NovelToon NovelToon
BUMI DAN LUKANYA

BUMI DAN LUKANYA

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:93.3k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Cahayaku

Kalo nanti kita gak bisa ketemu lagi dan aku nggak bisa tahu gimana keadaan kamu aku cuma berharap semoga hari-hari kamu baik ya semoga kebahagiaan selalu menyertai mu dan semoga kamu gak Pernah ngerasain sakit apa yang aku rasain, " Bumi langit Baskara

Kata orang cinta itu harus diperjuangkan Tapi apa mungkin gue harus Perjuangkan cewek yang gak Pernah menghargai gue

Bumi langit Baskara

" Luna gue cinta sama lo " Bumi langit Baskara

" Apa lo bilang lo cinta sama gue " Luna Calista

" iya "

" Maaf Bumi gue itu gak Cinta sama lo gue gak mungkin Pacaran sama Cowok miskin kayak lo Nanti apa kata orang nanti seorang Luna Calista berpacaran sama Cowok miskin, " Luna Calista

" Luna Bersamamu adalah impian ku Namun apakah Takdir masih bisa berpihak kepadaku aku Takut jika aku gak bisa bikin kamu bahagia,"

Ini kisah yang sangat sederhana Tentang anak laki-laki yang bernama Bumi, Bumi yang selalu memberi Cinta kepada Luna namun sebaliknya Luna yang selalu membuat dia hancur

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Cahayaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. MY CRUSH

Di dalam kamarnya kini Luna masih membaringkan tubuhnya yang terasa lemas. Kepalanya sudah tidak sepusing tadi Pagi namun tubuhnya masih terasa lemas.

Gadis itu masih mengingat jelas kalimat-kalimat yang keluar dari mulut kedua orang tuanya. Apakah setidak peduli itu mereka Padanya ? Padahal saat ia kecil, mereka selalu memperhatikannya telaten dan Penuh kasih sayang. Kenapa semua seolah berubah setelah kematian kakek dan neneknya. Dua orang yang tidak kalah Penting di hidupnya.

" Non ayo makan, nanti buburnya dingin, " ujar Bi Ijah yang sedari tadi membujuk gadis itu untuk makan.

" Aku gak laper Bi Taruh aja di situ buburnya, " sahut Luna

" Tapi Non harus makan, biar cepet sembuh. Supaya tuan dan nyonya tidak marah lagi, " ujar Bi Ijah mengelus kepala Luna

Luna memejamkan matanya saat merasakan usapan lembut di kepalanya. Usapan yang seharusnya ia dapatkan dari maminya, namun malah ia dapatkan dari Pembantunya. Gadis itu mendongakan kepalanya menatap Bi Ijah dengan sendu.

" Makasih ya Bi, selalu ada untuk Luna. Makasih selalu rawat dan sabar ngadepin Luna yang keras kepala, " ujar gadis itu dengan mata berkaca-kaca.

" Non gak boleh ngomong gitu Memang sudah tugas Bibi untuk merawat Non Luna. Bibi sudah anggap Non Luna seperti anak Bibi sendiri," sahut Bi Ijah merapikan rambut gadis itu.

Mendengar itu membuat Luna semakin tersentuh akan kebaikan wanita Paruh baya di hadapannya. Wanita lain yang bukan ibunya, menyayanginya seperti anaknya sendiri.

" Emang cuma Bibi yang bener-bener tulus sayang sama aku, " ujar gadis itu langsung memeluk erat Bi Ijah.

" Aku sayang banget sama Bibi, " ujar Luna didalam Pelukan Bi Ijah.

" Bibi juga sayang sama non Luna. Jangan sedih lagi ya, ada Bibi disini. Non Luna gak sendirian, " ujar Bi Ijah mengusap lembut rambut gadis itu.

Tok tok tok

Suara ketukan Pintu mengalihkan atensi keduanya. Luna mengerutkan keningnya, siapa orang malam malam datang ke rumahnya ? Apakah teman kantor mama dan Papanya ?

