bercerita tentang seorang ibu rumah tangga bernama Rini yang sudah hidup bersama dengan suami nya bernama Edi selama 20 tahun lamanya. Rini menikah dengan Edi bukan berdasarkan cinta. Rini menikah dengan Edi karena Edi adalah suami pilihan orang tua nya. kisah ini menceritakan konflik di masa lampau dan juga menceritakan Lika liku kehidupan rumah tangga nya yang sedang dijalani saat ini. dari cerita ini kita belajar bahwa pilihan orang tua pun belum tentu baik dan walaupun tidak begitu buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lidia Grace Giawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Rencana Pulkam
"Mas.. Yakin kamu mau pulang kampung?" tanya Siska.
"Yakin lah dek, mas udah 3 tahun gak pulang, ngasih kabar juga enggak." jawab Edi
Siska memasang wajah cemberutnya.
" Nanti mas bakal ketemu sama anak dan istri mas?" tanya Siska dengan wajah memelas
" Ya iyalah dek, mas kan pulang karena mau lihat anak mas, istri, ibu , dan keluarga mas di kampung " ucap Edi.
" Aku mau ikut mas !!!" ucap Siska yang membuat Edi seketika melongo
"Ha..??? Mau ikut?? Aneh kamu sis, mana mungkin mas bawa kamu pulang ke kampung mas. Apa kata keluarga mas nanti nya." ucap Edi sedikit emosi
"Ya aku mau ikut mas biar keluarga mas tau tentang hubungan kita." jawab Siska tak mau kalah.
"Jangan aneh-aneh kamu sis, aku tidak mau jika istri dan keluarga ku tau tentang hubungan kita. ingat kamu hanya wanita simpanan mas di perantauan" ucap Edi
Degg perkataan Edi bak pisau yang menancap sempurna di hati siska.
"Jahat kamu mas"!!!
jawab Siska singkat karena tak mampu berkata-kata lagi.
...***************...
...Di desa kondisi ibu mertua semakin memburuk. Makan dan minum pun sudah susah. karena ibu mertua Rini susah menelan apapun yang masuk kedalam mulut nya....
...Mau dibawa ke rumah sakit tapi Linda, Lia dan Nur juga tidak punya penghasilan yang mencukupi untuk biaya rumah sakit....
...Boro-boro mau bawa ibu mereka ke rumah sakit, bahkan selama Edi pergi merantau bisa dibilang Rini yang jadi tulang punggung keluarga mertua nya itu. Rini harus memenuhi kebutuhan anak nya , dirinya, ibu mertua nya dan juga para iparnya....
" Edi,, Edi,," ucap ibu mengigau dengan Suara yang lemas
"Bu.. Sadar bu, ibu kenapa?" tanya Nur menyadarkan sang ibu.
"Kapan mas mu akan pulang Nur, seperti nya umur ibu sudah tidak lama lagi. Dan sebelum ibu pergi ibu ingin melihat anak-anak ibu berkumpul " ucap ibu lemas sambil menitikkan air mata.
"Sabar ya bu, ibu harus kuat. Aku yakin mas Edi akan segera pulang dan kita akan berkumpul lagi seperti dulu" jawab Nur berusaha memenangkan sang ibu.
"Sudah lah bu, jangan terlalu memikirkan mas Edi dia saja tidak mengingat kita disini."ucap Lia yang terlihat kesal karena sang ibu selalu mengigau tentang Edi.
" Benar Bu kata Lia. Lebih baik ibu memikirkan kesehatan ibu saja." timpal Linda.
...Sedangkan Rini yang sedari tadi berada dikamar sang ibu tidak mengatakan apapun. Rini hanya fokus menyuapi anaknya yang kini sudah beranjak dari bayi kecil menjadi anak balita yang lincah....
"aaa buka mulut nya sayang... Ayo makan sayang.. Amm nyam nyam.. Anak pintar" suara Rini yang sedang merayu anak agar mau makan.
"Kasihan cucu ibu, sampai sekarang belum melihat bagaimana wajah ayah nya dan belum merasakan kasih sayang dari ayahnya " ucap ibu mertua
" Iya Bu, apa mas Edi tidak rindu dengan anaknya" timpal Nur
"Sudah lah bu, tidak apa-apa cucu ibu adalah anak yang kuat dan nanti juga akan bertemu dengan ayahnya jika sudah waktunya" ucap Rini dengan senyum samar.
