Nadif, seorang pria tampan berusia 30 tahun yang hidupnya miskin dan hancur akibat keputusan-keputusan buruk di masa lalu, tiba-tiba ia terbangun di Stasiun Tugu Yogyakarta pada tahun 2012- tahun di mana hidupnya seharusnya dimulai sebagai mahasiswa baru di universitas swasta ternama di kota Yogyakarta. Diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan masa lalunya, Nadif bertekad untuk membangun kembali hidupnya dari awal dan mengejar masa depan yang lebih baik.
Karya Asli. Hanya di Novel Toon, jika muncul di platform lain berarti plagiat!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernicos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nadif - Bab 25: Stressed Out
Hari sebelum Festival Musik Tahunan, Jakarta dipenuhi dengan suasana yang penuh antusiasme.
Di rumah mewah Jessy yang terletak di kawasan elit kota Jakarta Pusat, suasana terasa istimewa.
Dengan desain modern dan arsitektur mewah, rumah ini dilengkapi dengan studio musik pribadi yang menjadi pusat persiapan Nadif.
Di sinilah Nadif, seorang musisi pendatang baru dengan rahasia besar—dia adalah seorang time traveler—sedang mempersiapkan penampilannya untuk acara besar keesokan hari. Lagunya, yang telah dia aransemen ulang dengan sentuhan personal, akan dibawakan di panggung utama Festival Musik.
Dengan pengetahuan dari masa depan, dia memiliki keuntungan yang tak dimiliki oleh musisi lainnya—kemampuan untuk menghadirkan lagu-lagu hits dari tahun-tahun mendatang ke panggung saat ini.
Nadif tampak sibuk dengan berbagai peralatan musik dan partitur, namun raut wajahnya menunjukkan kecemasan yang mendalam.
“Sayang, kamu udah kerja keras banget. Kamu juga butuh istirahat. Jangan terlalu keras sama diri sendiri,” kata Jessy dengan lembut sambil mendekat.
Nadif mengangkat wajahnya dari piano dengan senyum yang penuh kecemasan.
“Iya, tapi ini pertama kalinya aku bakal tampil di depan ribuan orang. Aku masih ngerasa gugup.”
Jessy mengusap bahu Nadif dengan lembut, memberikan ketenangan melalui sentuhan hangatnya.
“Kamu sudah siap kok. Ini waktunya buat rileks dulu dan nikmatin malam ini. Gimana kalau kita ke kamar aja? Mungkin aku bisa bantu kamu biar ngerasa lebih tenang.” kata Jessy lembut sambil menggenggam tangan Nadif.
Nadif setuju dan mereka berdua berjalan menuju kamar tidur yang elegan dan nyaman. Jessy mematikan lampu utama dan menyalakan lampu malam yang lembut. Suasana kamar berubah menjadi romantis dengan pencahayaan redup yang menambah suasana intim dan hangat.
Begitu mereka memasuki kamar, Jessy memulai proses melepaskan pakaian Nadif dengan lembut, membuat setiap gerakan terasa penuh perhatian dan menenangkan.
"Udah kamu diem dan nikmatin aja, aku mau bikin kamu lebih Relax malam ini sayang."
Jessy kemudian dengan hati-hati melepaskan pakaiannya sendiri. Tubuhnya yang sensual terlihat menawan dalam pencahayaan lembut. Dua pegunungan Jessy, yang lumayan besar dan kencang, menonjol dengan indah di bawah cahaya kamar. Kulitnya yang halus dan lembut memancarkan cahaya alami, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sempurna dari setiap sisinya.
Setiap bagian tubuh Jessy menggugah rasa kagum. Pinggangnya yang ramping melekuk dengan anggun ke arah pinggul yang indah dan berisi. Kaki-kaki panjangnya yang elegan, terbentuk dengan proporsi yang seimbang, melengkapi penampilannya yang sangat sensual. Seluruh tubuhnya terlihat seperti hasil karya seni, menonjolkan setiap lekuk dengan sempurna.