" Siapa ya Bi "

" Bibi juga gak tau non. Bibi cek dulu ke bawah ya," sahut Bi Ijah berjalan menuju Pintu utama.

Bumi menghentikan motor Vespa miliknya di depan sebuah rumah dengan gerbang yang tinggi menjulang. Setelah mengantar Alya Pulang tadi, cowok itu tidak langsung Pulang melainkan berniat menghampiri gadisnya terlebih dahulu. Siapa lagi jika bukan yang sudah memenuhi isi hatinya saat ini.

" Nyari siapa mas " Tanya Pak Sopyan yang merupakan satpam rumah gadis itu.

" Saya temanya Luna Pak. Saya kesini mau jenguk Luna Apa boleh," Tanya Bumi dengan sopan.

" Oh boleh atuh Ayo silakan masuk Ketuk aja Pintunya ya tugas saya cuma jaga gerbang soalnya," ujar laki-laki Paruh baya tersebut yang langsung membukakan gerbangnya.

Dengan tangan menyangking sekresek bubur ayam yang ia beli di tempat langganannya cowok itu berjalan mendekati memasuki Pekarangan rumah Luna yang terlihat begitu mewah dengan tanaman dan lampu-lampu yang indah.

Saat tiba di Pintu utama tanpa Pikir Panjang Bumi langsung mengetuk Pintu kayu kokoh itu beberapa kali.

Tok tok tok

" Luna "

" Kok gak nyaut " gumam Bumi.

Tok tok tok

" Luna suami mu ingin menjenguk mu ! Apakah kamu baik-baik saja, " Ujar Bumi mengeraskan suaranya sembari terus mengetuk Pintu tersebut.

" Buset, udah kaya Romeo lagi ngapelin juliet gue. Tapi mana ada Romeo bawa bubur ayam, " celetuk Bumi menyadari tingkahnya.

" Luna ! Aku menunggu di depan Pintu ! Kapan kamu membukakan Pintu, " Teriak Bumi lagi.

" Buset keren banget gue " gumam Bumi menyugar rambutnya kebelakang dengan Penuh Percaya diri.

Mendengar langkah seseorang dari dalam rumah Bumi langsung memasang wajah coolnya. Tidak lupa ia mengunyah Permen karet yang baru saja ia beli di supermarket tadi.

" Hai Luna ----- "

Senyum yang tadi terpancar diwajah Bumi seketika sirna begitu saja saat melihat orang dibalik pintu tersebut.

" Ibu siapa " Tanya Bumi dengan wajah cengo.

" Kok tanya saya. Kamu yang siapa malam malam datang kerumah ini, " Sahut Bi Ijah dengan tatapan heran melihat remaja di hadapannya.

" Ekhem. Saya temanya Luna Bu. Ibu Pasti neneknya Luna ya ? Kenalin Bu saya Bumi orang Paling ganteng sejagat raya yang mencintai Luna dengan apa adanya, " ujar Bumi menyalimi tangan Bi Ijah dengan kalimat celetukan dari mulutnya.

" Hahaha "

Melihat Bi Ijah tertawa terbahak-bahak membuat Bumi semakin bingung letak kelucuannya dimana.

" Apa yang salah ? Gue emang ganteng, rambut gue rapi kaya mau kondangan, muka gue bening kinclong. Apa yang diketawain coba, " Batin Bumi

" Apa yang lucu ya Bu " Tanya Bumi

" Kamu itu Pede sekali ya. Tapi, memang kamu ganteng si. Tadi kamu bilang, kamu temanya non Luna ya ? Tapi saya bukan neneknya. Saya Pembantu dirumah ini, " ujar Bi Ijah terang-terangan.

" Loh jadi ibu bukan neneknya Luna "

" Gak usah Panggil ibu, Panggil aja Bi Ijah. Kamu ada Perlu apa kesini,"

Bumi yang gugup sekaligus malu Pun menggaruk lehernya yang tidak gatal.