...Di luar memang Rini terlihat tegar dan kuat, namun saat sendiri Rini akan menangis membayangkan betapa berat cobaan yang harus dia rasakan setelah menikah. Hanya Rania yang membuat Rini tetap kuat dan tabah menjalani hidup nya begitu berat saat ini....
...****************...
"Dek bantu Abang berkemas ya." ucap Edi pada Siska.
...Namun Siska hanya diam dan tak mau menanggapinya. Siska masih marah dan tak Terima dengan pertanyaan Edi yang mengatakan bahwa ia hanyalah wanita simpanan....
"Dek kok diam aja sih???" bentak Edi yang heran melihat Siska diam saja.
"aku tidak mau membantu mas berkemas. Mas baik kalau ada mau nya aja sama aku"!! jawab Siska.
"Dek tolong lah jangan begitu. Dari awal mas udah bilang sama kamu kalau mas ini adalah lelaki yang sudah berkeluarga ini adalah fakta yang harus kamu terima dek. Jika kamu memang tidak bisa Terima ya sudah kita akhiri semua nya aku akan kembali pada istri dan anakku" ucap Edi
"Iya mas aku tau semaunya. Tapi dengan apa yang sudah kita lalui selama ini mana mungkin mudah bagi ku untuk melepas mu mas" ucap Siska sambil menangis terisak-isak.
...kemudian Edi mendekatkan dan memeluk Siska....
"Sudahlah dek jangan menangis, maafkan mas." ucap Edi yang berusaha menenangkan Siska.
"Aku sedih mas.. Tolong jangan tinggalkan aku" jawab Siska yang masih saja menangis.
"Mas tidak akan meninggalkan mu dek. Mas hanya pulang kampung sekitar dua Minggu saja" ucap Edi.
"Ah yang benar mas tidak bohong kan?" tanya Siska.
"Iya dek.. Mas gak bohong mas masih terikat kontrak kerja dek. Jadi tidak mungkin mas tidak kembali lagi kesini." ucap Edi.
...mendengar itu Siska merasa tenang, bagi nya status tidak begitu penting yang penting adalah Edi tetap dalam genggamannya sekarang....
"Ya sudah aku bantu mas berkemas sekarang apa saja yang mas butuhkan untuk dibawa pulang ke kampung" tanya Siska yang memecahkan kehilangan
"Oh iya dek, kita ke konter dulu yok temani mas beli hp biar mas bisa tetap ngabarin kamu nanti" ucap Edi.
"Wahhh mas.. Gak nyangka mas bisa kepikiran begitu Beliin aku juga ya mas, hp aku udah gak bagus" ucap Siska dengan suara manja.
"Iya dek.. Ya udah sana siap siap dulu" ucap Edi.
...****************...
Beberapa jam berlalu..
Tuttt... Tuttt... Tutttttt
Hp Lia berdering ada nomor tak dikenal menelpon.
"(halo ini siapa ya?)" Lia
"(Halo ini mas Edi, ini Lia ya?)" Edi
"(Mas Edi.. Ya ampun mas kemana aja baru ngasih kabar)" Lia
"(Maafin mas Lia, mas sibuk kerja dan mas juga baru punya hp sekarang makanya baru bisa kasih kabar sekarang.)" Edi
"(Hem baiklah mas)" Lia
"(Oh ya mas mau bicara dengan ibu)"Edi
"(yah mas Lia lagi di pasar, nanti saja telepon kalau Lia sudah di rumah nanti Lia sudah berada di rumah sekitar jam 7 malam mas)"Lia
"(oh begitu, baik lah. Mas nanti sibuk. Mas hanya ingin memberitahu kalau mas akan pulang dalam Minggu ini. Ok ya sudah, sampai kan salam untuk ibu, dan Rini.)" Edi.
"(Baik lah mas)" Lia.
Sambungan telepon terputus.
"Mas Edi pulang... Kabar baik ini, pasti ibu bakal senang sekali mendengar hal ini" gumam Lia.
...****************...
