NovelToon NovelToon
Komedi Romantis Kala Korona

Komedi Romantis Kala Korona

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Persahabatan / Harem
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: pisanksalto

Pandemi korona, tidak mengubah apapun dari hidup Niki Arsenio. Ia tetap tidak punya pacar. Boro-boro pacaran, punya teman saja tidak. Salahnya, karena lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain game alih-alih bergaul dengan anak-anak sebaya.

Sampai suatu ketika, Niki terperangkap oleh kecerobohannya sendiri. Akibat mengabaikan tugas sekolah, ia terpaksa menjadi pacar untuk tiga orang cewek sekaligus!

Bagaimana mungkin? Cewek? Mau jadi pacarnya? Udah gitu tiga orang pula!?

Dengan channel youtube yang harus diurus dan UAS yang sudah di depan mata, nggak ada waktu untuk Niki berpikir.

Demi membuktikan diri dan mempertahankan password WiFi, Niki pun harus berjibaku dengan plot klise seperti di anime-anime komedi romantis. Mampukah Niki melakukannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pisanksalto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Confess = Stress (Part 1)

Aku duduk bersandar di tiang kayu gazebo yang nampak mengkilap. Jaketku sudah dilepas. Diletakkan di atas meja kayu bundar, sebelahan buku paket kimia yang dibiarkan terbuka.

Efek pasca serangan Ferra lima belas menit yang lalu masih terasa. Meninggalkan sensasi aneh, di kepala, dada, dan—ah, aku nggak mau membahasnya. Aku menyemburkan napas. Biar begitu, tugas tetaplah tugas. Dari pengalamanku, terlalu lama menunda-nundanya hanya akan membawa kesialan. Jadi, kuambil pulpen, dan mulai membaca soal yang tertera.

Dan seolah semesta tak mengijinkanku menghindari nasib sial, saat itu juga, terdengar decit lantai kayu yang diinjak. Aku melirik sekilas. Ferra. Setelah tindakannya yang membuat pikiranku nggak karuan, Ferra pamit mandi. Mengajakku ikut masuk ke rumah. Yang tentu saja langsung kutolak dengan sopan. "Menunggu di gazebo saja," kataku.

Ayolah, meski aku mendamba-dambakan situasi itu dan sudah kepalang senang, sebagai cowok, aku tetap tahu diri. Nggak enak rasanya berduaan sama cewek yang orang tuanya lagi nggak ada di rumah. Percaya, deh.

Aku lekas duduk tegap saat Ferra mendekat. Setelah mandi, Ferra nampak lebih segar. Tambah adem, saat melihatnya mengenakan blouse biru berleher longgar dan rok putih di bawah lutut.

Ferra duduk menghadapku di seberang meja. "Padahal kita nggak sepenuhnya berduaan di rumah. Ada Tya dan Mbak Siti mengawasi." Emang siapa yang menjamin? Di tempat terbuka saja Ferra sudah berani menjajah jarak aman denganku, apalagi di dalam rumah yang notabene merupakan area tertutup. "Aku tahu! Kamu takut kalau-kalau nggak bisa menahan diri, kan?" tebaknya, dengan tampang seolah baru saja memecahkan misteri paling misterius di dunia.

Yang aku takutkan itu justru kamu, Ferra! Anggap nggak terjadi apa-apa diantara aku dan Ferra. Tapi bagaimana dengan benak orang-orang kalo Ferra ngajak cowok ke dalam rumah sedang orang tuanya nggak ada? Pastinya 'SUS' semua! Sangat mencurigakan! Dan aku, dengan segala ke warasan akal yang masih kumiliki, kuusahakan agar tidak menambah masalah lagi.

"I-iya, makanya kita di luar saja," jawabku, seraya tersenyum canggung.

Ferra mengangguk, mengetik pesan di smartphone-nya. "Terserah, deh. Kamu yang rugi. Biar kuminta Tya bawa camilannya ke mari kalo gitu." Selesai berkirim pesan, Ferra pun menopang kepalanya dengan tangan. Mata kami berserobok. Kayak black hole, matanya yang hitam malam, menarikku untuk masuk ke dalam dan menikmati keindahannya. Terlihat makin manis dengan tahi lalat di bawah mata kiri.