" Saya kesini mau jengukin Luna Bu, eh Bi. Luna gimana dia baik-baik aja kan ? Sakitnya enggak Parah kan ? Dia masih bisa jalan kan ? Dia juga masih ingat wajah saya yang ganteng ini kan," Cerocos Bumi

Bi Ijah menatap heran ke arah cowok yang ada di hadapannya. Tampan, hanya saja sikapnya sangat aneh.

" Non Luna ------ "

" Gue baik-baik aja "

Ucapan Bi Ijah terhenti saat Luna tiba-tiba keluar dengan wajah yang masih terlihat Pucat.

Melihat Luna yang Pucat dan lemas sontak membuat Bumi semakin dilanda rasa bersalah yang begitu dalam. Pasalnya setelah Pulang dengannya, gadis itu jadi sakit seperti ini.

" Luna Lo gak apa-apa kan ? Lo masih inget gue kan ini semua gara-gara gue. Maafin gue ya, harusnya gue gak biarin Lo ujan-ujanan malem itu, " cerocos Bumi menangkup kedua Pipi gadis itu.

Luna terdiam saat merasakan tangan dingin Bumi menyentuh Permukaan Pipinya. Entahlah gadis itu terkejut, sekaligus malu dengan Perasaan tak biasa. Sedetik setelahnya gadis itu tersadar dan langsung menjauhkan tangan Bumi dari Pipinya.

" Apaan sih gak sopan ! Gue gak apa-apa lebay banget sih Lagian ini juga bukan salah Lo kok," ujar Luna

Bumi menundukan kepalanya merasa bersalah. Namun Dimata Luna, saat ini Cowok itu terlihat menggemaskan. Seperti anak kecil yang tengah dimarahi ibunya.

" Maaf gue terlalu khawatir sama kondisi Lo, " ujar Bumi

" Ya Udahlah gak usah dipikirin. Sekarang Lo mau apa,"

Bumi mendongakan kepalanya menatap Luna wajah murungnya berganti dengan senyuman yang terukir di bibir lelaki itu.

" ini gue bawain bubur ayam langganan gue. Bukan bubur mahal sih, tapi ini enak, bersih, gak gue kasih racun juga. Jadi Lo gak Perlu takut buat makan bubur ini, " terang Bumi menyerahkan kresek bubur tersebut kepada Luna

Melihat Luna hanya diam membuat Bumi kembali menundukan kepalanya.

" Lo gak mau ya " Tanya cowok itu dengan nada rendah.

" Kata siapa ? Gue mau. Sini, mumpung lagi laper juga. Kasian liat muka Lo, ngenes gitu, " ujar Luna dengan jutek menerima kresek makanan tersebut.

Bumi tersenyum lebar saat melihat gadis itu menerima Pemberiannya. Meskipun terlihat terpaksa namun Bumi cukup bahagia.

Melihat Bumi hanya diam dengan terus tersenyum kepadanya membuat Luna mengerutkan keningnya. Apakah cowok yang ada di hadapannya ini tengah kesurupan ? Aneh sekali Namun sangat menggemaskan bukan ?

" Terus Lo ngapain masih di sini ? Balik gih. Gue mau istirahat, "

" Oh iya ya. Yaudah gue balik ya. Jaga diri baik-baik, cepet sembuh biar sekolah lagi dan ketemu gue. Gue yakin Lo kangen sama gue, " ujar Bumi

" Selamat malam cantik " ujar Bumi mengacak rambut gadis itu.

Luna membulatkan matanya saat melihat tingkah Bumi Padanya. Bahkan Bi ijah juga ternganga tak Percaya melihat tingkah anak remaja yang tidak ia kenal itu.

" Assalamualaikum " ujar Bumi berjalan mundur menuju Pagar sembari terus menatap ke arah Luna yang masih terpaku denagn Perilakunya.

