ini. Hei, kau masih Bagas yang aku kenalkan?”, ucap sang atasan memastikan dia tidak menghubungi orang yang salah.

“Ck,. Sudahlah, katakan saja apa maksudmu!”

“Lihatlah, emosinya. Hah, dia masih Bagas yang aku kenal”

“Jika hanya untuk mengoceh, akan kumatikan!”, ucap Bagas yang tidak mau mendengar ocehan tidak penting dari atasannya itu.

“Hei, hei.. Kau semakin kurang ajar, selama aku tidak melihat mu akhir-akhir ini”, ucap sang atasan yang tidak tahan dengan sikap sesukanya dari Bagas ini.

“Ah, sudahlah. Apa pun itu, kau pasti sudah tau masalah autopsy kan?”, tanya sang atasan yang membuat Bagas terbangun dari posisi baringnya.

Ia sangat terkejut mendengar masalah autopsy yang sangat ingin dilakukannya pada kedua jasad yang saat ini tengah diselidiki kasusnya.

Namun, Bagas sendiri tidak tau masalah autopsy apa yang tengah di bahas oleh sang atasan.

“Autopsy? Apa autopsy jasad Laura?”, tanya Bagas memastikan harapannya.

“Ohoo, lihatlah kau sudah tau itu. Ck, sesuai pradugaku. Tapi, kenapa kau tidak meliput beritanya? Kita kalah\_”

Tutttt…

Tuttt..

Bagas pun mematikan panggilannya, ia tidak ingin membuang waktunya dengan mendegar perkataan panjang lebar dari sang atasan yang saat ini marah pada dirinya, karena tidak meliput berita eklusif itu.

Terlebih lagi dialah orang yang pertama kali mencurigai kecelakaan tunggal yang dinyatakan pihak kepolisian beberapa hari lalu.

Kemudian, Bagas pun bersiap-siap untuk segera pergi melihat lokasi yang saat ini menghebohkan lantaran berita diliput oleh berbagai media disana.

Dan, dalam waktu 30 menit. Bagas pun tiba di lokasi, yang kini telah dipenuhi orang- orang dari berbagai kalangan.

Dan, kebanyakan dari mereka hanya ingin meramaikan suasana saja.

Pemakaman Kota J.

“Ck, lihatlah orang-orang ini. Apa yang mereka lakukan berkumpul disini?”, ucap Bagas.

Bagas yang melihat seseorang yang dikenalinya, mendekat ke arah orang itu yang saat ini mengunakan masker supaya tidak ada yang mengetahui bahwa dirinya ada disana.

Namun Bagas tau siapa orang itu, barulah ia mendekat untuk bertanya apa saja yang telah ia lihat saat Bagas tidak ada.

“Tentu saja, untuk meliput berita yang saat ini trending di media sosial. Tapi, apa yang dilakukan oleh reporter kompeten ini, kenapa dia malah tidak ikut meliput berita?”, respon orang itu.

Putra, yang sudah berada disana sejak pagi. Ia cukup terkejut melihat Bagas yang baru datang, disaat semua media telah merilis berita atas kecurigaannya pada kasus ini.

Namun, tetap saja ia yang lebih trending. Sebab para penggemarnya sibuk menanyakan kenapa ia tidak muncul dan merilis bertia setelah membuat kehebohan beberapa hari lalu!.

“Jangan katakan padaku, kau baru bangun dan datang kemari setelah dihubungi oleh seseorang”, tebak Putra.

“Ck, urus saja urusanmu. Lagi pula kenapa pihak keluarga Laura tidak mengatakan apa pun padaku terkait masalah ini?”, ucap Bagas.

Ia tidak tau bahwa pihak keluarga Laura akan melakukan autopsy pada jasadnya, bahkan hari ini adalah hari penggalian kuburan Laura.

Entah apa yang telah terjadi dipihak Laura, namun Bagas bisa menebak bahwa pihaknya tidak ingin Bagas terlibat pada kasus ini.

Lantaran takut Bagas akan menjadikan kasus ini sebagai keuntungannya semata, namun sayangnya mereka salah menilai terhadap Bagas.

“Hahh, apa kau polisi?”, tanya Putra dengan lirikan tak percaya Bagas menjadi sepercaya diri itu bahwa ia akan di percayai oleh pihak keluarga Laura.

“Hah, jangan lupa dengan rumor mu. Sadarlah, betapa hebatnya kau dalam mengiringi sebuah bertia. Ck, ck, kau sudah dikeluarkan dari kasus ini”, ucap putra.

Namun perkataan Putra itu tidak membuat Bagas berkecil hati, lantaran ia tidak pernah berniat untuk mencari keuntungan pada setiap kasusnya.

Hanya saja, orang-orang diluar sana yang selalu berlebihan menanggapi setiap berita yang ia temukan, hingga selalu menjadi top pencarian teratas.

Bahkan, ia tidak peduli dengan asumsi buruk apa yang keluarga Laura miliki akan dirinya saat ini. Lantaran, yang ada dibenak Bagas saat ini adalah, mengungkapkan fakta dibalik itu semua.

“Aku bahkan tidak mengatakan aku masuk dalam kasus ini, lalu bagaimana mungkin aku di keluarkan?!”, jawab Bagas.

“Yah, katakan lah. Aku baru saja memulai kasus ini, dan aku akan masuk ke kasus ini bila semua prasangka ku benar, ok!”, jelas Bagas.

“Cih, lihatlah gaya mu!”, ucap Putra.

Ia benar-benar senang atas respon Bagas yang hanya berfokus pada kasus yang ingin ia pecahkan, hingga tidak peduli akan rumor apa yang beredar tentang dirinya saat ini.

“Siapa dokter yang akan melakukan autopsy, pada jasad Laura?”, tanya Bagas.

Ia tau, apa pun penemuan pada jasad ini akan di rahasiakan pada public. Jadi, ia butuh meletakkan orang yang bisa memberinya informasi yang sebenarnya pada jasad Laura.

“Tenanglah, aku tau apa ke khawatiranmu!”, ucap Putra yang jauh lebih berpengalaman pada kasus seperti ini dari pada Bagas.

Tentunya, ia sudah menempati seseorang yang ia kenal. Ia tidak mau melewatkan satu jejak pun, pada kasus yang tengah ia selidiki.

"Jadi kau sudah menempatkan seseorang disana?", tanya Bagas.

Ia ingin memastikan sejauh mana persiapan yang telah dilakukan Putra. Karena bila Putra tidak menempatkan kenalannya maka, Bagas lah yang akan melakukan hal itu.

Bagas yang sudah tidak bisa lagi berpaling dari kasus ini, tidak ingin melewatkan kesempatan apa pun.