Dengan lembut, Jessy duduk di atas Nadif. Gerakan lembutnya membuat tubuh Jessy yang montok dan penuh menyentuh tubuh Nadif dengan intim. Setiap pergerakan dari Jessy terasa sangat menyenangkan dan menenangkan. Nadif merasakan setiap detil keindahan tubuh Jessy dengan sangat jelas—dada Jessy yang penuh, perutnya yang rata dan mulus, serta kulitnya yang hangat dan memikat.
“Sayang, ini rasanya enak banget” kata Nadif, menghela napas dalam-dalam.
Jessy tersenyum penuh kasih, terus bergerak dengan lembut di atas Nadif.
"Kamu suka aku diatas gini?"
"Iya suka kok."
“Syukur deh kalo kamu suka. Malam ini aku bakal melayani kamu sampai kamu puas.”
Tangan Nadif aktif menjelajahi tubuh Jessy dengan lembut, merasakan kehangatan dan kelembutan kulitnya. Tangannya bergerak dengan penuh kasih sayang di sepanjang punggung Jessy dan pinggangnya. Sesekali, tangannya menyentuh dada Jessy yang kenyal dan padat, merasakan sensasi yang sangat memuaskan.
“Kamu pinter banget bikin aku lupa semua stresku,” lanjut Nadif, sambil memegang lembut kedua aset Jessy yang cukup besar dan kenyal.
Jessy mengerutkan kening dengan senyum nakal, menanggapi sentuhan Nadif dengan respons yang penuh gairah.
“Aku pengen bikin kamu feeling better. Aku tahu kalo besok penting banget buat kamu.”
Dengan setiap gerakan lembut dan penuh gairah Jessy, dan sentuhan tangan Nadif yang penuh kasih, keintiman malam itu semakin mendalam. Tubuh Jessy yang indah dan sensual, serta aroma tubuhnya yang memikat, menciptakan momen penuh gairah dan kehangatan.
Sementara tangan Nadif terus menyentuh tubuh Jessy dengan lembut, terutama bagian dada Jessy yang padat, keintiman mereka semakin kuat, memperdalam hubungan emosional dan fisik di malam tersebut.
Nadif merasakan sensasi yang luar biasa dari setiap gerakan Jessy di atasnya. Dengan setiap goyangan lembut, Nadif merasa ketegangan dan stresnya menghilang.
“Sayang, sering sering kau kaya gini." katanya dengan napas yang terengah-engah.
Jessy tersenyum puas, merasakan kepuasan dari tanggapan Nadif.
Setelah aktivitas yang penuh gairah dan intim, Nadif merasa sangat puas dan relaks. Keberadaan Jessy di sampingnya dan kehangatan tubuhnya membuatnya merasa sangat tenang dan siap menghadapi hari besar yang akan datang.
Ketika keduanya akhirnya berbaring di ranjang, Jessy memeluk Nadif erat, memberikan rasa nyaman dan aman. Nadif merasakan kehangatan dan kelembutan Jessy yang membuatnya semakin relaks. Mereka saling memeluk dengan lembut, keintiman malam itu menyatukan mereka dengan cara yang mendalam.
“Sayang, makasih ya buat malam ini,” kata Nadif, sambil merasakan kedekatan Jessy.
“Aku ngerasa siap buat besok.”
Jessy tersenyum, membalas pelukan Nadif dengan penuh kasih sayang.
“Aku bakal selalu ada buat kamu, sayang. Selamat tidur dan semoga kamu mimpi indah.”
Keduanya akhirnya tertidur dalam pelukan satu sama lain, dengan rasa puas dan ketenangan yang mendalam. Nadif merasa sangat siap untuk menghadapi Festival Musik keesokan harinya, berkat dukungan dan kasih sayang Jessy yang membuatnya merasa tenang dan bahagia.
Kita sebagai pembaca seolah dibawa oleh penulis buat ngerasain apa yg Nadif alamin. Keren bangettt 🌟🌟🌟🌟🌟
semangat berkarya ya thor🙏🏽
#Gemes aku bacanya klw MC-nya Naif kaya gini.
Harusnya MC lebih Cool dan benar2 fokus memperbaiki diri, bahagiain keluarga, memantapkan karirnya. Jangan diajak2 RUSAK, malah mau...🙄