" AKU PULANG DULU CEPET SEMBUH YAAA,"

" DADA CANTIK KU "

" GOOD NIGHT MY CRUSH,"

Luna tak bisa menahan kerutan senyum dibibirnya melihat tingkah Bumi yang menggemaskan saat memberikan kis bay untuk dirinya. Bahkan cowok itu terlihat melompat kegirangan saat Luna tanpa sadar menggerakkan telapak tangannya selamat tinggal membalas ucapan Bumi.

" Saya duluan Pak " Bumi mengangkat tanganya kearah Pak Sopyan yang sejak tadi tertawa melihat tingkahnya

" iya Hati-hati di jalan "

" Siap Pak " ujar Bumi sambil menyalahkan motornya

Tanpa Bumi sadari tepat setelah ia melajukan motornya, ia berpapasan dengan mobil milik Arga yang baru saja Pulang dari kantornya bersama dengan intan. Dua orang tua itu menatap tajam saat melihat Bumi berpapasan dengannya.

Sudut bibir Arga terangkat menunjukan senyum smirk disana. Tanganya bergerak mengambil sebuah benda Pipih disaku kerjanya.

" Saya ada tugas untuk kalian " ujarnya pada seseorang di seberang telepon

......................

Setelah menemui Luna di rumahnya, sejak tadi senyum di bibir tebal Bumi tak kunjung hilang. Cowok yang kini mengendarai motornya itu terlihat begitu bahagia malam ini, meski tadi sempat mendapat mendapat sebuah hal kurang mengenakan dirumah sakit mengenai kondisinya. Namun entah mengapa setelah menemui gadisnya itu semua rasa sedih nya hilang dan berganti kebahagiaan. Kebahagiaannya memang sederhana jika menyangkut gadisnya.

Bumi melajukan motornya dengan kecepatan sedang, cowok itu juga seperti menikmati hembusan angin malam yang menerpa tubuhnya.

" Ayah Bunda Bumi bahagia malam ini, " Ujar Bumi dari balik helmnya.

Sesaat setelah mengatakan kalimat itu terdengar suara knalpot dari beberapa motor di belakangnya.

Brum

Bumi sekilas melirik melalui kaca spion motornya, terlihat tiga motor sport yang dikendarai oleh orang-orang berbaju hitam itu seakan mengikutinya dari belakang. Entahlah Perasaannya berubah menjadi tidak enak saat itu.

" Peduli amat, males ribut gue " gumam Bumi saat melirik Pemotor itu.

Bumi sempat menghiraukan pemotor itu karna mengira bahwa mungkin mereka adalah anggota geng Xarior yang menjadi musuhnya. Ia memilih lebih cepat melajukan motornya, untuk menjauhi Pemotor itu.

" Ngapain sih, gabut amat ngikutin gue. Ngefans Lo sama gue," Ujar Bumi melirih Pemotor itu melalui spion lagi.

Namun ia dibuat semakin kesal saat tiga Pemotor itu kini mengejar motor Vespa, bahkan terlihat mereka ugal-ugalan mengendarainya

" Ngajak balapan mereka Makan tuh asap knalpot motor gue yang belum ganti oli," Gumam Bumi menarik gas motornya hingga menimbulkan asap Putih tebal yang keluar dari knalpot motornya.

" RASAIN " Pekik Bumi meledek ke arah mereka.

Beberapa belokan berlalu dan Pemotor itu masih mengejarnya. karena memang motor Vespa bukanlah lawan motor sport akhirnya tiga Pemotor ugal-ugalan itu berhasil mengepung motor Bumi.

" Eh buset ngajak ribut beneran nih orang, " ujar Bumi saat motornya diPepet oleh ketika motor itu.

Bugh

Menyadari bahwa mereka bukanlah anggota Xarior Bumi yang merasa terancam itu Pun sebisa mungkin berusaha menghindari Pemotor misterius itu. Namun saat hendak menarik gas motornya tiba-tiba salah satu dari mereka memukul Punggung Bumi menggunakan sebuah tongkat baseball dengan kuat.