Sadar akan tatapanku yang terlalu lama, aku mengerjap. Membuang muka ke air mancur di seberang taman. Apa-apaan kamu, Niki?! Lebih lama lagi bisa-bisa Ferra salah paham! Disangka pelecehan nanti. Buru-buru kutundukkan kepala, lanjut mengerjakan soal. Sampai mana tadi? Bentuk molekul dari CCl4 yaitu? Ah. Easy peasy lemon squeezy. Jawabannya, C. Tetrahedral!

"Kamu ternyata rajin, ya." Ferra berkomentar, nampak nggak risih dengan tatapanku barusan. Aku mendesah lega. Syukurlah.

Entah maksud Ferra ngeledek atau gimana, nyatanya kubalas juga, "Bukannya rajin, sih. Kepaksa. Pukul 12 dikumpul. Kamu kan tau Pak Ryzal terkenal dengan tugas yang deadline-nya nggak ngotak? Kamu sendiri? Nggak ngerjain?"

Aneh mendengar kalimat itu keluar dari mulutku. Definisi sungguhan dari menelan ludah sendiri, tapi ludahnya nyangkut di kerongkongan.

Ferra mengangkat bahu. "Baru sebagian. Langsung berhenti pas kamu WA mau kemari."

Mendengar aku disebut, membuatku penasaran. Ide untuk mengalihkan perhatian pun muncul. "Sudah sampai mana?" tanyaku kemudian.

Ferra mengeluarkan buku tulis dari dalam ranselnya. Aku menyambut buku bersampul batik itu dan membaca isinya. Dan seketika, rasa ingin menyobekknya muncul. Baru sebagian dari mananya?! Ini, sih, udah selesai! Flexing tugas! Sialan!

Selain itu, tulisannya pun nggak kaku akibat efek jarang menulis pas belajar daring. Tulisan Ferra tetap rapi dengan ciri khas huruf 'g' kecil berbentuk spiral memanjang nan cantik. Beda banget sama tulisanku yang bentuknya lebih mirip spiral-nya Junji Ito.

"Jangan nyontek, ya!" ancam Ferra.

Aku mendengus. "Aku juga bisa ngerjain sendiri." Kukembalikan bukunya.

"Oh ya? Aku, sih, dibantuin Tya. Dari dulu, otakku udah nggak mudeng sama Kimia. Proton, elektron, neutron, emoticon. Nyampur dalam satu atom. Apaan sih? Nggak jelas. Bentuknya aja nggak pernah ngeliat. Aku lebih suka biologi. Mempelajari dan membelah organ hewan-hewan kecil tak berdaya itu selalu bikin aku ketagihan!" Ferra menyengir. Tertawa menyeramkan. Matanya terbelalak. Napasnya berat tak beraturan.

Aku bergidik. Mama, Niki mau pulang!

Menyadari aku yang sudah mengkeret di bawah meja, Ferra berdehem. Image cewek anggunnya kembali. "Niki, bukankah lebih bijak kalo kamu selesain tugasmu sendiri sebelum mengurus tugas orang lain?"

"Ah iya! Makasih, Ferra, udah ngingetin," Aku pun mengambil pulpen.

Namun, saat aku hendak melanjutkan menulis rumus-rumus molekul di buku, Ferra menahan tanganku. "Bukan tugas yang itu, Niki Arsenio. Jangan bilang, kamu lupa tugas utamamu: Menemukan kalimat yang tepat untuk menembakku. Aku sudah kasih kamu waktu, aku pun sudah berdandan. Sekarang, aku ingin mendengarnya."

1
Primordial Allheaven
sedihnya
Primordial Allheaven
setelah sekian lama Thor, muncul juga volume 2
pisanksalto: hmm, aku ingat beberapa nama yg sering vote dan komen diwp. tp siapapun kamu pokoknya makasih banyak udah ngikutin Niki sampai sini :)
Primordial Allheaven: benar
total 3 replies
Primordial Allheaven
ada rencana bikin volume 2?
pisanksalto: ada dong^^
thank you dah mampir
total 1 replies
Kaworu Nagisa
Keren banget! Aku nggak sabar nunggu babak berikutnya ⚡️
pisanksalto: siapp
total 1 replies
ⱮαLєƒι¢єηт
Ngakak
pisanksalto: hehe, salken jg kak
ⱮαLєƒι¢єηт: Sama2, Thor.
Baca sampe bab 2. asyik ceritanya, rapi tulisannya.

salam kenal/Smile/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!