"Mas itu tadi yang ngomong sama mas siapa?" tanya Siska
"Oh itu adik perempuan ku namanya Lia" jawab Edi
"Oh begitu ya mas.." Siska
"Iya dek. sekarang mas mau antar kamu pulang" ucap Edi
"Ahh tidak mau mas, Siska mau disini aja sama mas." ucap Siska dengan mata berkaca-kaca
" Gak enak sama tetangga dek, nanti kita diomongin emang kamu mau jadi bahan omongan tetangga?" ucap Edi
"Aku masa bodo dengan omongan para tetangga. Yang penting sebelum mas pulang kampung aku ingin terus berada didekat mas. biar nanti gak terlalu rindu saat mas sedang jauh dari ku " ucap Siska yang berusaha merayu Edi.
"Hemm baiklah. Kamu memang pandai sekali menjawab" ucap Edi yang terkekeh melihat tingkah Siska.
...****************...
"Aku pulang... Tolong bukain pintu nya"!! Pekik Lia dari depan rumah.
"Iya sebentar mbak" teriak nur dari dalam rumah.
...Nur pun bergegas membuka pintu untuk Lia yang sudah memekik tidak sabar di depan rumah....
...akhirnya pintu terbuka dan Lia langsung nyerocos....
"Lama banget buka pintu nya, di luar banyak nyamuk habis aku di gigitin" ucap Lia yang terus mengomel.
"Ya maaf mbak.. Udah jangan marah marah ntar cepat tua loh mbak." ucap Nur
"Idih amit-amit kamu aja tuh yang cepat tua." ucap Lia.
"hemm mbak mbak, cantik-cantik emosian" gumam Nur
...Lia pun berlalu meninggalkan Nur di ruang tamu. Lia bergegas untuk membersihkan diri lalu kemudian makan malam dan setelah itu Lia masuk ke kamar ibu nya untuk menyampaikan informasi tentang Edi....
"Bu.. sudah tidur?" tanya Lia pelan
"Eh nak sudah pulang.. Belum nak ibu tidak bisa tidur" jawab ibu dengan suara lemas nya.
"Setelah mendengar apa yang akan ku beritahu pasti ibu akan bisa tidur dengan nyenyak" ucap Lia
"Emang nya apa yang ingin kamu beritahu nak" Jawab ibu
"Tadi mas Edi tiba-tiba nelpon aku Bu, katanya dia mau pulang bu dalam Minggu ini" ucap Lia yang terlihat gembira
"Haa Yang benar nak" tanya ibu tak percaya
"Iya Bu..benaran." jawab Lia.
"Syukurlah akhirnya mas mu akan pulang" ucap ibu yang menangis terharu.
"Oh ya nak , kamu udah tau kapan pasti mas mu akan pulang?" tanya ibu.
"Tidak tau kapan pastinya bu, katanya sih dalam minggu ini." jawab Lia
"Tolong telepon mas mu lagi, ibu ingin mas mu pulang besok hari." ucap ibu.
" Baiklah Bu" jawab Lia tanpa pikir panjang langsung menelpon ke nomor Edi.
...****************...
"Mas.. Telepon mas berbunyi " pekik Siska
"telepon dari siapa dek.. ?" pekik Edi dari dalam kamar mandi karena Edi memang sedang mandi.
"Dari Lia mas.." jawab Siska.
"Waduh gawat.. Jangan di angkat dek. SMS saja kamu pura-pura jadi mas, bilang kalau mas sedang sibuk dan tidak bisa berbicara sekarang." ucap Edi
...Kemudian Siska menuruti perkataan Edi dan mengirimkan pesan pada Lia sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh Edi....
"tinkkk tinkkkk pesan masuk pada ponsel Lia."
"Ada SMS dari mas Edi bu.. Katanya dia sedang sibuk dan tidak bisa bicara sekarang" ucap Lia pada sang ibu.
"Ya sudah kalau begitu balas saja. Katakan pada mas mu bahwa ibu sakit keras dan ibu meminta supaya mas harus pulang besok hari." ucap ibu.
"Baiklah bu." ucap Lia
"Jangan beritahu pada Rini jika mas mu akan pulang, biar jadi kejutan" ucap ibu
"Hem iya bu ya sudah aku masuk istirahat dulu, cape seharian di pasar." ucap Lia yang berlalu meninggalkan sang ibu.