Brakk

Bumi yang merasa Punggungnya sangat sakit Pun tidak bisa mengendalikan laju motornya hingga oleng dan menabrak trotoar jalanan yang cukup sepi dan menimbulkan dentuman cukup kencang Dengan susah Payah Bumi yang merasa seluruh tubuhnya linu akibat benturan keras jalanan itu pun berusaha mengangkat motornya yang menindih salah satu kakinya.

Setelah berhasil bangun Bumi langsung berjalan mendekati tiga pemotor itu dengan sempoyongan.

" WOY ANJING SIAPA LO " Pekik Bumi Penuh amarah saat Pemotor misterius itu malah pergi begitu saja.

" GUE SUMPAHIN BAN MOTOR LO BONCOR DIJALAN SIALAN,"

" Setan ! Hoodie seratus ribu gue, langsung robek gini lagi Mana baru gue Pake dua kali lagi, " Ujar Bumi menyadari Hoodienya sobek dibagian lengan karena gesekan aspal.

Bumi mengalihkan Pandangannya menatap ke arah motor Vespanya yang cukup ringsek dibagian bodynya. Tanpa mengindahkan lutut dan lenganya yang mengeluarkan darah Bumi langsung mengecek kondisi motor kesayanganya itu.

" Astaga motor gue udah ringsek aja Padahal kemarin baru gue bawa ke bengkel. Mana duit gue abis lagi buat ke dokter tadi, " ujar Bumi berjongkok disamping motornya dengan wajah Pasrah.

" Baru aja gue seneng-seneng, eh langsung nyusruk nyium aspal gini, "

Sudut matanya menangkap sebuah batu di dekat trotoar yang di bungkus menggunakan kertas. Ia yakin Pasti ini ulah Pemotor misterius tadi.

" Apaan nih "

Dengan Penuh Penasaran, jemarinya mengambil batu berbalut kertas tersebut. Matanya membulat sempurna melihat tulisan yang ada di kertas tersebut.

...INI PERINGATAN PERTAMA JAUHI LUNA SEBELUM TERLAMBAT KAMU TIDAK PANTAS UNTUK GADIS ITU...

Setelah membaca surat Peringatan itu, sejenak ia terdiam memikirkan siapa Pelakunya. Merasa ini menyebalkan Bumi langsung melempar batu tersebut ke Pinggir jalanan dan memasukan kertas itu kedalam saku celananya. Entahlah apa yang dilakukan cowok itu.

" Cih. Dipikir gue takut ? Ya enggaklah, gak ada sejarahnya Bumi itu takut Kecuali takut sama tuhan,"

" Gue gak akan berhenti cuma karena surat ancaman gak jelas ini, " lanjut Bumi terkekeh kecil.

Suara derap langkah beberapa orang mengalihkan atensinya

" Mas gak apa-apa ? Saya tadi liat mas nya jatuh dari motor Mas ada yang luka," Tanya seorang bapak-bapak dan dua orang lainnya yang baru saja tiba. Terlambat.

" Telat Pak telat. Gue udah bangun dari Nyungsepnya baru Pada nongol, " batin Bumi

" iya Pak saya gak apa-apa. Cuma luka kecil aja saya mau langsung Pulang aja motornya masih bisa jalan kok. Saya duluan ya, " ujar Bumi kembali menyalakan mesin motornya.

......................

1
Anonymous
hmmm 😍😍😍😍
Anonymous
next Thor
Anonymous
cieeee akhirnya jadian😍😍😍
Anonymous
akhirnya jadian 😍😍😍😍
Anonymous
cieee akhirnya jadian juga
Anonymous
semangat Thor
Anonymous
cieee akhirnya jadian
Anonymous
next Thor aku tunggu
Tiara
next Thor
Tiara
jangan lama-lama Thor
Tiara
cieee akhirnya jadian juga 😀😀😀
Tiara
next Thor aku tunggu
Anonymous
next Thor
Anonymous
Cieee akhirnya jadian
Anonymous
next Thor
Anonymous
jangan lama-lama Thor aku tunggu
Anonymous
next Thor
Anonymous
semangat ya👍👍👍
aku
next Thor
aku
jangan lama-lama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!